307 Anggota DPR Wajah Lama

  • Bagikan
SALMAN TOYIBI/JAWA POS PIMPIN RAPAT. Anggota DPR periode 2024-2029 tertua dari Partai Demokrat, Zulfikar Achmad (kiri) didampingi anggota DPR termuda dari Partai Gerindra, Annisa MA Mahesa (kanan) memimpin rapat paripurna perdana di gedung Nusantara, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10).

Viktor Laiskodat Ketua Fraksi Nasdem

JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID – Tidak ada kejutan baru dalam pelantikan anggota DPR, Selasa (1/10). Baik dari sisi konfigurasi parpol maupun unsur pimpinan dewan. Kursi ketua DPR tetap diduduki Puan Maharani.

Mayoritas anggota dewan diisi wajah-wajah lama. Parpol pendukung pemerintah juga masih mendominasi kursi Senayan.

Analis politik Exposit Strategic Arif Susanto mengatakan, dari sejumlah variabel, kebaruan di DPR periode ini sangat minim. Sebab, hasil pemilu menempatkan urutan partai yang nyaris sama dengan 2019 lalu. Imbasnya, sebaran kursi tidak banyak bergeser signifikan, kecuali keluarnya PPP dari parlemen.

Kemudian, secara profiling, lebih dari separo anggota DPR 2024–2029 adalah incumbent. Dari 580 anggota DPR, 307 di antaranya adalah wajah lama. Dari variabel peta politik, sudah menjadi rahasia umum bahwa koalisi pendukung pemerintah ke depan merupakan mayoritas di parlemen. Sama dengan yang terjadi sepuluh tahun terakhir.

”Saya pikir kita tidak bisa berharap akan ada perubahan politik yang mendasar dari DPR pada lima tahun ke depan,” ujar Arif saat dihubungi Jawa Pos (grup Timex), kemarin.

Arif berpendapat, situasi hari ini –yang mana oposisi nyaris tidak ada– cukup mengkhawatirkan. Sebab, fungsi pengawasan terhadap pemerintah yang diharapkan bakal lahir dari parlemen sulit terwujud. Belajar dari pengalaman lima tahun terakhir, partai oposisi yang minim sangat tidak efektif untuk membendung kerja kekuasaan.

’’Periode terakhir saja dengan menyisakan hanya PKS sebagai partai di luar pemerintah, fungsi pengawasan tidak berjalan,’’ tuturnya.

Padahal, sepanjang lima tahun terakhir, ada banyak persoalan nasional. Mulai pandemi Covid-19 hingga PON yang gagal ditangani. Terkait tantangan ke depan, Arif melihat kerja-kerja mendasar DPR masih menjadi PR. Yang paling serius adalah bagaimana menghasilkan legislasi berkualitas.

Dia berpendapat, produk legislasi belakangan ini cukup buruk. Hal itu bisa dilihat dari minimnya partisipasi yang berujung pada ketidakpuasan publik pada RUU tertentu. ’’Berulang-ulang juga undang-undang yang dihasilkan itu kemudian di-judicial review sama MK,’’ tuturnya.

Tantangan berikutnya berkaitan dengan fungsi anggaran. Sebab, ada indikasi melebarnya defisit untuk membiayai program pemerintahan baru. Hal itu menjadi bagian dari tanggung jawab DPR untuk mengontrol anggaran pemerintahan.

’’Tidak hanya terkait defisit itu, tapi bagaimana melakukan efisiensi dan alokasi yang tepat supaya anggarannya punya daya dorong pada pertumbuhan ekonomi,’’ ungkapnya.

Dalam situasi sekarang, dia berharap masyarakat sipil bisa memainkan peran lebih kuat untuk mengontrol pemerintah. Meski, gerakan sipil punya keterbatasan sumber daya. Karena itu, diperlukan kolaborasi dengan kekuatan-kekuatan jaringan civil society.

’’Baru kemudian bagaimana bisa membuat imbangan penting, terutama dengan pemerintah dan DPR yang pengambilan kebijakannya tidak aspiratif,’’ kata Arif.

Soal penetapan Puan sebagai ketua DPR, Arif menyebut hal itu mengonfirmasi budaya kartelisasi dalam politik. ’’Partai politik menjadi sangat kompetitif selama masa pemilu, tetapi bersekongkol pascapemilu,’’ ujarnya.

Terpilihnya Puan sebagai ketua DPR, lanjut dia, tidak lepas dari adanya kesepakatan antarpartai. Karena itu, meski sempat muncul rencana merevisi UU MD3, kini wacana tersebut selesai dengan adanya kesepakatan ini.

Penetapan Pimpinan DPR

Posisi pucuk pimpinan DPR kembali menjadi milik Puan Maharani. Putri presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri itu ditetapkan sebagai ketua DPR periode 2024–2029 dalam rapat paripurna, Selasa (1/10). Puan mewakili PDI Perjuangan yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan legislatif (pileg) DPR.

Sementara itu, di deretan wakil ketua dewan, posisi Sufmi Dasco Ahmad mewakili Partai Gerindra juga tak tergantikan. Berbeda dengan wakil ketua dari PKB, Golkar dan Nasdem. Dari PKB, jatah wakil ketua diisi Cucun Ahmad Syamsurijal. Sebelumnya kursi itu diduduki Muhaimin Iskandar. Pada periode kali ini, Muhaimin tak lagi menjadi anggota DPR.

Selanjutnya, jatah pimpinan DPR untuk Partai Golkar yang sebelumnya dijabat Lodewijk Freidrich Paulus kini beralih ke Adies Kadir. Kemudian, Nasdem menunjuk Saan Mustopa. Saan yang juga wakil ketua umum (Waketum) Nasdem menggantikan Rachmat Gobel.

Nama-nama pimpinan DPR itu kemarin langsung disetujui dalam rapat yang dipimpin Guntur Sasono. ”Apakah dapat disetujui dan ditetapkan sebagai ketua dan wakil ketua masa keanggotaan periode 2024–2029,” kata Guntur yang menjadi pimpinan sementara DPR bersama Anisa Desmond Mahesa.

Setelah mendapat persetujuan dari peserta rapat, nama-nama pimpinan DPR itu pun langsung ditetapkan.

Guntur menegaskan, penetapan pimpinan DPR telah sesuai dengan Pasal 427d ayat (1) UU Nomor 2/2018 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 17/2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3). Dalam ketentuan tersebut, ketua DPR ialah anggota DPR yang berasal dari parpol peraih kursi terbanyak di DPR. Guntur juga menyebut nama-nama pimpinan DPR yang ditetapkan kemarin merupakan hasil rapat konsultasi pimpinan sementara DPR dan perwakilan parpol.

Penetapan ketua fraksi juga berasal dari masing-masing parpol dan disetujui di rapat paripurna. Hanya, dari delapan parpol yang lolos ke parlemen, PDIP dan PAN belum menentukan nama ketua fraksi.

Pada bagian lain, penetapan ketua DPD juga dilakukan kemarin seusai pelantikan. Namun, berbeda dengan penetapan pimpinan DPR yang berlangsung lancar, penetapan pimpinan DPD sempat memanas hingga beberapa kali diskors oleh pimpinan sementara. Hingga berita ini ditulis pukul 21.00 WIB tadi malam, rapat paripurna belum berhasil menetapkan sosok pimpinan DPD. (tyo/far/c7/oni/jpg/ays/dek)

Pimpinan DPR Periode 2024–2029

Ketua DPR: Puan Maharani (Fraksi PDIP)

Wakil Ketua DPR:

1. Adies Kadir (Fraksi Partai Golkar)

2. Sufmi Dasco Ahmad (Fraksi Partai Gerindra)

3. Saan Mustopa (Fraksi Partai Nasdem)

4. Cucun Ahmad Syamsurijal (Fraksi PKB)

Ketua Fraksi

PDIP         : Belum menentukan

Golkar     : M Sarmuji (102 anggota)

Gerindra : Gerardus Budisatrio Djiwandono (86 anggota)

Nasdem  : Viktor Bungtilu Laiskodat (69 anggota)

PKB                         : Jazilul Fawaid (jumlah anggota belum final)

PKS                         : Jazuli Juwaini (53 anggota)

PAN                        : Belum menentukan

Demokrat               : Edhie Baskoro Yudhoyono (44 anggota)

SUMBER: DPR, diolah

Pimpinan DPR RI periode 2024-2029

Ketua DPR RI: Puan Maharani (Fraksi PDIP)

Wakil Ketua DPR:

1. Adies Kadir (Fraksi Partai Golkar)

2. Sufmi Dasco Ahmad (Fraksi Partai Gerindra)

3. Saan Mustopa (Fraksi Partai Nasdem)

4. Cucun Ahmad Syamsurijal (Fraksi PKB)

Ketua-ketua fraksi

PDIP: Belum menentukan

Golkar: M. Sarmuji (102 anggota)

Gerindra: Gerardus Budisatrio Djiwandono (86 anggota)

Nasdem: Viktor Bungtilu Laiskodat (69 anggota)

PKB: Jazilul Fawaid (jumlah anggota belum final)

PKS: Jazuli Juwaini (53 anggota)

PAN: Belum menentukan

Demokrat: Edhie Baskoro Yudhoyono (44 anggota)

Sumber: DPR RI

  • Bagikan