Ansy Lema Tegaskan Tak Boleh Korbankan Konstitusi

  • Bagikan
IST BAKAR SEMANGAT. Ansy Lema saat menghadiri apel satgas PDI Perjuangan di alun-alun Kota Kupang, Sabtu (24/8).

Hadiri Apel Satgas PDI Perjuangan di Kota Kupang

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID – Bakal calon gubernur (bacagub) NTT dari PDI Perjuangan, Fransiskus Yohanis Lema atau Ansy Lema menegaskan bahwa siapapun tak boleh mengorbankan konstitusi untuk kepentingannya.

Politikus yang juga aktivis '98 mengatakan hal ini ketika menghadiri apel satgas PDI Perjuangan di alun-alun Kota Kupang, Kelurahan Kelapa Lima, Sabtu (24/8) pagi.

"Apel satgas ini merupakan panggilan sejarah untuk berjuang menegakkan konstitusi," tegasnya.

Kepada awak media usai apel, Ansy mengatakan, PDI Perjuangan adalah partai yang didedikasikan untuk menghidupkan dan memekarkan spirit Proklamasi Bung Karno.

Menurutnya, kemerdekaan dalam iklim demokrasi hari ini benar-benar harus ditumbuhkan dan dimekarkan. Dan, selanjutnya, rujukan dalam bernegara, bermasyarakat dan berbangsa itu adalah konstitusi. "Konstitusi itu harus ditaati oleh seluruh anak bangsa dan PDIP tentu terusik ketika konstitusi diletakkan di bawah kepentingan kelompok tertentu, kepentingan penguasa," kata Ansy.

Anggota DPR RI periode 2019-2024 ini menjelaskan, PDI Perjuangan tidak hadir hanya dalam rangka kontestasi pilkada, namun partai ini ingin memastikan bahwa kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat harus berada pada rel dan jalur konstitusional.

"Karena itu, hari ini (Sabtu, 24/8, red) adalah panggilan sejarah bagi seluruh kader PDI Perjuangan. 30 tahun lalu ketika tahun 1998 saya adalah salah satu bagian yang terlibat langsung dalam proses reformasi, turun langsung ke lapangan bersama aktivis lain seperti Adian Naputupulu, Masinton Pasaribu dan lain-lain untuk menumbangkan rezim totaliter Orde Baru," ujar Ansy.

Ansy mengaku menyayangkan dinamika hari-hari terakhir ini, di mana neototalitarianisme menjadi ancaman yang serius untuk keutuhan negara.

"Hari ini kami ada di sini ingin memastikan bahwa konstitusi, Pancasila, kebhinekaan Indonesia tidak boleh dikorbankan oleh kepentingan kelompok-kelompok pragmatisme yang memutar balik arah demokrasi dan reformasi," tandas Ansy.

Sementara itu, Ketua DPD PDI Perjuangan NTT, Emelia J Nomleni mengatakan, DPP PDI Perjuangan memilih NTT sebagai daerah di timur Indonesia pertama yang lakukan apel satgas.

Menurutnya, PDI Perjuangan konsisten berpegang teguh pada konstitusi. "Kami yang ada di tingkat DPD, DPC sampai ke anak ranting, bertugas untuk menyampaikan kepada rakyat, supaya rakyat memahami haknya, supaya rakyat bersama PDIP, kita berjuang bersama-sama," tegas politikus perempuan yang akrab disapa mama Emi itu.

Ketua DPRD NTT ini menambahkan, apel satgas yang dihadiri ribuan kader PDI Perjuangan akhir pekan kemarin merupakan panggilan sejarah.

Seluruh kader merasa terpanggil untuk merangkul dan memeluk rakyat, tidak saja dengan retorika, dengan omong-omong, tapi bersama-sama rakyat mengetahui apa yang menjadi haknya.

"Dengan demikian rakyat juga sadar apa yang menjadi kewajiban negara untuk dia," ujar Emi. (aln/ays/dek)

  • Bagikan