JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Pemimpin KPK Nawawi Pomolangi mengeluh susah untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Namun pihak istana menyebut koordinasi selalu dilakukan pemerintah meski tidak langsung dilakukan oleh Jokowi.
Senin (16/9) kemarin, istana menanggapi curhatan Nawawi. Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana mengelak jika Presiden Joko Widodo susah untuk ditemui. “Pinsipnya bapak presiden terbuka untuk bertemu dengan siapa saja,” katanya.
Ari beralasan Jokowi ingin menjaga marwah KPK. Meski terbuka untuk bertemu dengan pimpinan KPK, Jokowi tetap melihat bahwa lembaga anti rasuah itu sebagai institusi yang independen.
“Koordinasi antara pemerintah dengan KPK untuk aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi, berjalan dengan baik,” ucap Ari.
Menurutnya, koordinasi secara intens ini telah dilakukan oleh Menko Polhukam.
Ari minta kondisi ini tidak dipermasalahkan. Apalagi jika Jokowi bertemu dengan KPK. “Jangan sampai pertemuan-pertemuan antara presiden dan KPK disalah persepsikan sebagai intervensi,” kata Ari.
Sebelumnya, Ketua KPK Sementara Nawawi Pomolango sempat curhat dihadapan para awak media. Dia mengeluhkan sulitnya pimpinan KPK untuk bertemu dengan presiden. Dia bahkan pernah mengirim guyonan itu kepada koleganya Alexander Marwata soal harapan bertemu dengan presiden.
"Saya pernah bercanda dengan pak Alex. Saya kirimi satu link pemberitaan. Pak Alex, lebih mudah ormas ya ketemu pak presiden daripada pimpinan KPK," katanya berseloroh.
Selama lima tahun di KPK, lembaganya tak pernah menerima undangan sekalipun dari istana.
Melihat kondisi itu, KPK sempat beberapa kali mengajukan permohonan untuk menghadap ke presiden. Dari permohonan yang diajukan hanya sekali dipenuhi. Terkait rencana penyelenggaraan Hakordia.
"Terserah kalian menafsirkan apa. Seorang pemimpin negara tidak pernah mengundang," kata Nawawi kepada para wartawan.
Padahal undangan itu diharapkan oleh pimpinan KPK untuk bicara banyak hal. Utamanya soal kondisi pemberatasan korupsi saat ini. (lyn/elo/jpg/ays/dek)