KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Yohanes Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto menaruh perhatian serius terhadap sektor perikanan, pertanian dan peternakan karena sektor ini memiliki potensi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Disisi lain masyarakat nelayan, tani, dan ternak menyumbang angka kemiskinan terbanyak.
Ansy Lema usai mendaftar, menegaskan bahwa program prioritas ketika dipercaya memimpin NTT maka berfokus pada bidang pertanian, peternakan dan perikanan.
"Banyak yang menyebut NTT dengan plesetan akronim negatif. Saya merubah ini dengan paradigma atau mindset positif, optimistik dan konstruktif dengan Nelayan Tani Ternak (NTT). Sektor-sektor ini akan dikerjakan secara serius untuk menjadi sektor unggulan dan andalan," katanya.
Alasan sektor tersebut menjadi prioritas karena dengan data yang ada, NTT dengan angka kemiskinan kurang lebih 19 persen. Dari data ini, kemiskinan adalah masyarakat desa umumnya berprofesi sebagai petani/peternakan dan nelayan. Dalam konteks ini, kemiskinan NTT yakin petani, peternak dan nelayan.
"Tragisnya, segmen kemiskinan ini merupakan segmen terbesar atau mayoritas di NTT. Ini merupakan sektor ekonomi primer tetapi memiliki nilai tambah yang kecil. Kami sebagai pemimpin ditantang untuk bisa menaikkan kelas tiga sektor ini," sebutnya.
Perhatian konkrit juga dikerahkan pada keterhubungan antar wilayah terutama wilayah yang memiliki potensi nelayan, tani dan ternak. Sehingga infrastruktur perlu ditingkatkan sebab akan mengurangi dan mempercepat masyarakat.
"Pasti ada yang tanya uangnya dari mana?. Gubernur itu memiliki satu kewenangan atau otoritas besar yakni asistensi yang merelasikan hubungan antara gubernur dan bupati maka akan ada disinkronkan program kerja," tegasnya.
Hal yang akan dibereskan Ansy-Jane adalah nelayan tani ternak, aspek pendidikan, kesehatan dan infrastruktur.
Pada kesempatan tersebut ia menyampaikan alasan memilih Jane Natalia Suryanto sebagai wakil. Menurutnya, Jane merupakan seorang polisi berlatar belakang pengusaha dengan kemampuan teknokratis yang sangat baik.
"Ketika kita bicara tiga sektor prioritas nelayan tani ternak dari hulu sampai hilir
maka disitulah peran ibu Jane. Bagaimana membangun rantai pasok yang baik kemudian menjadi daya ungkit dan energi guna menggerakkan sektor ini," ungkapnya.
Menurutnya, paket Ansy-Jane merupakan pasangan paling unik dan khas sebab wakil gubernur nya adalah seorang perempuan. “Saya memilih ini dengan perenungan dan alasan mendasar. Persoalan NTT lebih kepada eksistensi kesejahteraan kaum perempuan. Diskriminasi terhadap perempuan, human trafficking, kualitas dan akses pendidikan serta kesehatan terhadap kaum perempuan. Kultur patriarki dalam struktur masyarakat NTT belum sepenuhnya memberikan ruang kepada kaum perempuan dan berkeadilan karena itu wakil gubernur seorang perempuan bisa menjadi mama bagi mana-mana, perempuan tolong perempuan,” terangnya.
"Menarik karena disebelah sana ada duet politisi dan mantan polisi, di ujung sana ada duet mantan tentara dan politisi, kalau di kami ada duet politisi berlatar belakang akademisi dengan politisi berlatar belakang pengusaha sukses,” tambahnya.
Kepada masyarakat NTT, ia menegaskan agar tidak perlu ragu dengan Ansy dan Jane, sebab pasangan ini mengerti akan persoalan yang dialami masyarakat.
“Kami tahu solusinya karena kami belajar dari mentor politik bernama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok),” pungkasnya.
Sedangkan Calon Wakil Gubernur NTT, Jane Natalia Suryanto menyadari bahwa setiap pasangan kepala daerah tentu memiliki program prioritas di seratus hari pertama menjabat sehingga akan bahas dan akan disampaikan melalui visi misi dan program kerja.
Program yang akan dikenakan akan fokus kepada pemberdayaan pada bidang pertanian, peternakan dan perikanan. Sebab yang diinginkan adalah masyarakat yang mandiri dan berdaya.
"Saat ini saya memiliki lebih dari 100 UMKM binaan. Saya tidak mau memberikan ikan tapi saya ingin memberikan pancingnya," analoginya.
Menurutnya, untuk kemajuan NTT harus dimulai dari kemandirian. Karena itu perlu diperbanyak pancing bukan perbanyak ikannya.
Secara pribadi mengaku tidak pernah merasakan fenomenal ketika melihat politik itu sebagai pelayanan ditingkatkan tertinggi maka kebahagiaan yang dirasakan adalah melihat masyarakat bahagia, mandiri, maju dan mampu merasakan apa yang selama ini orang lain rasakan.
"Hal ini yang sebenarnya menjadi fenomenal yang sesungguhnya tapi saya belum merasakan hal itu," ungkapnya.
Ia juga menyinggung soal ambisi yang saat ini dibahas masyarakat. Menurutnya ambisinya dianggap selesai baik itu di bidang pendidikan, karier maupun bisnis.
"Bagi saya ambisi saya telah selesai. Pendidikan S1-S2 di luar negeri Pernah bekerja di empat negara berbeda, dan pernah mengunjungi 65 negara serta 22 kabupaten/kota di NTT. Saya juga memiliki perusahaan yang mempekerjakan kurang lebih 1000 karyawan. Termasuk memberikan beasiswa pendidikan kepada 75 orang mahasiswa. Jadi disitulah kebahagiaan saya," ungkapnya.
Kepada seluruh masyarakat, ia mengaku jika ingin fenomenal maka harus mengeluarkan NTT dari tiga besar kemiskinan ke sebelas besar.
"Kita akan bekerja maksimal untuk keluarkan NTT dari rangking sepuluh besar kemiskinan," pungkasnya. (cr6/ays/)