Jangan Kasih Langka Minyak Tanah Karena Katong Sonde Mampu Beli Gas

  • Bagikan
IMRAN LIARIAN/TIMEX PANGKALAN MINYAK TANAH. Sejumlah warga sementara mengantre untuk membeli minyak tanah di pangkalan minyak tanah milik Lidia Febrianti Wila Poro di Kelurahan Manutapen, Rabu (4/9).

Ketika Jatah Minyak Tanah untuk Pangkalan Dikurangi

Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak tanah masih menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat terutama di dapur. Bayangkan, jika jatah minyak tanah dikurangi maka jelas akan sangat mengganggu aktivitas di dapur.

IMRAN LIARIAN, Kupang_

DIKETAHUI, hampir sebulan, sejumlah pangkalan minyak tanah di Kota Kupang mengalami kekurangan jatah minyak tanah dari distributor.

Kekurangan jatah minyak tanah ini menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat bahwa telah terjadi kelangkaan minyak tanah. Padahal, tidak terjadi kelangkaan minyak tanah, hanya kekurangan jatah saja.

"Ini sudah berlangsung dari bulan kemarin," kata Lidia Febrianti Wila Poro, salah satu agen minyak tanah di Kelurahan Manutapen, Rabu (4/9).

Warga RT 21/RW 07, Kelurahan Manutapen, Kecamatan Alak, Kota Kupang itu mengaku biasanya setiap Minggu itu mendapatkan jatah dua kali, tapi ini malah dua minggu sekali baru dapat jatah. Kendati demikian, harga per liter tetap sama, tidak naik.

"Kami di pangkalan tidak boleh naikan harga minyak tanah. Harga di pangkalan itu tetap perliter Rp 4.000," jelas Lidia, sapaan akrabnya.

Lidia pun menuturkan bahwa sebelumnya setiap Minggu itu ada dua kali mendapatkan jatah minyak tanah. Totalnya ada 800 liter minyak tanah.

Namun, sejak bulan kemarin itu jatahnya pun berkurang. Setiap dua Minggu sekali hanya dikasih jatah 400 liter. Karena kurangnya jatah minyak tanah, ia pun sebagai agen memasang target untuk satu Kepala Keluarga (KK) mendapatkan dua jerigen ukuran 5 liter.

"Jadi, setiap KK dapat 10 liter minyak tanah," ungkapnya.

Berkurangnya jatah dalam mendapatkan jatah minyak tanah ini, sempat dipertanyakan ke pihak distributor. Oleh distributor disampaikan bahwa sebenarnya minyak tanah tidak langka, hanya saat waktu normal itu banyak agen yang menyampaikan kalau minyak tanah mereka masih banyak atau stok masih ada.

Tapi, kalau sekarang tidak ada agen minyak tanah yang menolak lagi. Karena itu, permintaan yang tinggi saat proses pendistribusian itu pihak distributor sempat kewalahan.

"Kurangnya jatah minyak tanah ini permintaan warga pun melonjak sehingga saya batasi 10 liter setiap KK," ungkapnya.

Sebagai agen minyak tanah, ia berharap pendistribusian minyak tanah ke agen-agen minyak tanah bisa kembali normal seperti biasanya itu dalam seminggu mendapatkan jatah dua kali.

Sementara Henderina Radja, 48, salah satu warga RT 21/RW 07 Kelurahan Manutapen, Kecamatan Alak, Kota Kupang, mengeluh karena minyak tanah susah didapat.

"Sekarang kan dua Minggu satu kali baru minyak ada jual di agen," ujarnya.

Karena susahnya mendapatkan minyak tanah maka untuk memenuhi kebutuhan sehari di rumah yaitu memasak harus menggunakan kayu api.

"Saya beli kayu api itu satu ikat Rp 5 ribu," ujarnya.

Harapannya minyak tanah ini terus dilancarkan kembali normal seperti biasanya.

"Jangan kasih langka minyak tanah, karena katong (kita) sonde (tidak) mampu beli gas," pungkasnya. (gat/dek)

  • Bagikan