KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Pasangan bakal calon wali kota dan bakal calon wakil wali kota, Alexander Foenay dan Isyak Nuka yang dikenal dengan paket ASIK, secara resmi mendaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Kupang, Kamis (29/8).
Pendaftaran dihadiri oleh pendukung dan tokoh politik dari enam partai pengusung. Yaitu Partai Demokrat, Partai Buruh, Partai Garda Republik Indonesia, Partai Gelombang Rakyat Indonesia dan Partai Bulan Bintang, yang memberikan dukungan penuh kepada paket ASIK.
Dalam sambutannya, ketua tim pemenangan, Maudy Dengah menyampaikan bahwa Alexander Foenay dan Isyak Nuka telah melalui proses panjang sebelum mendapat surat keputusan (SK) yang diperlukan untuk mendaftar sebagai calon.
"Kami sangat berjuang untuk paket ini, sampai ada bahasa bahwa Partai Demokrat joker mati tangan, namun Tuhan menolong kami dan akhirnya bisa sampai ke titik ini dengan pendaftaran paket ASIK," ungkapnya.
Setelah menerima berkas pencalonan, KPU akan melakukan proses verifikasi untuk menilai kelengkapan dan keabsahan dokumen yang telah diserahkan. Bersama dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), KPU akan memastikan bahwa semua persyaratan terpenuhi sebelum menetapkan paket ASIK sebagai calon resmi.
Alexander Foenay dalam konferensi pers mengatakan bahwa Kota Kupang adalah kota transit sehingga harus dimanfaatkan dengan baik untuk mendatangkan pendapatan bagi daerah. Pariwisata, pendidikan, transportasi menjadi hal penting untuk kemajuan Kota Kupang.
"Wisata di NTT sangat banyak dan sangat menjual dan pintu masuknya ada di Kota Kupang. Kita juga berbicara tentang sumber daya manusia yang mendukung pariwisata itu. Berbicara tentang sumber daya manusia tentu kita juga berbicara tentang pendidikan. Hal-hal ini yang menjadi fokus kami," jelasnya.
Masalah infrastruktur, angkutan dan daya tampung, menjadi bagian penting juga untuk disediakan. Sumber daya manusia juga harus diperhatikan untuk bisa menyambut wisatawan.
"Saya dan Isyak Nuka akan mulai membangun Kota Kupang dari pariwisata yang semuanya mengarah ke ekonomi masyarakat. Kita berbicara tentang ekonomi makro tetapi pada sesungguhnya ekonomi yang paling mendasar adalah di dalam keluarga," ungkapnya. (thi/ays/dek)