KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Penumpang Lion Air JT-693 dari Kupang (KOE) tujuan Surabaya (SUB), Frengky Marthen Reke mengaku mendapat perlakuan tidak adil saat check-in di bandara El Tari Kupang, Kamis (12/9).
Ia ditolak petugas untuk berangkat dengan alasan yang tidak jelas. Akibatnya, Frangky harus membatalkan penerbangan dan merogoh kocek lebih dalam untuk membeli tiket pesawat untuk penerbangan pukul 09.00 Wita.
Kepada Timor Express, Frengky mengaku membeli tiket pesawat Lion Air secara online dengan jadwal penerbangan pukul 06.15 Wita. Namun dirinya belum sempat melakukan check-in online.
“Saya mau check-in manual ke counter Lion Air tapi mereka beralasan sudah tutup. Padahal pesawat masih ada. Masih ada penumpang juga yang antre sama-sama,” katanya.
Ia mengaku sempat protes kepada petugas, namun menurut petugas hal itu adalah kewenangan pilot. Lalu ia diarahkan menunggu pimpinan yang bertanggung jawab.
“Tunggu pimpinan sampai pesawat berangkat tapi tidak ada yang muncul. Bahkan petugas hilang satu-satu dari counter,” ungkapnya.
Terhadap perlakuan itu, Frengky menduga adanya permainan penjualan manifes oleh pihak maskapai.
“Dugaan ini karena penumpukan yang antrean sama-sama tadi bisa berangkat sementara saya tidak diizinkan. Petugas Angkasa Pura juga sempat protes ke petugas Lion Air tentang pelayanannya itu,” ungkapnya dengan nada kesal.
Sementara, General Manager Lion Group Kupang, Rinus Zebua yang dikonfirmasi mengatakan, setelah dicek, calon penumpang tercatat sebagai penumpang terlambat.
Menurutnya, counter ditutup 30 menit sebelum penerbangan. Sedangkan yang bersangkutan tiba pada pukul 05.48 Wita.
“Saat penumpang tiba, petugas sudah menutup counter check-in sehingga tercatat sebagai penumpang terlambat,” jelas.
Terkait dalil penumpang bahwa ada penumpang lain yang diberangkatkan meski sama-sama terlambat, Rinus menegaskan bahwa jika hal itu bisa dibuktikan penumpang, pihaknya akan memberikan kompensasi.
“Kita tidak bisa omong-omong saja. Tapi dia (calon penumpang) ada bukti atau tidak? Selama itu bisa dibuktikan, kita siap gantikan,” ungkapnya.
Rinus Zebua juga membantah penjualan manifes seperti dugaan penumpang, sebab yang bersangkutan tercatat sebagai calon penumpang terlambat.
“Untuk penjualan manifes tidak ada. Buktinya yang bersangkutan terlambat,” pungkasnya. (cr6/ays/dek)