Labuan Bajo Jadi Pilot Project Sistem Prakiraan Cuaca Ekstrem

  • Bagikan
IST

LABUAN BAJO, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Upaya pemerintah untuk meningkatkan ketahanan sektor pariwisata terhadap dampak cuaca ekstrem terus dilakukan. Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas yang memiliki potensi resiko tinggi, terutama untuk aktivitas bahari yang mengandalkan informasi cuaca menjadi pilot project Impact Based Forecast (IBF) atau Penyediaan Sistem Informasi Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak.

Hal ini terungkap dalam diskusi yang dilaksanakan selama dua hari pada 17 - 18 September 2024 di Zasgo Hotel Labuan Bajo. Kegiatan ini digelar sebagai bentuk respon terhadap berbagai kecelakaan wisata yang kerap terjadi di Destinasi Pariwisata, salah satunya di Labuan Bajo.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) bersama-sama merancang Sistem Informasi Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak IBF yang diharapkan dapat meminimalisir dampak kecelakaan sektor pariwisata di Labuan Bajo.

IBF sendiri merupakan paradigma prakiraan cuaca yang menyertakan informasi dampak dan respon. Sistem ini tidak hanya memprediksi kondisi cuaca tetapi juga memberikan informasi tentang dampak cuaca terhadap aktivitas wisata.

Informasi ini dikeluarkan pada saat yang dibutuhkan seperti saat ada potensi cuaca ekstrem yang memberikan dampak dan tidak regular seperti prakiraan cuaca konvensional.

Pelaksana tugas (Plt). Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Frans Teguh mengatakan bahwa ketersediaan data informasi yang akurat dan informatif untuk mendukung sistem ini sangat diperlukan karena Labuan Bajo Flores adalah salah satu DPSP yang termasuk dalam destinasi wisata berisiko tinggi dengan aktivitas wisata di perairan yang seringkali berpotensi dampak, baik kecelakaan maupun ketidaknyamanan.

Dikatakan adanya ketersediaan data informasi yang akurat dan informatif. Labuan Bajo masuk sebagai salah satu DPSP dengan karakter destinasi yang memiliki resiko tinggi dengan aktivitas wisata di kawasan perairan yang seringkali berpotensi dampak, baik kecelakaan maupun ketidaknyamanan. Hal ini harus diantisipasi secara baik.

"Kami berharap, sistem ini bisa sekaligus menjadi bagian dari replikasi bilamana sistem IBF ini berhasil bisa menjadi contoh untuk destinasi-destinasi lain,"jelas Frans.

Ditegaskan kecelakaan yang beberapa kali terjadi di Labuan Bajo tentu berdampak kepada reputasi Labuan Bajo Flores sebagai destinasi pariwisata yang aman dan nyaman karena dianggap mempunyai resiko keamanan yang tinggi.

Nah, jika resiko-resiko ini bisa kita antisipasi dengan baik, bisa meningkatkan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan. Kami berharap, sistem yang sedang dirancang ini bisa menjadi modal bagi pengelola pariwisata kita.

Dengan kerja konkret ini, kita bisa meningkatkan kayakinan bahwa SDM kita bisa menghasilkan pelayanan yang optimal untuk menjamin keamanan dan kenyamanan bagi pengunjung. Tourism is a businees tetapi semua pihak harus ikut berkontribusi dalam meningkatkan pengembangan pariwisata yang dihadirkan di Labuan Bajo Flores.

Dalam kesempatan sama, Ketua Tim Kerja Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca, Ida Pramuwardhani menyampaikan, BMKG tidak hanya berfokus kepada cuaca saja tetapi juga memberikan informasi lainnya seperti Tsunami Early Warning System. Untuk prakiraan yang BMKG sediakan adalah prakiraan yang sebetulnya  sudah diexpertise atau keahlian prakiraan di Labuan Bajo.

Tidak hanya berfokus kepada cuaca saja, BMKG sebetulnya sudah memberikan informasi seperti Tsunami Early Warning System. Untuk prakiraan yang kami sediakan adalah prakiraan yang juga sudah diexpertise oleh Forecaster di Labuan Bajo.

"Kami sudah berkunjung ke stasiun BMKG Komodo untuk berkoordinasi terkait alur penyiapan layanan dan sudah ada informasi background knowledge yang dibuat oleh Forecaster BMKG,"ungkap Ida.

Ida menambahkan bahwa informasi cuaca yang BMKG sampaikan melalui media sosial juga merupakan salah satu cara BMKG dalam mengisi dan mempermudah akses informasi cuaca supaya lebih tepat sasaran, mengingat informasi cuaca ini sangat dibutuhkan oleh para wisatawan dan mereka sangat peduli terhadap kondisi cuaca.

BMKG juga telah berkoordinasi terkait rencana penempatan layar monitor BMKG yang bisa menampilkan informasi infografis cuaca di Bandara Komodo Labuan Bajo.(kr2)

  • Bagikan