Nono Si Bocah Jenius Kembali Bidik Rekor Dunia

  • Bagikan
INTHO HERISON TIHU/TIMEX PERTEMUAN. Johni Asadoma menerima kunjungan Nono Tnunay dan keluarga di kediamannya, Sabtu (21/9).

Berkat Tablet Android Pemberian Johni Asadoma

Masih ingat dengan Nono bocah jenius asal Kelurahan Buraen Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang? Sang juara pertama lomba sempoa pada ajang Abacus Brain Gym's (ABG) International Abacus Competition 2022 itu lama tak terdengar kabar.

INTHO HERISON TIHU, Kupang

BOCIL yang memiliki nama lengkap Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay itu sudah duduk di kelas IV SD Inpres Buraen 2. Dengan bertambahnya usia, putra bungsu dari pasangan Raflim Meo Tnunay dan Nuryati Seran terus mengasah kemampuannya di bidang matematika.

Usai mengalahkan 7.000 peserta dari berbagai negara di seluruh dunia, dua tahun belakangan tak mengikuti lomba. Namun dengan tekad dan kemampuannya saat ini, putra kelahiran 2 April 2015 itu kembali ke pentas dunia.

Kembalinya Nono Tnunay ke pentas dunia tak lepas dari peran Johni Asadoma. Kala itu, Johni Asadoma masih menjabat sebagai Kapolda NTT dan sempat berkunjung ke kediaman Nono, sempat memberikan kado berupa satu buah tablet Android, sepeda dan sejumlah hadiah lainnya.

Tablet Android pemberian Johni Asadoma tidak bisa digunakan oleh Nono dengan alasan akan mengganggu konsentrasinya saat belajar. Tablet tersebut kemudian diberikan kepada kakaknya, Putri Betim Meo Tnunay yang mengenyam pendidikan di SMA Katolik Hikmah Mandala Banyuwangi, Jawa Timur.

Dua tahun kemudian, Putri Tnunay berhasil menyelesaikan pendidikannya dan kembali ke kampung halaman. Tablet Android pemberian Johni Asadoma pun coba dioperasikan untuk belajar. Alhasil sangat bermanfaat dan memudahkan Nono.

Atas kemudahan itu, Nono pun bertekad kembali mengukur kemampuannya melalui lomba tingkat dunia dengan jumlah peserta lebih dari 100 orang. “Saya sedang mengikuti lomba tingkat dunia secara online menggunakan tablet Android pemberian bapak,” lapor Nono kepada Johni Asadoma di kediamannya, Sabtu (21/9).

Nuryati ibu Nono mengisahkan, saat tablet itu diberikan Johni Asadoma ke Nono, belum maksimal digunakan. Tablet diberikan ke kakaknya yang bersekolah di luar NTT. Awalnya, tablet itu dianggap tidak bermanfaat.

Saat mengikuti perlombaan kali ini, sistem lomba secara online mengharuskan akses melalui laptop atau tablet. Baru di Juli 2024, Nono mulai memanfaatkan barang elektronik pemberian Johni Asadoma itu.

"Dia punya aplikasi lomba berubah jadi bisa akses lewat laptop, tablet jadi bisa dibawa kemana-mana. Pas kakak pulang kami bisa pakai dan ternyata sangat membantu sekali,” katanya.

“Nono bilang saya harus terima kasih ke bapak Johni, kalau tidak ada tablet saya tidak bisa kerja ini. Kami yang lain punya HP tapi Nono saja tidak ada," kata Suryati menceritakan keinginan Nono untuk bertemu mantan Kapolda NTT itu.

Menurutnya, adanya tablet itu membantu Nono untuk menghitung lebih cepat. Sebab, penilaian perlombaan menggunakan waktu. Sehingga membutuhkan kecepatan menghitung.

Setiap satu pekan, Nono akan mengikuti tahapan perlombaan yang diikuti lebih dari 100 peserta secara online dan offline. Nono mengikuti kejuaraan dalam menghitung bilangan desimal.

"Bapak kami mohon doanya supaya Nono bisa pecahkan rekor juara dunia untuk perhitungan bilangan desimal," kata Suryati.

Suryati mengaku, beberapa motivasi dari Johni Asadoma ikut membantu Nono selama ini. Termasuk menularkan pengetahuan Nono ke teman-temannya.

Pada pertemuan tersebut, purnawirawan polisi berpangkat jenderal dua bintang itu juga sempat meminta Nono untuk menghitung. Angka penjumlahan dan pengurangan yang disebut dihitung dengan cermat oleh Nono.

Johni Asadoma mengapresiasi langkah Nono yang terus mengikuti berbagai perlombaan. Dia harap, perhatian pemerintah terhadap anak-anak yang punya prestasi. Calon wakil gubernur NTT itu mengaku akan memberi perhatian ke Nono maupun anak-anak NTT lainnya yang bertalenta.

"Orang seperti Nono ini sangat bagus. Kita harus beri perhatian khusus ke anak-anak seperti ini," katanya.

Johni Asadoma juga meminta Nono untuk terus belajar dan menyarankan Nono meraih cita-cita yakni menjadi seorang prajurit TNI. Apalagi, pengetahuan Nono sangat cocok di perusahaan pertahanan seperti PT Pindad.

"Kalau bisa di PT Pindad (dengan ilmu seperti ini) sangat cocok," kata dia.

Daniel Benjamin Asadoma yang ikut mendampingi ayahnya, ikut memberikan motivasi kepada Nono agar terus mengasah kemampuan sehingga bisa sekolah dan meraih cita-citanya.

Lulusan UNSW Australia ini ikut menceritakan perjalanan pendidikannya kepada Nono. Ia merupakan tamatan teknik sipil salah satu kampus ternama di negeri Kangguru itu berharap Nono bisa meraih prestasi gemilang di kejuaraan kali ini. (ays/dek)

  • Bagikan

Exit mobile version