Capaian dan Perubahan Hanya Bisa Terjadi Kalau Ada Kolaborasi

  • Bagikan
LINDA MAKANDOLOE/TIMEX POSE BERSAMA. Peserta FGD Sinergi Pentahelix untuk Pengembangan Potensi Lokal dan Kemitraan Daerah NTT pose bersama, Jumat (27/9).

FGD Sinergi Pentahelix untuk Pengembangan Potensi Lokal dan Kemitraan Daerah NTT

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Ekosistem Kemitraan mutlak diperlukan untuk membangun NTT jadi lebih baik, karena tidak ada capaian dan perubahan yang bisa diraih tanpa kerja sama.

Demikian hasil Diskusi Kelompok Terpunpun Focus Group Discussion (FGD) dengan tema, ‘Pengembangan Model Ekosistem Berbasis Potensi Daerah NTT’ yang diselenggarakan di hotel Harper Kupang, Jumat (27/9).

Kegiatan FGD yang dipimpin Dina V Sinlae, diselenggarakan Konsorsium Pendidikan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV) NTT yang didanai melalui Program Fasilitasi Kemitraan 2024, Direktorat Mitras DUDI Kemdikbudristek.

Pemaparan Hasil Riset Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi berbasis Potensi Daerah disampaikan tiga dosen yakni, Dina V Sinlae (pemaparan Program Riset Ekosmira, Melsiani Saduk (pemaparan Metode Riset dan Temuan Hasil Riset), Sulche Ifone Nafi (pemaparan Road Map dan Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah).

Haris Oematan dari CIS Timor mewakili peserta FGD dalam presentasinya mengatakan, dengan adanya kemitraan dan kolaborasi, maka akan terjadi sharing sumberdaya guna mencapai tujuan bersama dengan lebih efektif, meningkatkan keberpihakan dan dukungan yang berkelanjutan.

Dikatakan, kelemahan implementasi kolaborasi di NTT selama ini lebih disebabkan karena masing-masing pihak merasa lebih penting dari yang lain, sulit mencari mediator untuk menjembatani unsur-unsur pentahelix, sering terjadi ketidaksinkronan antara program pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

“Model kemitraan yang paling sesuai untuk membangun NTT sesuai potensi daerah yaitu kemitraan yang mengusung prinsip kesetaraan, saling menguatkan dan dibentuk bisa berbasis sektor, komoditi, wilayah, maupun pulau,” tegasnya.

Adapun langkah strategis yang perlu dilakukan adalah menyiapkan regulasi sebagai payung hukum kolaborasi, pemetaan aktor kolaborasi, merancang pertemuan reguler, penyusunan rencana aksi daerah untuk kolaborasi, advokasi anggaran, implementasi, monitoring dan evaluasi serta pembelajaran atau penyusunan rencana tindak lanjut.

Kegiatan dibuka oleh Direktur Politeknik Pertanian Negeri Kupang, Johanis A Jermias selaku pimpinan PTV Pengampu Konsorsium PTPPV NTT, didampingi Direktur Politeknik Negeri Kupang, Frans Mangi dan ketua panitia, Melsiani Saduk.

FGD yang diikuti unsur pentahelix NTT yaitu OPD Pemerintah Provinsi NTT, Kadin NTT, LSM, media massa, kelompok agama serta anggota tim periset Ekosmira Konsorsium PTPPV NTT.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Politeknik Pertanian Negeri Kupang, Johanis A Jermias mengatakan, kerja sama dan kolaborasi yang erat antara unsur pentahelix dalam pembangunan daerah menjadi isu sentral.

“Kehadiran bapak ibu dari unsur pentahelix tingkat provinsi sangat berarti dalam mendukung tercapainya harapan mengembangkan model ekosistem kemitraan tingkat Provinsi NTT untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah,” ujarnya. Fasilitasi Kemitraan 2024 merupakan sebuah program stimulus untuk memperkuat Program Penguatan EKosistem Kemitraan (Ekosmira) untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah yang telah dilaksanakan sejak Oktober 2023 hingga Agustus 2024. Program ini diperoleh Konsorsium PTPPV NTT setelah berhasil menuntaskan Program Riset Terapan Ekosmira tahun pertama. (dek)

  • Bagikan

Exit mobile version