SMF Alirkan Dana Rp 113,59 Triliun untuk Perumahan

  • Bagikan
GATHERING. Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Ananta Wiyogo bersama para direksi dalam media gathering dan konferensi pers kinerja semester I di Pasawaran, Lampung. (Agus Wirawan/Jawa Pos)

JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) telah mengalirkan dana pembiayaan dan sekuritisasi perumahan sebesar Rp 113,59 triliun dari sejak awal berdiri pada 2005 hingga semester I 2024.

Aliran dana tersebut menegaskan peran strategis perseroan sebagai BUMN yang bertugas menyediakan likuiditas bagi lembaga/perbankan penyalur pembiayaan perumahan di Indonesia.

SMF terus berkomitmen menyediakan dana murah untuk pembiayaan perumahan melalui perbankan. Bahkan pada saat Covid-19 melanda, SMF tercatat menyalurkan dana sebesar Rp 7,1 triliun (2020), lalu Rp 8,8 triliun (2021), Rp 11,7 triliun (2022), Rp 14 triliun (2023), dan hingga semester pertama tahun ini telah menyalurkan Rp 9,8 triliun.

"Ini merupakan upaya perseroan dalam berkontribusi terhadap pengurangan beban fiskal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta mendorong akses masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki rumah layak huni yang terjangkau,” ujar Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo dalam media gathering dan konferensi pers kinerja semester I di Pasawaran, Lampung, Minggu (29/9).

Perseroan mengoptimalkan ketersediaan dana melalui penerbitan obligasi untuk mendukung target penyaluran pembiayaan perumahan, memastikan pendanaan yang lebih efisien dengan bunga kompetitif, dan memperkuat sektor perumahan di Indonesia.

"SMF telah menyalurkan dana dengan multiplier 2,58 kali dari Penyertaan Modal Negara yang diterima khusus untuk FLPP yaitu sebesar Rp 9,33 triliun," sebutnya.

Aliran dana tersebut menegaskan peran strategis Perseroan sebagai penyedia likuiditas bagi lembaga penyalur pembiayaan perumahan sehingga proses penyaluran pembiayaan kepada masyarakat berjalan optimal. Langkah ini diharapkan dapat mengakselerasi pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia.

“Kami melihat kondisi pasar primer perumahan masih menghadapi tantangan, akan tetapi dengan kondisi pertumbuhan ekonomi yang masih terja peluang untuk pasar perumahan pada umumnya masih terbuka.” jelas Heliantopo, direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan SMF.

Selain kontribusi signifikan terhadap pembiayaan dan pembangunan sektor perumahan, SMF juga mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang positif. Pada semester I 2024, SMF mencatatkan pertumbuhan aset menjadi Rp 51,82 triliun, meningkat 13 persen dari Rp 45,70 triliun pada akhir 2023.

"Laba bersih juga mencatatkan pertumbuhan positif, mencapai Rp285 miliar, lebih tinggi 17 persen dibandingkan pencapaian Juni 2023 (year on year) yang sebesar Rp243 miliar. Peningkatan ini mencerminkan kinerja yang solid di tengah tantangan ekonomi," ungkap Direktur Keuangan dan Operasional SMF Bonai Subiakto.

Sementara itu, Kepala Divisi Riset Ekonomi dan Chief Economist PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF Martin Daniel Siyaranamual menyatakan tengah mempersiapkan pembiayaan rumah murah bagi pekerja informal melalui kolaborasi dengan Asian Development Bank (ADB).

“Apa yang kami kerja samakan dengan ADB itu produk keuangan yang masa cicilnya, proses mencicilnya itu fleksibel,” kata Martin.

Dia mengatakan bahwa produk serupa sudah dikembangkan di sejumlah negara di Afrika dan Amerika Latin yang juga memiliki jumlah pekerja informal yang besar, seperti di Indonesia.

Tidak hanya memberikan pembiayaan yang terjangkau, Martin mengatakan, upaya tersebut merupakan salah satu cara untuk menjaga agar jumlah masyarakat kelas menengah tidak semakin tergerus. (jpc/thi/dek)

  • Bagikan