Kota Kupang Jadi Model Penurunan Stunting

  • Bagikan
PROKOMPIM SETDA KOTA KUPANG FOR TIMEX LUNCURKAN BANTUAN. Pj Wali Kota Kupang, Linus Lusi menghadiri acara peluncuran Bantuan Pangan Pengentasan Rawan Stunting Tahun 2024 bagi 83 KRS di Kelurahan Naikolan, Kecamatan Maulafa, Kamis (12/9).

Pj Gubernur NTT Luncurkan Bantuan Pangan Pengentasan Rawan Stunting Tahun 2024

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Penjabat (Pj) Wali Kota Kupang, Linus Lusi berkesempatan menghadiri kegiatan peluncuran Bantuan Pangan Pengentasan Rawan Stunting Tahun 2024 bagi 83 Keluarga Rawan Stunting (KRS) di Kelurahan Naikolan, Kecamatan Maulafa, Kamis (12/9).

Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara ID Food, Badan Pangan Nasional (BPN), BKKBN dan Pos iND Logistik Indonesia. Kegiatan yang berlangsung di halaman Kantor Lurah Naikolan ini dibuka secara resmi oleh Pj Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto.

Pj Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto dalam sambutannya menyatakan bahwa persentase stunting di NTT adalah yang tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 37,9 persen.

Beberapa kabupaten bahkan memiliki persentase stunting lebih dari 50 persen, yang berarti satu dari dua anak di daerah tersebut mengalami stunting.

Dikatakan bahwa stunting adalah kondisi kekurangan gizi kronis yang berlangsung lama sehingga mengganggu pertumbuhan fisik dan mental anak-anak.

“Ini tidak bisa dianggap biasa karena negara memandang stunting sebagai ancaman serius. Jika tidak segera ditangani, stunting bisa dikategorikan sebagai bencana non-alam karena ancamannya terhadap generasi mendatang sangat besar,” kata Andriko.

Karena itu, ia berharap agar Kota Kupang dapat menjadi model dalam upaya penurunan stunting yang dilakukan melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, dunia usaha, akademisi, komunitas dan media.

Sementara itu, Pj Wali Kota Kupang, Linus Lusi menyampaikan bahwa Kecamatan Maulafa adalah salah satu kecamatan dengan jumlah penduduk yang banyak dan menyumbang angka stunting yang cukup tinggi.

"Bantuan yang disalurkan hari ini adalah bagian dari program nasional yang selama ini telah dikomunikasikan dengan baik," ujar Linus.

Berdasarkan hasil rapat koordinasi nasional (Rakornas) penurunan stunting baru-baru ini, Kota Kupang menempati urutan kelima terendah persentase stunting dibandingkan daerah lain setelah Kabupaten Ngada yang berada di urutan pertama.

Linus juga menyampaikan terima kasih atas kerja keras dan kolaborasi dari berbagai pihak terkait yang telah berupaya menurunkan angka stunting.

"Mudah-mudahan Bapak Penjabat Gubernur bisa melihat Kota Kupang sebagai ikon dalam penurunan stunting, kemiskinan ekstrem dan pengendalian inflasi," tambah Linus.

Terkait dengan pengendalian inflasi, Linus menyebutkan bahwa situasi di Kota Kupang masih terkendali dengan baik. Mengenai kelangkaan minyak yang terjadi beberapa hari terakhir, Pemkot Kupang telah melakukan koordinasi dan penertiban di tingkat pengecer agar pasokan kembali normal dalam waktu dekat.

Sementara itu, Deputi Executive General Manager (EGM) PT Pos Indonesia KCU Kupang, Nanang Mintah, dalam laporannya menyebutkan bahwa jumlah penerima bantuan pangan stunting di Kota Kupang mencapai 3.275 KRS, dan penyaluran bantuan hari ini dilakukan di 9 titik se-Kecamatan Maulafa.

"Kami berharap kegiatan serupa dapat segera dilanjutkan di kabupaten-kabupaten lain di NTT," ujarnya.

Acara peluncuran Bantuan Pangan Pengentasan Rawan Stunting Tahun 2024 ini ditutup dengan penyerahan paket bantuan pangan secara simbolis kepada lima penerima manfaat, yaitu Sepriani Bote, Margarita Farlaka, Debora, Marni Bay dan Yunus Taseseb.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Deputi EVP Regional V Jawa Timur, Bali, Nusra, Direksi ID Food, Direksi PT Pos iND, sejumlah pimpinan perangkat daerah Provinsi NTT dan Kota Kupang, perwakilan NGO, Camat Maulafa, para lurah se-Kecamatan Maulafa dan masyarakat penerima manfaat. (thi/gat/dek)

  • Bagikan

Exit mobile version