Sekjen Gerindra Kandidat Ketua MPR, Golkar Legowo

  • Bagikan
MIFTAHUL HAYAT/JAWA POS PARIPURNA. Anggota MPR RI dari Fraksi Gerindra Ahmad Muzani (kiri) dan Siti Hediyati Hariyadi (kanan) usai mengikuti sidang paripurna MPR di gedung Nusantara, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/10).

Kalahkan La Nyalla, Sultan Najamudin Pimpin DPD

JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Proses pemilihan pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) nampaknya berjalan alot. Sempat dijadwalkan kemarin, pemilihan urung digelar hingga tadi malam dan dijadwalkan ulang hari ini.

Pimpinan MPR sendiri terdiri dari perwakilan delapan partai dan satu perwakilan DPD. Satu di antaranya akan ditetapkan sebagai ketua.

Satu nama yang santer dijagokan sebagai ketua adalah Sekjen Gerindra Ahmad Muzani. Nama Muzani sebelumnya sudah disebut oleh Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah dan Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.

Namun saat ditemui di kompleks parlemen Jakarta, Rabu (2/10) kemarin, Muzani enggan terburu-buru. Dia menyebut prosesnya belum selesai. Pihaknya tidak ingin mendahalui. "Tunggu semua sudah berproses, sehingga semuanya berjalan sesuai dengan mekanisme yang berjalan," ujarnya.

Terkait lobi-lobi, dia menegaskan hubungannya dengan partai-partai lain sangat baik. "Nggak ada hambatan, ga ada masalah, termasuk dengan teman-teman kelompok DPD," imbuhnya.

Jika Muzani terpilih, keputusan itu relatif tidak biasa. Dalam tradisinya, ketua MPR dijabat oleh partai pemenang kedua pemilu. Meskipun, hal itu tidak diatur secara eksplisit dalam UU MD3 layaknya jatah Ketua DPR yang diplot untuk pemenang pemilu.

Terkait hal itu, Sekjen Partai Golkar, Sarmuji tidak sepakat jika itu disebut sebagai tradisi. Sebab baru terjadi beberapa kali saja. Yang jelas, pihaknya tidak mempersoalkan meski Partai Golkar tak menjadi Ketua MPR. Dia beralasan, sistem kerja MPR adalah musyawarah. Sehingga semua pimpinan punya peran. "Karena permusyawaratan jadi dimusyawarahkan," ujarnya.

Dalam urusan bernegara, dia menilai tidak perlu ada dikotomi rela atau tidak. Yang terpenting adalah kesepakatan terbaik untuk bangsa. "Jadi kalau kita sudah bicara nasionalisme tentang negara kita pasti ingin yang terbaik," ungkapnya.

Berdasarkan informasi yang beredar, Partai Golkar rela melepas jatah ketua MPR dengan kompensasi jatah lima kursi menteri. Namun, Sarmuji menepis isu itu. Kalaupun Partai Golkar mendapat banyak menteri, dia mengklaim karena banyaknya kader potensial. "Bukan karena tukar ini, tukar itu," jelasnya.

Sementara itu, sejumlah partai telah mengusulkan nama untuk mengisi posisi pimpinan DPR. Antara lain PKS yang kembali memilih Hidayat Nur Wahid. "Iya masih Ust Dr HNW insya Allah sebentar lagi diumumkan," ujar Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini.

Sementara Partai Golkar akan mengutus Kahar Muzakkir. Wakil Ketua Umum Golkar Ace Hasan Syadzily mengakui, Kahar masuk kriteria untuk mengisi kursi pimpinan MPR.

"Pimpinan MPR adalah orang berpengalaman sebagai pimpinan AKD dan juga pernah menjadi pimpinan fraksi. Mungkin saya kira figur senior," tuturnya. Kahar, diakuinya memenuhi kriteria.

Kemudian Nasdem, dipastikan akan mengusulkan Lestari Moerdijat. Kepastian itu disampaikan politikus Nasdem Syarief Abdullah saat rapat paripurna penetapan fraksi MPR.

Dalam rapat paripurna itu, semua fraksi juga telah menyepakati nama pimpinan dan keanggotaan fraksi di MPR. PDIP yang mendapat giliran pertama menetapkan Ahmad Basarah sebagai ketua fraksi di MPR. Kemudian Partai Golkar menetapkan Melchias Marcus Mekeng dan Partai Gerindra memilih Habiburrokhman.

Sementara Partai Nasdem menetapkan Roberth Rouw, PKB menetapkan Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, PKS menetapkan Tifatul Sembiring, PAN menetapkan Ahmad Rizki Sadig dan Partai Demokrat memilih Edhie Baskoro Yudhoyono.

Sementara itu, Sultan Bachtiar Najamudin terpilih sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Dia berhasil mengalahkan La Nyala Mataliti yang berupaya menduduki kursi ketua senator untuk kedua kalinya.

Proses terpilihnya Sultan sendiri sempat memicu dinamika. Saat pembahasan tata tertib, sempat terjadi ketegangan. Sebelum akhirnya disepakati dan dilanjutkan dengan voting.

Voting pemililihan dilakukan dengan sistem paket. Paket pertama diketuai Sultan Najamudin, dengan calon wakil ketua GKR Hemas, Yorrys Raweyai dan Tamsil Linrung. Kemudian paket kedua diketuai La Nyalla Mattalitti dengan calon wakil ketua di antaranya Nono Sampono, Elviana dan Andi Muhammad Ihsan.

Dalam voting, dari 151 voters, paket Sultan berhasil mengumpulkan 95 suara. Sementara La Nyalla memperoleh 56 suara. Kepada media, Sultan berkomitmen untuk menampilkan wajah DPD yang lebih kolaboratif dan inklusif. "Untuk bisa menjawab permasalahan di daerah," ujarnya.

Ke depan, pihaknya berharap agar lembaga DPD bisa dirasakan langsung keberadaanya. Diakuinya, saat ini, eksistensi DPD belum banyak diketahui masyarakat. Pihaknya, juga akan membangun komunikasi dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto.(far/jpg/ays/dek)

  • Bagikan