Pasar Konstruksi Stabil, Pefindo Kerek Peringkat SIG

  • Bagikan
PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS KEUANGAN SEHAT: Pembangunan rumah sakit di Surabaya beberapa waktu lalu. Industri konstruksi yang semakin stabil berdampak peringkat PT Semen Indonesia (Persero) Tbk mendapat nilai pengelolaan utang yang lebih baik.

SURABAYA,TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) kembali mengalami kenaikan peringkat pengelolaan utang oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Capaian tersebut diraih dengan proyeksi pasar konstruksi yang semakin stabil.

Corporate Secretary SIG Vita Mahreyni menjelaskan, Pefindo telah menaikkan peringkat perseroannya dari idAA+ Positif menjadi idAAA Stabil. Keputusan tersebut dibuat tidak hanya melihat kinerja keuangan perusahaan yang baik, tapi juga kondisi pasar konstruksi yang makin baik.

"Sebagai pelaku industri strategis pendukung pembangunan negara, kami berhasil mempunyai posisi pasar yang kuat dengan didukung fasilitas produksi dan logistik yang terdiversifikasi dengan baik," ucapnya kemarin (25/8).

Dia menceritakan, peringkat SIG oleh Pefindo dimulai idAA+ Stabil pada 2017. Nilai tersebut sempat menurun pada 2019, idAA+ Negatif. Posisi kembali turun menjadi idAA Stabil pada tahun yang sama karena kenaikan nilai interest bearing debt yang signifikan menjadi Rp 33,6 triliun per Juni 2019.

Vita mengatakan, kenaikan peringkat SIG itu merefleksikan kondisi keuangan yang sehat dan posisi perusahaan yang kuat sebagai market leader industri.

"Sebagai langkah untuk melanjutkan komitmen menjaga kinerja tetap positif, SIG berfokus pada penguatan kapabilitas dalam penyediaan solusi bahan bangunan inovatif yang ramah lingkungan," ungkapnya.

Membaiknya citra SIG juga tak terlepas dari membaiknya industri. Menurut laporan pertumbuhan ekonomi kuartal II, konstruksi masih menjadi lima besar, baik soal kontribusi maupun pertumbuhan.

Sektor tersebut tumbuh 7,29 persen secara year-on-year. Sementara itu, kontribusinya terhadap total PDB mencapai peringkat keempat dengan sumbangan 9,63 persen.

Untuk meningkatkan daya saing perseroan, SIG berupaya mencapai peningkatan operational excellence dengan menerapkan prinsip ekonomi sirkular. Misalnya, penggunaan bahan bakar alternatif dari limbah industri, biomassa, dan sampah perkotaan yang diolah menjadi refuse-derived fuel (RDF).

"Penggunaan bahan bakar alternatif ini tidak hanya membantu dalam mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Tetapi, juga mendukung inisiatif perusahaan dalam pelestarian lingkungan dan dekarbonisasi," ungkapnya.

Sepanjang semester pertama 2024, SIG telah melunasi Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2019 senilai Rp 3,36 triliun. Pelunasan obligasi tersebut berujung pada penurunan liabilitas berdampak bunga SIG dan penurunan beban keuangan sehingga mendukung capaian profitabilitas yang positif. (bil/c7/dio/thi/dek)

  • Bagikan

Exit mobile version