JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID – Kunjungan apostolik dan kenegaraan Paus Fransiskus di tanah air berakhir, Jumat (6/9). Atas sambutan yang luar biasa, pemimpin tertinggi Katolik dunia itu menyampaikan rasa terima kasih.
Ungkapan tersebut disampaikan melalui akun X-nya. Yang lebih menyentuh lagi, pesan sengaja ditulis dalam bahasa Indonesia.
”Terima kasih atas sambutan yang luar biasa yang telah diberikan kepada saya,” ungkapnya, Jumat (6/9).
Tak lupa, Paus gereja Katolik ke-266 itu mendoakan agar semua masyarakat Indonesia diberkati dan selalu diberi kedamaian.
”Semoga Tuhan memberkati kalian dan membuat kalian terus bertumbuh dan bertahan dalam kedamaian dan kasih persaudaraan,” sambungnya.
Sementara itu, menurut Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, Paus Fransiskus bahagia atas kunjungannya di Indonesia. Kalimat itulah yang pertama diucapkannya sesaat sebelum bertolak ke Papua Nugini melalui bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, kemarin.
Selain itu, lanjut dia, ada tiga pesan pokok yang disampaikan kepadanya. Pertama, mengenai keragaman di RI. Disebutkan, keberagaman itu merupakan kekuatan yang harus dipelihara dan menjadi blessing atau anugerah bagi bangsa Indonesia. ”Paus Fransiskus juga berpesan agar senantiasa mengedepankan dialog untuk mengatasi setiap perbedaan dan perselisihan,” ujarnya seusai mengantar kepergian Paus di bandara Soetta.
Pesan lainnya, soal keharusan dalam menjaga lingkungan agar tetap hijau. Sebab, ini merupakan milik atau hak generasi-generasi yang akan datang. Pesan-pesan itu sejalan dengan pesan yang selalu disampaikan Presiden Joko Widodo. Petuah tersebut sangat penting untuk semua masyarakat.
Setelah merampungkan kunjungan apostolik di Indonesia, Paus bertolak menuju Port Moresby, Papua Nugini, dengan menggunakan pesawat maskapai Garuda Indonesia sekira pukul 10.30 WIB kemarin. Di Papua Nugini, Paus dijadwalkan melakukan lawatan hingga 9 September. Setelah itu, dia akan menuju Timor Leste.
Sementara itu, Tim Densus 88 Antiteror Polri mengamankan tujuh terduga pelaku teror saat kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia. Mereka ditangkap di berbagai daerah atas sejumlah tindakan provokasi atas kedatangan pemimpin tertinggi Katolik itu.
”Mereka berasal dari sejumlah daerah seperti Bangka Belitung, Sumatera Barat, DKI Jakarta dan Jawa Barat,” terang juru bicara Densus 88 Antiteror Kombes Aswin Siregar kemarin. Penangkapan dilakukan sejak 2–5 September oleh tim dari berbagai daerah.
Bentuk ancaman yang dilakukan ketujuh pelaku terjadi di media sosial. Di antaranya, mengunggah narasi dengan gambar bom. Juga ada narasi melakukan serangan langsung saat kunjungan Paus di Indonesia. (mia/elo/c19/dio/jpg/ays/dek)