JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID– Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim gencar melakukan transformasi pendidikan. Salah satunya adalah digitalisasi pendidikan yang menjadi salah satu bentuk efisiensi untuk kinerja tenaga kependidikan.
Sejumlah digitalisasi pun telah hadir agar memudahkan kerja pendidikan nasional, seperti Platform Merdeka Mengajar (PMM), Rapor Pendidikan, Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (ARKAS), maupun Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah).
Visi Nadiem Makarim untuk mentransformasi pendidikan di Tanah Air melalui upaya digitalisasi menuai apresiasi kalangan muda generasi Z (gen Z). Menurut Rian Fahardy yang merupakan Presiden Gen Z, selama masa Mendikbudristek Nadiem Makarim cukup banyak media penunjang untuk meringankan beban kerja administratif guru dan meningkatkan kualitas belajar di kelas.
Rian mengatakan, kemajuan teknologi mepunyai andil besar untuk kemajuan pendidikan dan sumber daya manusia. Dengan demikian para penggunanya juga mesti cepat beradaptasi.
“Ada platform SIPLah dan ARKAS yang mendorong pengelolaan dana BOS supaya lebih mudah dan transparan karena cuma bisa belanja di platform SIPLah, sekarang jadi bisa lebih murah diawasi dan mengurangi celah korupsi. Ada juga PMM yang bikin guru bisa saling sharing dan lebih kreatif memberikan pelajaran,” ujar Rian, Selasa (27/8).
Manfaat positif dalam kegiatan pendidikan dengan digitalisasi juga diungkapkan para tenaga pendidiik. Muhammad G Arifoeddin, seorang tenaga pendidik SMP Negeri 2 Soe, Timor Tengah Selatan, NTT, mengaku kehadiran PMM membuat dirinya benar-benar merasakan menjadi guru.
“Saya pernah sakit, lalu ketika masuk para murid menyampaikan bahwa kalau bapak yang mengajar lagi menjadi menyenangkan. Sebab bisa belajar sambil ada inovasi bermainnya,” papar Arifoeddin.
Begitu juga dengan guru SMP Negeri 4 Saradan, Madiun, Jawa Timur, Lia Peni Susilowati. Ia bercerita saat pertama kali mengenal dan menggunakan aplikasi PMM menjadikan pembelajaran terdiferensiasi dan lebih maju.
Sebagai informasi, perangkat digital yang tersaji saat ini untuk kegiatan pendidikan Indonesia memang memiliki peran lebih memudahkan. Sebut saja PMM yang memberi akses ke Kepala Sekolah dan guru untuk saling berbagi metode pembelajaran yang inklusif serta menyenangkan sehingga meningkatkan kompetensi literasi tenaga kependidikan.
Lainnya, Rapor Pendidikan dapat membantu sekolah menyesuaikan apa saja komponen indikator yang harus dievaluasi dan dilakukan pembenahan dengan berbasis pada data akurat tersedia.
Sedangkan ARKAS ditujukan agar menciptakan pengelolaan dana Bantuan Operasonal Sekolah (BOS) jadi transparan dan efektif sehingga keungan satuan pendidikan akuntabel sekaligus mengurangi beban kerja guru.
Kemudian SIPLah yang memberikan kemudahan bagi setiap sekolah untuk belanja kebutuhan kegiatan belajar-mengajar dari dalam jaringan (daring). Sistem ini mewujudkan jaminan proses yang transparan serta aman untuk memudahkan laporan penggunaan dana BOS.
Terkait transformasi pendidikan melalui digitalisasi, Nadiem Makarim mengungkapkan, teknologi mendukung pendidik dan tenaga kependidikan untuk semakin maju dan berkembang.
Nadiem melanjutkan, guna mendukung pengembangan sumber daya manusia Maka diciptakanlah bermacam platform teknologi agar dapat meningkatkan kapasitas dan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan.
Sedangkan Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemendikbudristek Yudhistira Nugraha mengatakan pihaknya kin sedang menyusun Peta Rencana Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) Tahun 2024-2029. Oleh sebab itu, lanjut Yudhistira, platform pendidikan punya dasar hukum yang kuat untuk dilanjutkan pemerintahan ke depan. (jpc/thi/dek)