BUKAN SEMATA KARENA FAKTOR DEPENDENCIA

  • Bagikan
NET TUMBANG. Lionel Scaloni menyemangati para permainnya dalam laga menghadapi Kolombia.

Argentina-Brasil Kalah tanpa Messi-Neymar

BARRANQUILLA,TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID – Nama Lionel Messi dan Neymar Jr tetaplah ikon di balik dua negara raksasa sepak bola Amerika Latin, Argentina dan Brasil. Saat keduanya tidak hadir, di situlah potensi kekalahan bisa terjadi.

Seperti yang tercipta dalam matchday kedelapan kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Conmebol (Amerika Latin) kemarin (11/9). Tanpa Messi dan Neymar, Argentina-Brasil keok untuk kali pertama dalam 90 menit pada tahun ini. Argentina dipecundangi Kolombia 1-2 di Estadio Metropolitano Roberto Melendez, Barranquilla. Sementara Brasil keok 0-1 di kandang Paraguay, Estadio Defensores del Chaco di Asuncion.

Messi-dependencia, ketergantungan kepada Messi, sejatinya sudah dirintis untuk dihilangkan oleh pelatih Lionel Scaloni sejak menangani Argentina pada 3 Agustus 2018.

Artinya, Scaloni sudah menyiapkan formula untuk La Albiceleste –julukan Argentina– ketika Messi berhalangan tampil. Termasuk saat juara Piala Dunia 2022 tersebut menaklukkan Cile 3-0 dalam matchday ketujuh kualifikasi pekan lalu (6/9).

Menurut Scaloni, kekalahan di Barranquilla bukan semata tidak adanya Messi. Motivasi menggebu Kolombia untuk membalas kekalahan dalam final Copa America dua bulan lalu (15/7) pun berbuah segala cara dilakukan Los Cafeteros –julukan Kolombia.

Yang jadi sorotan Scaloni adalah taktik James Rodriguez dkk membuang waktu permainan. Khususnya setelah penalti (gol kedua Kolombia yang dicetak James via titik putih pada menit ke-60, Red). "Permainan tidak berjalan," keluh pelatih 46 tahun itu kepada TyC Sports.

Statistik Opta membuktikan ucapan Scaloni memang benar. Selama babak kedua, waktu permainan adalah 52 menit 22 detik. Tapi, bola hanya berada di lapangan selama 19 menit! Banyak jeda, mulai cedera, water break, hingga tinjauan VAR (video assistant referee). Total sampai 78 interupsi!
Secara keseluruhan, dari 100 menit 40 detik pertandingan berlangsung, hanya 44 menit 38 detik bola dimainkan. Sebagai perbandingan, Premier League yang tercatat sebagai liga dengan jeda paling sedikit, waktu bermain efektifnya 58:31. Sementara sepak bola Argentina memiliki rata-rata permainan 50:19 dan sepak bola Uruguay, liga dengan jeda paling banyak, masih memiliki rerata permainan 47 menit 35 detik.

Sementara terkait kekalahan Brasil, pelatih Dorival Junior menyebut timnya tidak tampil klinis. Menguasai 65 persen bola, Selecao –sebutan Brasil– hanya membuat tiga tembakan ke gawang. Sementara Paraguay mencetak gol dari satu-satunya tembakan ke gawang yang dibuat. Babak pertama kami sangat buruk.

"Kami memiliki 30–35 menit untuk menyerang mereka (Paraguay), tetapi kami tidak mampu mengonversinya menjadi sebuah gol dan itu terus berulang sehingga kami seperti frustrasi," beber Dorival kepada Globo Esporte.

Terkait absennya Neymar sebagai figur pemain yang punya kreativitas dalam situasi sulit lawan Paraguay, Dorival menepikannya. Ini bukan masalah karena tidak adanya satu pemain. Ini masalah ketika sebuah tim tidak mencapai level permainan terbaik, Anda harus siap menerima konsekuensi negatif, imbuhnya.(ren/c6/dns/jpg/rum/dek)


”Kekompakan” Kali Keempat

11 September 2024
(kualifikasi Piala Dunia 2026)

Paraguay vs BRASIL 1-0

Kolombia vs ARGENTINA 2-1

17 November 2023
(kualifikasi Piala Dunia 2026)

Kolombia vs BRASIL 2-1

ARGENTINA vs Uruguay 0-2

9 Oktober 2015
(kualifikasi Piala Dunia 2018)

Cile vs BRASIL 2-0

ARGENTINA vs Ekuador 0-2

2

8 Maret 1990
(uji coba internasional)

Inggris vs BRASIL 1-0

Skotlandia vs ARGENTINA 1-0

  • Bagikan