Tiba di Jakarta, Paus Fransiskus Mulai Lakoni Sejumlah Kegiatan Hari Ini
JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID – Setelah melakoni perjalanan udara sekitar 15 jam, Paus Fransiskus mendarat di bandara Soekarno-Hatta, Selasa (3/9) siang. Sepanjang hari pertama kunjungannya di Indonesia, tidak ada agenda resmi.
Paus langsung beristirahat sekaligus menginap di Kedutaan Besar Vatikan di kawasan Gambir, Jakarta Pusat.
Agenda resmi Paus di Jakarta baru dilaksanakan hari ini, Rabu (4/9). Dimulai dengan kunjungan resmi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kemarin Presiden Joko Widodo, sejumlah menteri dan panitia kedatangan Paus Fransiskus ke istana negara. Dia ingin memastikan persiapan berjalan lancar.
“Saya atas nama rakyat Indonesia, menyambut hangat dan terima kasih atas kunjungan Yang Teramat Mulia Paus Fransiskus ke Indonesia. Selamat datang Yang Teramat Mulia Sri Paus Fransiskus ke Indonesia,” ujar Jokowi.
Dia mengatakan bahwa kunjungan tersebut merupakan momen yang sangat bersejarah. Mengingat kunjungan Paus terakhir ke Indonesia terjadi lebih dari tiga dekade yang lalu. Sebelumnya kunjungan Paus ke Indonesia terjadi saat kunjungan Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989.
“Kunjungan ini adalah kunjungan yang sangat bersejarah, sudah direncanakan beberapa tahun yang lalu tapi tertunda karena pandemi Covid-19,” ungkapnya.
Dalam pernyataannya, Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia dan Vatikan berbagi komitmen yang sama dalam memupuk perdamaian, persaudaraan serta menjamin kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. Agenda kunjungan Paus Fransiskus selama empat hari di Indonesia mencerminkan komitmen tersebut.
"Selama empat hari kunjungan beliau, Yang Teramat Mulia Sri Paus akan melakukan pertemuan kenegaraan, pertemuan dengan korps diplomatik dan wakil-wakil masyarakat, pertemuan dengan tokoh lintas agama di Masjid Istiqlal serta misa kudus," ucapnya.
Jokowi pun menyampaikan rasa terima kasihnya atas kunjungan yang dilihatnya sebagai bukti eratnya hubungan antara Indonesia dan Vatikan. Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia ini juga diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Vatikan. Selain itu menjadi tonggak penting dalam memperkuat dialog antaragama di Indonesia.
Di sela kunjungan kerja di Serang, Banten kemarin, Wakil Presiden Ma’ruf Amin juga merespon kedatangan Paus Fransiskus. Dia mengatakan seluruh bangsa Indonesia menyambut baik kunjungan pemimpin negara Vatikan tersebut.
’’Kunjungan itu bagian dari gerakan persaudaraan sedunia,’’ katanya.
Ma’ruf menuturkan gerakan persaudaraan sedunia itu dicetuskan di Abu Dhabi beberapa waktu lalu. Gerakan tersebut meliputi aspek kemanusiaan dan persaudaraan.
Ma’ruf mengatakan di dunia ini ada dua tokoh penting, yang diharapkan bisa mewujudkan perdamaian. Yaitu Grand Syekh Al Azhar Ahmed Al Tayeb dan Paus Fransiskus. Sebelumnya Grand Syekh atau Imam Akbar Al Azhar sudah berkunjung ke Indonesia. Kemudian saat ini disusul kunjungan Paus Fransiskus.
Ma’ruf menuturkan hadirnya Imam Akbar Al Azhar dan Paus Fransiskus, diharapkan dapat membangun persaudaraan dan persahabatan di seluruh dunia.
’’Apapun agamanya. Apapun bangsanya, itu semua menjadi saudara,’’ tuturnya.
Dengan menjadi persahabatan dan persaudaraan dunia tersebut, diharapkan bisa menghentikan peperangan yang terjadi di sejumlah belahan dunia.
Sementara Polri menyiapkan sembilan kantong parkir untuk bus saat pelaksanaan misa agung Paus Fransiskus di Gelora Bung Karno (GBK), Kamis (5/9) besok.
Karo PID Divhumas Polri Brigjen Pol Tjahyono Saputro sekaligus Kasatgas Humas Ops Tribrata Jaya 2024 menuturkan, penentuan kantong parkir dengan lokasi dari Gelora Bung Karno (GBK) dan akses keluar masuk bus disesuaikan agar tidak mengganggu pengguna jalan lainnya. Sembilan kantong bus itu disiapkan menampung 1.500 unit bus.
"Sampai dengan saat ini, Polri sudah menerima data sementara bus per keuskupan sebanyak 1.390 unit," ujar Tjahyono.
Sembilan kantong parkir bus itu yakni, lokasi parkir RNI/Aldiron dengan kapasitas 300 bus, parkir Smesco berkapasitas 50 bus, parkir PPK Kemayoran C3 untuk 300 bus, parkir PPK Kemayoran (C4) dengan kapasitas 100 bus, parkir PPK Kemayoran (D10) untuk 150 bus, parkir Museum Purna Bhakti Pertiwi TMII maksimal 200 bus, parkir PPD Kramat Jakarta Pusat untuk 100 bus, parkir Pool Transjakarta Cawang kapasitas maksimal 200 bus dan parkir Pool Trans Jakarta/Kp Rambutan untuk 100 bus.
"Masyarakat bisa memilih salah satu kantong parkir terdekat," paparnya.
Diimbau agar seluruh bus atau LO wajib mengikuti arahan petugas kepolisian dan Dinas Perhubungan serta petugas lainnya. Masyarakat juga diminta tidak membawa kendaraan pribadi saat menghadiri misa di GBK.
"Kita semuanya berharap kegiatan tersebut dapat berjalan dengan aman dan lancar," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti menyambut baik kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia. Baginya, kunjungan Paus Fransiskus merupakan kehormatan sekaligus penghormatan bagi bangsa Indonesia.
Paus yang berkenan berkunjung ke Indonesia dengan menggunakan pesawat komersial dan tidak menginap di hotel berbintang juga diapresiasi Muhammadiyah. Hal itu menunjukkan sisi keteladanan dari Paus. "Yang dapat menjadi inspirasi penting bagi para pemimpin bangsa di tingkat nasional dan ranah global," ujarnya.
Dalam konteks hubungan antarumat beragama Islam dan Katolik, lanjutnya, kunjungan Paus menunjukkan arti pentingnya Indonesia. Khususnya dalam membangun dan memperkuat hubungan Katolik dengan dunia Islam di sini.
Apalagi, bersama dengan Grand Syeikh Al-Azhar, Ahmad el-Thayeb, Paus Fransiskus pernah menandatangani dokumen Abu Dhabi tentang Human Fraternity. Dokumen Abu Dhabi, merupakan dokumen yang menunjukkan kesamaan spirit ajaran dan komitmen Islam dan Katolik dalam membangun harkat dan martabat kemanusiaan serta kerja sama antariman dalam perdamaian.
"Rencana pertemuan Paus Fransiskus dengan kelompok-kelompok agama menunjukkan keterbukaan dalam dialog dan kerja sama antariman," imbuhnya.
Sekaligus dapat memperkenalkan Indonesia kepada dunia sebagai negara yang memiliki kemajemukan serta kerukunan agama dan budaya.
Untuk itu, dia mengajak seluruh elemen bangsa Indonesia sebagai tuan rumah untuk menyambut dan menghormati kunjungan Paus Fransiskus. Juga dengan penuh keramahan dan kesantunan yang mencerminkan peradaban Indonesia yang luhur.
Sementara untuk Pemerintah Indonesia, Muti berharap dapat menjadikan pertemuan dengan Paus sebagai momentum mendialogkan masalah perdamaian dan posisi Indonesia dalam perdamaian dunia. Khususnya masalah Palestina.
"Indonesia penting menjadikan kedatangan dan pertemuan dengan Paus Fransiskus sebagai momentum mengambil prakarsa dan mengembangkan peran perdamaian dunia secara lebih proaktif," tuturnya.
Dalam hal ini, mencari solusi permanen bagi masa depan Palestina dengan melibatkan berbagai pihak di tingkat dunia. (wan/lyn/far/idr/jpg/ays/dek)