HUT Lantas, Ditlantas Bagi-bagi Air Bersih

  • Bagikan
IST BANTUAN. Personel Ditlantas Polda NTT berbagi bantuan air bersih di Desa Manulai I, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Senin (9/9).

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-69 Lalu Lintas tahun 2024, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda NTT menggelar beragam kegiatan. Salah satunya yakni berbagi air bersih di Desa Manulai I, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Senin (9/9).

Baksos bagi air bersih ini menyasar warga di pinggiran Kota Kupang. Sebab memasuki musim kemarau saat ini debit air mulai berkurang.

Kasubditregident Dirlantas Polda NTT AKBP Eliana Papote mengatakan, dampak kekeringan saat ini telah dirasakan masyarakat Kabupaten Kupang terutama masyarakat di daerah pinggiran Kota Kupang.

Disebutkan bahwa debit air PDAM mulai menurun dan distribusi air bersih pun berkurang. Hal ini menyebabkan warga harus membeli air tangki guna memenuhi akan kebutuhan air bersihnya.

Melihat kondisi ini, pihaknya memandang perlu dan membantu masyarakat. Dengan bantuan air bersih ini sedikit meringankan akan beban keluarga.

“Bagi air bersih merupakan salah satu dari sejumlah rangkaian kegiatan yang akan dilangsungkan. Memasuki musim kemarau ini, masyarakat mulai kekurangan air bersih sebab banyak sumber air mengalami penurunan debit. Sehingga melalui bantuan ini sedikit meringankan beban warga," katanya.

Terdapat enam mobil tangki dikerahkan untuk membagikan air di dua titik berbeda. Masyarakat sangat antusias menyambut bantuan air ini.

Dikatakan selain kegiatan pembagian air bersih, pihaknya juga akan menggelar bakti religi dan kunjungan ke beberapa Panti Asuhan di wilayah Kota Kupang. Tak hanya itu, panitia penyelenggara juga akan melangsungkan aksi donor darah di Kantor Ditlantas Polda NTT.

Emalia Tupa, salah satu penerima bantuan air bersih mengaku bersyukur dan berterima kasih kepada Ditlantas Polda NTT yang sudah peduli dengan kebutuhan mereka.

Dikatakan, masalah air bersih merupakan masalah tahunan yang belum bisa diatasi pemerintah.

"Kami berusaha bangun bak penampungan tapi struktur tanah kami sangat labil sehingga cepat pecah dan tidak bisa digunakan," ujarnya.

Selama ini, kata Ema Tupa, air bersih diambil dari sumur warga. Itu pun hanya diberikan khusus minim. Sedangkan untuk mencuci dan lain-lain warga harus membeli air tangki.

"Kami terpaksa beli air tangki karena kami hanya dilayani untuk minum. Satu tangki Rp 80.000," ujarnya.

Ia berharap pihak kepolisian khusus Ditlantas Polda NTT terus memberikan perhatian tidak saja dalam penegakan hukum melalui terus peduli dengan kesejahteraan masyarakat. (cr6/gat/dek)

  • Bagikan