ENDE, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang diusung gabungan partai koalisi PDI Perjuangan, Partrai Hanura, Partai Buruh dan Partai Bulan Bintang (PBB) Yohanis Fransiskus Lema, S.IP., M.Si (Ansy Lema) dan Jane Natalia Suryanto kembali melakukan safari politik dan menemui masyarakat di Daratan Pulau Flores. Cagub Ansy Lema memulai safarinya di Kabupaten Ende, kampung halaman leluhurnya. Sementara Cawaguc Jane Suryanto menemui masyarakat di Manggarai.
Di Kabupaten Ende, Kaka Ansy sudah berada di Ende sejak Kamis, 4 September 2024 lalu. Politisi kelahiran Kupang dan berdarah Ende ini mengawali kunjungannya dengan mendatangi kampung leluhirnya di Kampung Pemo, Wolosoko, Kecamatan Wolowaru, Kabupaten Ende.
Ditemani istrinya, Maria Immaculata Inge Nioty, orang tua, keluarga, relawan dan kader partai, Ansy langsung mendatangi makam leluhurnya, bakar lilin dan khusyuk memanjatkan doa. Mosalaki menerima Ansy secara adat dan mendampinginya berdoa.
"Sebelum saya safari berkampanye, saya harus turun ke tanah leluhur saya untuk bakar lilin. Saya ingin minta restu dari leluhur. Juga mohon doa restu dari orang tua. Karena saya tidak bisa jalan sendiri. Saya yakin leluhur, keluarga dan masyarakat di sini pasti mendukung saya," ujar Ansy.
Ansy mengaku, sejak kecil ia selalu diajak orang tuanya untuk pulang ke kampung halaman. Jadi ia selalu terikat dengan budaya Ende Lio sejak kecil. Nilai-nilai kearifan lokal budaya Ende Lio hingga kini sangat berperan kepada dirinya dalam pekerjaan dan karier politiknya.
"Bapa, mama, keluarga, dan sanak saudara sekampung, menerima anak Ansy dengan suka cita dan penuh pengharapan supaya cucu dari opa Yohanes Lema dan Frans Feoake ini bisa menjadi Gubernur NTT," demikian harapan dan doa dari perwakilan keluarga.
Selain itu, Ansy melakukan pertemuan dengan jajaran partai koalisi di Kabupaten Ende yang bertekad untuk memenangkan pasangan Ansy-Jane di Kabupaten Ende. Ansy Lema berharap pasangan Ansy-Jane harus menang besar di Kabupaten Ende. Bukan tanpa alasan, Aktivis 98 itu memasang target sebesar itu. Sebab dirinya berasal dari Kabupaten Ende, Putra Ende Lio.
"Ansy-Jane harus menang besar di Ende sini. Bukan sekedar menang tapi menang besar. Kenapa?, karena Waka kita. Saya harus tegaskan itu," ungkapnya.
Selama berada di Ende, Ansy dengan tagline Manyala Kaka ini juga melakukan kunjungan ke sejumlah SMA, SMK dan SMAK Syuradikara, almamaternya. Kunjungan ke sejumlah SMA/SMK di Ende sebagai bukti jika Cagub Ansy Lema memiliki kepedulian terhadap kemajuan pendidikan di Kota Pancasila itu. Adapun sekollah yang juga dikunjungi adalah SMA Islam Muthmainah, SMA Katolik St. Petrus Ended dan SMA Negeri 1 Ende.
"Kepedulian saya kepada dunia pendidikan menggerakkan saya untuk mengunjungi sekolah-sekolah bertemu para siswa dan para guru. Memberikan motivasi, bercerita, mendengar harapan dan impian mereka," ungkap Ansy Lema.
"Saya kalau pergi ke satu kota, satu kabupaten, hampir pasti saya selalu singgah di sekolah. Kenapa? Karena saya ini sejatinya adalah juga pendidik. Saya pernah jadi guru. Tapi gurunya di universitas di Jakarta. Saya mengajar di tiga kampus," jelas Ansy Lema yang pernah menjadi dosen di tiga kampus besar sekaligus itu, yakni Universitas Nasional (Unas), Universitas Paramadina, dan Universitas Budi Luhur (UBL).
Dukungan dari Nelayan
Dalam safarinya ke Ende, Ansy Lewma juga melakukan pertemuan dan silahturahmi dengan para nelayan. Dalam dialog tersebut, para nelayan mengharapkan agar Ansy Lema benar-benar memberi perhatian terhadap para nelayan, tani dan ternak sesuai dengan Tagline Ansy Beta Cinta NTT (Nelayan, Ternak, Tani). Para nelayan ini mengaku siap memenangkan Ansy di kampung halamannya di Ende
"Saya merasa malu sekali. Malunya kenapa? Orang Pulau Timor saja bisa antar Kaka Ansy ke Senayan dua kali, kenapa Kaka Ansy yang merupakan orang Ende tidak bisa kita orbitkan menjadi orang nomor satu di NTT," kata Munawar Haji Muhamad Kasim, salah seorang pedagang ikan yang tergabung dalam anggota Asosiasi Pedagang Ikan (API) Kabupaten Ende. Hal itu ia ungkapkan ketika hadir dalam tatap muka dengan Ansy Lema di Pantai Ende, Sabtu (7/9).
Ia menyampaikan bahwa, sebagai orang Ende harusnya bangga salah satu putra terbaiknya maju di Pilgub NTT. Sebab sangat jarang orang Ende maju dan terpilih menjadi Gubernur NTT selama ini.
"Kita harus bangga, karena Kaka Ansy mau meninggalkan zona nyamannya di Jakarta dengan aktivitasnya sebagai seorang anggota DPR RI, tapi mau tinggalkan untuk sesuatu yang belum pasti. Oleh karena itu, kita harus menangkan Kaka Ansy di Ende," ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Munawar juga menyampaikan beberapa persoalan yang para pedagang ikan dan nelayan hadapi selama ini seperti pengadaan rumpon dan peralatan tangkap lainnya sehingga mereka tidak ketinggalan seperti para nelayan dan pedagang ikan di daerah lain di Pulau Flores.
Ia meminta jika kelak Ansy Lema menjadi Gubernur NTT, maka tak boleh melupakan nasib para pedagang ikan dan nelayan di Kabupaten Ende yang merupakan tanah leluhurnya.
Sementara itu, Ansy Lema menyampaikan terima kasih atas dukungan doa dan restu dari para nelayan dan pedagang ikan di Ende. Menurut mantan Anggota DPR RI itu bahwa, ia tidak bisa berjalan sendiri dalam memenangkan kontestasi pilgub NTT.
"Saya butuh bapak mama, kaka adik semua untuk mendukung saya. Karena saya tidak bisa berjalan sendiri. Saya butuh kalian untuk mensuport saya supaya orang Ende bisa menjadi Gubernur NTT," ujarnya.
Mantan Aktivis 98 itu menambahkan bahwa, dari keluhan yang disampaikan oleh para pedagang ikan dan nelayan di Ende, sedikitnya ada empat hal yang harus diintervensi oleh pemerintah. Keempat hal itu yakni pembangunan pabrik es, kolstore, rumpon, dan pertamina khusus nelayan.
"Saya politisi yang boleh dibilang tidak pernah berjanji. Saya turun ke lapangan biasanya untuk melihat dan mendengar keluhan masyarakat. Setelah itu baru memperjuangkan. Karena perjuangan butuh waktu. Saya datang ke sini untuk belanja persoalan, belanja kebutuhan, belanja aspirasi. Saya akan bereskan semua itu setelah jadi Gubernur NTT nanti," ungkapnya.
Berdasarkan pantauan, pertemuan bersama para nelayan dan pedagang ikan tersebut diakhiri dengan makan ikan kuah asam yang merupakan salah satu kuliner lokal di Kabupaten Ende.(*/yl)