LABUAN BAJO, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI menegaskan rencana penutupan Taman Nasional Komodo (TNK) tidak bersifat permanen. Itu pun saat ini masih dalam proses kajian dan sosialisasi yang panjang sehingga butuh waktu.
"Dalam kesempatan ini kita mau tegaskan bahwa rencana penutupan TNK tidak bersifat permanen untuk jangka panjang tetapi berkala. Masih menunggu kajian dan masih butuh proses untuk ke sana,"tegas Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi, Ditjen KSDAE, KLHK, Dr.Nandang Prihadi saat sosialisasi rencana penutupan TNK di gedung Visitor Central Labuan Bajo, Senin (19/8). Hadir dalam kesempatan itu para pelaku industri wisata, para manager hotel dan restourant, organisasi wisata.
Dia menegaskan rencana penutupan TNK ini masih butuh proses dan kajian dari IPB Bandung dengan tenggang waktu yang diharapkan bisa hingga Desember 2024 nanti. Jadi penutupannya secara reguler dan berkala, itu pun tergantung hasil akhir kajian itu seperti apa. Kita tidak bisa banyak bicara, namun sambil menunggu kami pastikan TNK tidak ditutup permanen. "Mungkin dalam sepekan bisa tutup sehari atau seperti apa tetap akan disosialisasikan kepada semua, lagi-lagi tergantung hasil kajian nanti,"tandasnya.
Warga desa Komodo, Ridwan mengaku sangat mendukung langkah BTNK menutup sehari kawasan TNK untuk kepentingan konservasi. Dirinya mengharapkan agar setiap keputusan dan kebijakan terkait kawasan TNK hendaknya tidak melupakan warga sekitar terutama di desa komodo tetapi selalu dilibatkan untuk bersama-sama. "Saya minta supaya setiap kebijakan terkait TNK perlu kami dlibatkan terus,"pintanya
Sementara itu peneliti, Prof. Christian Fenie mengatakan ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam sebuah kawasan wisata yaitu persoalan konservasi, charing capacity dan persoalan ekonomi. Fakta yang terjadi dalam masalah TNK adalah masalah ekonomi dimana orang lebih banyak mengejar keuntungan secara ekonomi tanpa memperhatikan aspek lainnya termasuk lingkungan dan alam sekitar. "Alam dan lingkungan serta segala hal harus dijaga bukan kita utama mengejar ekonomi lalu mengabaikan konservasi dan merusak alam kita. Ini yang sering kita lupakan,"jelasnya
Lebih lanjut dirinya menawarkan perlunya carrying capacity atau daya dukung yang tepat dalam menerapkan program rencana penutupan kawasan ini. Dibutuhkan kajian yang tepat dan analisa yang bisa dipahami semua orang yang mengutamakan prinsip-prinsip dan nilai konservasi.
Aktivis lingkungan hidup, P.Marsel Agot, SVD memberikan apresiasi kepada KLHK atas sikap terbuka dan transparan soal rencana penutupan kawasan TNK ini. Dirinya mengharapkan ke depan pihak KLHK juga perlu membangun kerjasama semua pihak dan komponen sosial masyarakat di daerah terutama pemerintah daerah Manggarai Barat dalam melahirkan kebijakan-kebijakan yang penting dan strategis untuk kepentingan masyarakat banyak di daerah sebab bagaimana pun TNK berada di wilayah Manggarai Barat.
"Saya apresiasi atas ketebukaan dari KLHK soal rencana penutupan kawasan TNK. Ini penting untuk memikirkan nasib ribuan warga yang menggantungkan hidupnya dari dunia industri wisata selama ini. Perlu sosialisasi terus dan libatkan pemerintah daerah,"harapnya.(kr2)