Edukasi Pemilih Melalui Film Tepatilah Janji

  • Bagikan
INTHO HERISON TIHU/TIMEX SAMBUTAN. Ketua KPU NTT, Jemris Fointuna didampingi produser dan pemeran film Tepatilah Janji menyampaikan sambutan pada acara nonton bareng di Cinepolis, Lippo Plaza Kupang, Selasa (10/9).

KPU NTT Gelar Nonton Bareng di Cinepolis, Lippo Plaza

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi NTT menggelar nonton bareng film komedi drama berjudul Tepatilah Janji yang disutradarai oleh Garin Nugroho di Cinepolis, Lippo Plaza Kupang, Selasa (10/9).

Film ini baru dirilis di lima kota di Indonesia termasuk NTT berkat kerja sama KPU dengan Asta Jaya Centra Cinema, Padi Padi Creative dan Garin Workshop. Film ini bertujuan mengedukasi masyarakat untuk terlibat dalam menyukseskan pemilu, memastikan pilihannya secara baik, mengawal program pemerintah terpilih melalui kritikan dan masukan hingga memastikan setiap janjinya terealisasi.

Film yang dikemas dalam bentuk edukasi dan komedi ini disaksikan langsung Ketua dan komisioner KPU NTT, kabupaten dan kota, perwakilan forkopimda, pemilih pemula dan undangan lainnya.

Ketua KPU Provinsi NTT, Jemris Fointuna mengaku sangat menikmati dan menyimak film Tepatilah Janji karena diceritakan dengan sederhana dan menggambar tahapan pemilu.

Menurutnya, film edukasi ini memberikan pesan kepada para calon pemimpin harus tetap komitmen dengan janjinya, ketika sudah terpilih.

Jemris berharap agar para calon tidak memberikan sesuatu yang instan kepada masyarakat, namun harus memberikan pemahaman untuk memilih dengan cerdas tanpa harus memberikan sesuatu yang sifatnya material.

“Banyak edukasi yang kita dapat. Masyarakat menentukan pilihan berdasarkan kecerdasan yang dimiliki. Tidak berdasarkan ajakan, rayuan berupa uang dan sebagainya. Jangan pula menyebarkan hoax tetapi semuanya memilih berdasarkan referensi visi misi dan program kerja,” katanya.

Dari film tersebut, pihaknya banyak mendaftar edukasi guna mengelola dinamika yang akan terjadi. Sehingga pihak penyelenggara dapat menjaga akan integritas dan netralitas dari bujuk rayu maupun pengaruh lainnya.

“Kami optimis dan komitmen akan melaksanakan pilkada dengan jujur, profesional,” pungkasnya.

Produser film Tepatilah Janji, Rina Damayanti menjelaskan, film ini menunjukan bagaimana kepemimpinan diuji dari kemampuan mewujudkan janji, baik janji yang tertera pada konstitusi ataupun pada visi pribadi untuk kesejahteraan warga.

Film Tepatilah Janji akan tayang terbatas di bioskop-bioskop tanah air serta beberapa televisi nasional dan OTT.

Ia berharap agar film ini menginspirasi bagaimana pentingnya suara rakyat untuk menentukan masa depan NTT.

"Pentingnya suara kita dan pentingnya melihat rekam jejak calon pemimpin kita. Kita perlu menjadi pemilih yang kritis dan melihat rekam jejaknya," terang Rina.

"Pesan-pesan ini tidak hanya berhenti di kita, tapi kita bisa menjadi agen-agen yang menyuarakan bahwa kita harus memilih dan mengawal agar pemimpin menepati janjinya," tambahnya.

Aktor Bima Zeno yang menjadi pemain utama dalam Film Tepatilah Janji berharap agar proses edukasi kepada masyarakat terus dilakukan. Bukan hanya KPU, tapi lembaga lain juga melakukan hal yang sama.

"Semoga orang lebih aware untuk memilih pemimpin seperti apa. Terutama anak muda harus melek dalam memilih pemimpin," ungkapnya.

Untuk diketahui, film bertema pemilihan kepala daerah ini dibintangi oleh Ibnu Jamil, Cut Mini, Shenina Cinnamon, Bima Zeno, Kevin Abani, Faradina Mufti, Givina Lukita, Siti Fauziah serta Trio Timus: Theresia WD, Asriuni Pradipta dan Irene Vista.

Film Tepatilah Janji berkisah tentang keluarga Bu Pertiwi (Cut Mini) dengan tiga anaknya. Politik masuk ke keluarga ini ketika putra tertuanya, Adam (Bima Zeno) naik sebagai lurah. Pilkada yang diikuti Adam penuh kompetisi serta kompleksitas laku politik tanpa etika.

Situasi ini membawa reaksi beragam dari istri Adam, Tari (Faradina Mufti) dan adik-adiknya, Isham (Kevin Abani) dan Sekar (Shenina Cinnamon). Cerita berlanjut tidak hanya tentang drama politik, tapi menjadi drama komedi dan drama percintaan.

Urusan cinta ibu Pertiwi dengan pak Janji (Ibnu Jamil) yang belum menemui ujung, sekaligus di rumitkan dengan euforia penduduk desa dan calo politik serta isu politik dinasti yang menyebar ke desa dengan adanya media sosial bercampur gosip desa. (cr6/ays/dek)

  • Bagikan

Exit mobile version