KUPANG,TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Periode kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) telah dimulai. Pendekatan dan komunikasi politik akan menjadi titik krusial yang menentukan kemenangan pasangan calon (Paslon) kepala daerah.
Periode sosialisasi yang dilakukan masing-masing figur calon gubernur dan wakil gubernur NTT dalam beberapa bulan terakhir membuat publik semakin mengenal pribadi masing-masing paslon. Tak terkecuali karakter, perilaku, hingga gaya komunikasi mereka.
Berbagai komentar masyarakat terkait paslon bisa didengar di berbagai lokasi tempat berkumpul, di media sosial, dalam opini media massa bahkan di tempat acara para kandidat kepala daerah.
Beberapa komentar spontan serupa terdengar saat acara Deklarasi Pilkada Damai digelar di Mapolda NTT, Kupang, 24 September 2024. Di awal acara penyelenggara memutar rekaman video berisi ajakan kampanye damai dari masing-masing calon gubernur. Diawali video dari paslon No Urut 1, pasangan Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto (Ansy-Jane).
Sambil berjalan ringan di Kawasan Golo Mori, Manggarai Barat, dengan latar belakang Kawasan wisata Taman Nasional Komodo, Ansy Lema menyampaikan ajakan kampanye damai.
"Saya ingin mengimbau, mengajak kita semua untuk menyukseskan Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) 27 November 2024 mendatang. Kita wujudkan Pilkada yang jujur, adil, damai, dan bermartabat," ujar Ansy.
Ansy menyampaikan pesan damai itu dengan gaya khasnya. Rangkaian konten berdurasi tiga menit sesungguhnya menampilkan keunggulan komunikasi politisi PDI Perjuangan ini. Kata demi kata terucap dengan diksi yang tertata rapi, artikulasi yang jelas, serta intonasi yang memberikan penegasan pada kata atau frase tertentu. Tak hanya itu, mimik wajah hingga gestur tubuh pun mendukung dan merepresentasikan pesan yang disampaikan.
Tidak berhenti di situ. Ansy memilih lokasi yang tepat untuk menyampaikan ajakan damai. Keindahan bentang alam Golo Mori serta panorama laut dan pulau-pulau di sekitarnya, ketenangan suasana di kawasan selatan Labuan Bajo serta keteduhan senja selaras dengan konten berupa pesan damai yang disampaikan.
Sesi ajakan Pilkada Damai dilanjutkan dengan pemutaran video dari Paslon no. urut 2 Melki Laka Lena & Johni Asadoma. Berikutnya ditayangkan ajakan Simon Petrus Kamlasi mewakili paslon no. urut 3.
Keduanya menampilkan pola yang sama, yaitu berbicara di dalam ruangan, dengan gaya penyampaian yang terkategori standar.
"Weee, tapuku jato ini ma!" ujar salah seorang hadirin yang berdiri di sisi belakang tenda acara.
Kalimat dalam dialek Kupang ini dapat diartikan "terpukul jatuh" atau di-KO.
Komentar tersebut mengarah pada jomplang atau tidak sebandingnya dua tayangan terakhir dengan video pertama berisi ajakan damai Ansy-Jane.
"Kalah kelas," sahut rekan di sebelahnya mengiyakan dengan argumentasi yang lebih vulgar.
KOMUNIKATOR ULUNG
Keunggulan Ansy Lema dalam menyampaikan pesan Pilkada Damai sudah bisa diprediksi sebagian masyarakat yang mengenalnya. Pria kelahiran Kupang berdarah Ende dan Belu ini memang dikenal sebagai seorang komunikator ulung. Tak heran bila dia mendapat kepercayaan pada masa lalu sebagai juru bicara (Jubir) sejumlah tokoh. Salah satunya sebagai jubir Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Tidak ada kesuksesan yang datang secara instan," demikian pesan yang selalu disampaikan Cagub NTT Nomor Urut 1 ini di setiap kesempatan berkunjung ke sekolah-sekolah.
Ansy adalah bukti nyata pernyataan tersebut. Berbagai kelebihan yang dimiliki saat ini tidak datang secara tiba-tiba. Kemampuan komunikasi itu merupakan gambaran perjalanan atau proses panjang penuh tempaan diri yang dilengkapi berbagai aspek formatif dalam sejarah hidupnya.
Di periode sekolah menengah, misalnya, Ansy mengenyam pendidikan di Seminari Pius XII Kisol. Sekolah ini memiliki tradisi menyediakan ruang bagi setiap individu (seminaris) untuk tampil di depan komunitas untuk memaparkan tugas yang dipercayakan kepadanya dan berargumentasi dengan anggota komunitas lain terkait tugas dimaksud.
Wadah tersebut tidak sebatas membentuk kemampuan berbicara dan berargumentasi tetapi juga membangun kepercayaan diri, kedisiplinan untuk mengasah kemampuan, tanggung jawab personal maupun intelektualitas siswa.
Tahap selanjutnya adalah masa perkualiahan. Suami Maria Immaculata Inge Nioty (Inge) ini tidak sebatas menjadi mahasiswa berprestasi di kampus. Banyak kegiatan ekstra kampus yang diikutinya. Selain berorganisasi di Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Ansy aktif di kelompok-kelompok diskusi intelektual dan forum-forum diskusi mahasiswa.
Aktivismenya bertaut dengan situasi dan kondisi pergerakan pra-reformasi. Gerakan untuk meruntuhkan rezim Orde Baru (Orba) mendorong Ansy bersama sejumlah aktivis kampus lain mendirikan Forum Kota (Forkot) yang merupakan salah satu organ Utama pergerakan mahasiswa 1998. Bersama sejumlah eksponen 98 lainnya, Ansy turut mendirikan Front Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (FAMRED).
Panggung orasi perjuangan reformasi maupun forum-forum diskusi yang dihadirinya semakin mengasah kemampuan komunikasi serta kekuatan argumentasinya. Perjuangan reformasi membentuk arah komunikasinya pada aspek kepentingan publik, keberpihakan pada yang lemah, dan idealisme bernegara. Ansy berkembang menjadi salah satu orator ulung atau yang kala itu sering disebut "Macan Podium".
Aspek ini mendapat penguatan melalui studi Ilmu Politik tingkat pascasarjana (magister) yang dijalaninya di Universitas Indonesia (UI). Sedangkan dimensi persuasif dan didaktis merupakan khazanah komunikasi yang diperoleh putra Kupang berdarah Ende-Lio dan Belu ini dalam posisi sebagai pengajar atau dosen di tiga kampus di Jakarta.
Pendalaman desain komunikasi publik diperoleh Ansy Ketika menjadi pekerja media. Sebagai presenter TV maupun penulis artikel di media cetak dan online, penggaung Nelayan-Tani-Ternak (NTT) ini mengembangkan kemampuan khusus tersebut. Poin plus muncul kemudian. Ansy sering tampil dalam dialog-dialog di berbagai stasiun TV nasional sebagai pengamat politik. Aspek argumentasi berbasis konsepsi teoretis menjadi kekuatannya.
Pengalaman inilah yang mengantarnya menjadi figur yang diandalkan sejumlah calon kepala daerah sebagai juru bicara. Tak kurang dari lima calon kepala daerah tingkat provnsi dalam periode 2017-2018 yang mempercayakan posisi tersebut pada Ansy.
Dengan berbagai latar belakang pengetahuan dan pengalamannya, Ansy diandalkan untuk menyampaikan pesan-pesan politik dalam format komunikasi publik yang tertata dan mudah dicerna sekaligus argumentatif.
BERKAH BAGI NTT
Keunggulan Ansy Lema dalam hal komunikasi politik tidak hanya melambungkan namanya. Setelah terpilih sebagai Anggota DPR RI Periode 2019-2024, status Ansy sebagai wakil rakyat menjadi berkah bagi NTT.
Peran keterwakilan itu benar-benar dijalankan secara serius didukung basis pemahaman ideologi nilai bela rasa/keberpihakan yang terpatri dalam dirinya. Suara aspiratifnya tidak lagi hanya bergaung di level nasional. Masyarakat NTT bisa menyaksikan langsung perjuangan Ansy untuk Bumi Flobamora melalui tayangan TV atau klip-klip video yang beredar di media sosial.
Ratusan miliar bantuan tersalurkan ke NTT, sesuai dengan posisinya sebagai Anggota Komisi IV DPR RI yang membawahi bidang Pertanian, Kelautan & Perikanan, serta Lingkungan Hidup. Berbagai bentuk alat dan mesin pertanian (alsintan) tersalurkan ke berbagai kelompok tani di NTT. Mulai dari tractor roda empat, combine harvester, escavator, hingga perangkat kecil atau pendukung seperti alat semprot dan pupuk.
Di bidang perikanan, kapal ikan, pukat, hingga bioflok untuk perikanan budidaya. Sedangkan di sektor lingkungan hidup, perjuangan Ansy untuk perlindungan alam dan ekologi sangat kuat menggema. Suara kerasnya menentang penurunan status Gunung Mutis dari Cagar Alam menjadiTaman Wisata Alam dan atau Taman Nasional adalah salah satu contohnya. Dia juga menjadi wakil rakyat yang paling keras bersuara menentang upaya komersialisasi brutal atas Kawasan Taman Nasional Komodo.
Kemampuan argumentasinya yang kuat kerap mengundang decak kagum perwakilan pemerintah yang menjadi mitra kerja maupun rekan-rekan anggota DPR. Apresiasi lebih selalu terlihat saat politisi PDI Perjuangan ini berbicara.
Tentu saja apresiasi terbesar muncul dari publik. Gambaran riilnya terlihat dari representasi masyarakat melek informasi yang ada di media sosial (medsos). Ansy adalah anggota DPR RI asal NTT dengan pengikut terbesar di Facebook, medsos paling popular di NTT. Fans besar di medsos terus mendukung sepak terjang Ansy sebagai wakil rakyat.
Keunggulan Ansy dalam hal komunikasi, suara-suara aspiratifnya untuk kepentingan publik ditopang dukungan massif netizen NTT rupanya menjadi perhatian partainya, PDI Perjuangan. Tak heran bila Ansy disodorkan sebagai kader yang diusung untuk bertarung dalam Pilkada NTT 2024.
Bekal keilmuan, kemampuan komunikasi, pengalaman yang mendukung serta tentunya perjuangannya untuk "wong cilik" diharapkan dapat membawa keberkahan bagi NTT. Itu sudah terlihat dalam pendekatan kampanyenya yang lebih merakyat.
Ansy memilih datang secara langsung, menemui masyarakat di kampung/desa mereka sendiri untuk melihat secara langsung kondisi riil masyarakat. Di banyak lokasi Ansy selalu disambut dengan frase "anggota DPR pertama" atau "cagub pertama" yang sampai ke lokasi tersebut.
Itulah bentuk komunikasi kerakyatan yang selalu memampukan Ansy untuk melakukan elaborasi antara kedalaman kemampuan dengan pemahaman kondisi atau keadaan faktual dengan kemampuan komunikasi verbal.
Itulah yang membuat pesan-pesan yang disampaikan Ansy memiliki "gizi" lebih dan memiliki kedalaman dan daya tarik tersendiri. Kemampuan ini pula yang diharapkan masyarakat NTT akan bermanfaat bagi NTT bila dia terpilih sebagai Gubernur NTT periode 2025-2030.(*/sps/yl)