JAKARTA-Deputi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan, Oni Marbun mengatakan, lembaganya mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan dengan total dana perusahaan hingga 31 Agustus 2024 mencapai Rp 767,23 triliun.
"Nilai itu meningkat 12,55 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar Rp 681,64 triliun," ungkap Oni kepada media di Jakarta, Rabu (18/9).
Oni merinci, dari total data per Agustus 2024, dana kelolaan terbesar ada di program Jaminan Hari Tua (JHT), yakni sebesar Rp 479,53 triliun atau tumbuh 9,41 persen secara Year on Year (YoY). Dana kelolaan terbesar kedua ada Jaminan Pensiun (JP) sebesar Rp 179,32 triliun atau tumbuh 20,94 persen YoY.
Selanjutnya, kata Oni, ada dana kelolaan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebesar Rp 64,53 triliun atau tumbuh 13,09 persen YoY, Jaminan Kematian (JKM) sebesar Rp 16,8 triliun atau tumbuh 4,74 persen YoY, dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) sebesar Rp 13,74 triliun atau tumbuh 35,9 persen. Terakhir ada BPJS sebesar Rp 13,31 triliun atau tumbuh 11,84 persen YoY.
Pertumbuhan ini, kata Oni, dipengaruhi sejumlah aspek peningkatan dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan. "Salah satunya, yaitu jumlah kepesertaan yang bertambah serta kesadaran para peserta dalam membayar iuran yang makin membaik. Ditambah dari tingkat pembayaran klaim juga tetap terjaga," ujarnya.
Menurut Oni, hingga Agustus 2024, penempatan investasi terbesar masih ditempatkan di instrumen obligasi atau surat utang dengan porsi 74,48 persen. "Diikuti deposito dengan porsi 11,74 persen, saham sebesar 8,37 persen, reksadana sebesar 5,07 persen lalu properti dengan porsi 0,27 persen, serta penyertaan sebesar 0,07 persen," beber Oni.
Oni juga menyampaikan keberhasilan BPJS Ketenagakerjaan dalam membukukan hasil investasi yang positif, turut andil dalam penambahan jumlah dana kelolaan perusahaan.
Dia menyatakan, hasil investasi BPJS Ketenagakerjaan hingga Agustus 2024 mencapai Rp 34,27 triliun. Nilai itu mengalami peningkatan sebesar 7,13 persen, jika dibandingkan capaian per Agustus 2023 yang mencapai Rp 31,99 triliun.
Tahun ini, tambah Oni, BPJS Ketenagakerjaan menargetkan hasil investasi sebesar Rp 55,28 triliun. Target tersebut naik 25,6 persen jika dibandingkan target pada 2023 yang sebesar Rp 44,01 triliun.
Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang NTT, Christian Natanael Sianturi menambahkan, pemberi kerja dan pelaku usaha juga sangat mempengaruhi terhadap peningkatan dana kelola BPJS Ketenagakerjaan ini. Pertumbuhan dana kelola perusahaan ini tidak jauh dari patuhnya perusahaan dalam pembayaran iuran serta berkembangnya usaha sektor formal dan informal dalam membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat agar terlindungi jaminan sosial.
“Saya berharap trend kenaikan dana pengelolaan ini terus meningkat dari tahun ke tahun sebagai gambaran bahwa semakin banyak lapisan masyarakat terlindungi oleh jaminan sosial ketenagakerjaan, semakin baik juga taraf hidup masyarakat tanpa adanya ketakutan dalam risiko bekerja, karena BPJS Ketenagakerjaan menjamin hak akan perlindungan sosial mereka,” pungkas Chris. (*/aln)