Dekan FKIP UKAW: Taburkan Benih Baik di Semester Ganjil

  • Bagikan
IST BERSAMA. Dekan FKIP UKAW, Dra. Anggreini Dian Naomi Rupidara, M.Si., Ph.D., pose bersama para dosen usai Ibadah Pembukaan Semester Ganjil di Sabtu (21/9).

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Mengawali kegiatan belajar mengajar semester ganjil tahun 2024/2025, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang gelar ibadah bersama, Sabtu (21/9).

Ibadah kali ini mengusung tema “Civitas FKIP Menjadi Bejana dan Alat Tuhan” dan dipimpin Pdt. Ira Desiwanti Mangililo, S.Si-Teol., MABL., Th.M., Ph.D. Turut hadir Dekan, para Wakil Dekan, Kepro se-FKIP, Kepala Lab. Bahasa Inggris, Kepala Perpustakaan UKAW, Sekretaris Penjaminan Mutu, Dosen, Tendik dan Mahasiswa FKIP.

Dekan FKIP UKAW, Dra. Anggreini Dian Naomi Rupidara, M.Si., Ph.D., dalam sambutannya mengapresiasi pelaksanaan ibadah bersama sebagai bentuk ucapan syukur atas terselenggaranya proses pendidikan semester genap dan memulai semester ganjil.

Pada kesempatan ini, Anggraeni berpesan kepada dosen untuk terus memberikan pelayanan terbaiknya sebab melalui proses pembelajaran yang baik karena akan menentukan masa depan bangsa.

“Ditangan kita masing-masing sudah ada benih dari Firman Tuhan tadi. Benih yang baik dalam genggaman kita, untuk kita tabur di semester ganjil TA 2024/2025 baik sebagai Dosen/tendik dan mahasiswa,” katanya.

Ia mengibaratkan tugas para dosen seperti kisah perjalanan Musa dalam memimpin bangsa Israel. “Kalau Musa menggunakan tongkat yang diberkati Tuhan untuk memimpin bangsa Israel juga kita dapat menggunakan berkat Tuhan untuk berjalan dalam semester ini dengan tuntunan Tuhan,” pesannya.

Kepada mahasiswa, diingatkan untuk tetap memegang teguh janji saat Masa Bimbingan (Mabim) sebagai mahasiswa baru untuk menyelesaikan studi tepat waktu.

“Mari kita berproses bersama semoga Jaji yang sudah diutarakan saat Mabim bisa diwujudkan,” tandasnya.

Sebelumnya, Pdt. Ira Desiwanti Mangililo dalam khotbahnya menyebut bahwa Tuhan mengutus Musa untuk menjadi alat Tuhan guna membebaskan bangsa Israel dari tanah perbudakan. Ketika Musa merasa dirinya tidak mampu, Tuhan menggunakan tongkat yang ada di tangan Musa sebagai alat Tuhan menyatakan kuasaNya.

Di sini, kata Ira, Tuhan bisa menggunakan siapa saja untuk melakukan pekerjaanNya yang besar dan dia melengkapi orang pilihanNya dengan kuasanya. Segenap civitas FKIP juga telah diutus Tuhan dengan dengan "tongkat" masing-masing untuk menjadi alat Tuhan dalam melakukan berbagai pekerjaanNya yang besar.

“Tongkat itu bisa berupa hikmat dan kepandaian, talenta, kemampuan/bakat, minat, sikap disiplin dan rajin. Hendaknya masing-masing memberi diri kepada Tuhan agar melalui tongkat yang telah ada, akan banyak karya besar yang bisa ditorehkan demi hormat dan kemuliaan nama Tuhan,” ujarnya.

Ia berharap agar para pimpinan, dosen, tendik, dan mahasiswa dapat memasuki semester yang baru ini dengan penuh semangat, kegembiraan, dan keyakinan bahwa semua yg dikerjakan akan berhasil karena Tuhan telah memperlengkapi semuanya dengan kuasa dan kekuatanNya sehingga setiap orang akan menjadi alat kesaksian Tuhan. (cr6/thi/dek)

  • Bagikan