KUPANG.TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) telah berada pada musim kemarau. Pertumbuhan awan pun menurun. Namu demikian, angin monsun timur masih terus aktif.
"Waspadai potensi angin kencang yang sifatnya kering di musim kemarau yang berpotensi menyebabkan meluasnya kebakaran hutan dan lahan di wilayah NTT,sejak tanggal 11-13 September 2024," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Sti Nenot'ek, Rabu (11/9).
Sementara Lurah Liliba, Viktor A. Makoni menjelaskan bahwa berdasarkan informasi dari BMKG, telah diingatkan bahwa saat ini wilayah Kota Kupang terpantau sejumlah hotspot pada beberapa titik rawan kebakaran hutan dan lahan. Karena itu, dihimbau agar masyarakat berdomisili sekitar kawasan hutan dan lahan untuk dapat mengurangi aktivitas aktivitas yang dapat memicu terjadinya kebakaran, seperti aktivitas membakar sampah, membuang untung rokok yang masih menyala serta aktivitas lainnya yang dapat memicu terjadinya kebakaran.
"Kondisi angin yang tidak menentu juga berpotensi memperburuk keadaan apabila muncul titik-titik api di lokasi-lokasi yang kering seperti pada kawasan hutan dan lahan di mana saat ini dipenuhi dengan rumput-rumput kering yang rentan terhadap percikan api," ungkapnya.
Sementara Plt. Kepala Bidang Pengendalian Pemadam Kebakaran pada Dinas Pemadam Kebakaran Kota Kupang, Victor Ataupah, mengimbau kepada masyarakat Kota Kupang untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran maka dimohon partisipasi aktif dari seluruh komponen masyarakat Kota Kupang agar bersama melakukan upaya mencegah terjadinya bahaya kebakaran baik untuk keselamatan diri keluarga maupun kepentingan umum.
Dampak musim kemarau ini juga wilayah NTT mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH), Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Nusa Tenggara Timur, Rahmatulloh Adji, menjelaskan bahwa berdasarkan update tanggal 10 September 2024, monitoring HTH Dasarian I September 2024 umumnya mengalami HTH dengan kategori Sangat Panjang (31–60 hari).
Namun terdapat wilayah yang mengalami HTH dengan kategori Ekstrem Panjang (>60 hari) yaitu Kabupaten Ende (sekitar Warukasu), Kabupaten Sikka (sekitar Ledalero, Magepanda, Waigete dan Nangablo), Kabupaten Lembata (sekitar Hadakewa, Waipukang dan Wulandoni).
Selain itu, Kabupaten Sumba Barat Daya (sekitar Pos Meteorologi Tambolaka), Kabupaten Sumba Timur (sekitar Stamet Waingapu, Wanga, Melolo, Kanatang, Kawangu, Tawui, Lambanapu, Rambangaru Praiwitu dan Kamanggih).
Kemudian, Kabupaten Sabu Raijua (sekitar Stamet Tardamu dan Daieko), Kabupaten Rote Ndao (sekitar Busalangga), Kabupaten Kupang (sekitar Naibonat, Sulamu, Baumata dan Oenesu), Kabupaten Timor Tengah Selatan (sekitar Oebelo) serta Kota Kupang (sekitar Lasiana, El Tari, Sikumana, Oepoi, Mapoli, Fatubena-Batuplat, Manulai II, Tenau dan Pasir Panjang).
sementara analisis curah hujan Dasarian I September 2024 pada umumnya wilayah NTT mengalami curah hujan dengan kategori Rendah (0 – 50 mm/dasarian).
"Berdasarkan Peta Prediksi Probabilistik Curah Hujan Dasarian II September 2024, wilayah NTT pada umumnya diprediksikan akan mengalami curah hujan 0–20 mm (Rendah) dengan peluang terjadi sebesar 91 - 100 persen," pungkasnya. (r1/gat/dek)