Bank Indonesia akan Kembangkan Payment ID

  • Bagikan
FENTI ANIN/TIMEX BERI PENJELASAN. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjajati memberikan penjelasan kepada media, di kantor BI NTT, beberapa waktu lalu.

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Timur menjelaskan bahwa, nantinya Bank Indonesia akan mengembangkan payment ID. Payment ID ini akan dimiliki oleh setiap orang untuk bertransaksi.

"Nanti akan lebih aman untuk seluruh transaksi, payment ID juga akan bisa ditelusuri oleh Bank Indonesia sebagai regulator dan juga oleh lembaga perbankan," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjajati.

Dia menjelaskan, paymant ID ini akan sangat memudahkan dan sangat aman, sehingga dalam setiap transaksi, dilakukan dimana dan oleh siapa bisa ditelusuri dengan baik, yang akan menjadi masukan bagi Bank Indonesia untuk mengembangkan produk-produk lain, dan bagi lembaga jasa keuangan juga.

"Sebenarnya payment ID sudah dimiliki oleh beberapa marketplace seperti Tokopedia, mereka sudah memiliki pola user dan nasabahnya," jelasnya.

Kemudian dari sisi industri, kata dia, akan dikolaborasikan lebih erat sehingga sistem pembayaran tidak hanya di Bank Indonesia tetapi juga melibatkan industri-industri besar.

"Nantinya akan dikurasi terlebih dahulu, industri mana saja yang dari sisi keamanannya baik dan sisi transaksinya juga besar, nantinya akan digandeng oleh Bank Indonesia untuk pengembangan blueprint di tahun 2030 nanti," ungkapnya.

Bank Indonesia juga terus berinovasi di bidang digitalisasi. Salah satunya yang dilakukan Bank Indonesia Provinsi NTT yaitu dengan menyelenggarakan event tecnokreasi untuk mendorong generasi muda untuk menyampaikan ide mereka untuk percepatan implementasi blueprint di tahun 2030 nanti.

Saat ini, kata Kepala BI NTT, bahwa penggunaan QRIS terus bertumbuh baik di Indonesia dan akan terus dikembangkan.

"Kalau sekarang QRIS sudah bisa dipakai di Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand, nantinya akan dikembangkan ke delapan negara lagi, seperti Korea Selatan, Jepang dan Uni Emirat Arab," jelasnya.

Sementara untuk layanan BI Fast juga akan terus dikembangkan, yang nantinya akan terkoneksi dengan fast payment di beberapa negara tersebut. (thi/dek)

  • Bagikan