NTT Butuh Adaptasi Perubahan Iklim,Ekspose Land4Lives NTT

  • Bagikan
IST POSE BERSAMA. Direktur ICRAF Indonesia, Andree Ekadinata pose bersama saat Ekspose Land4Lives NTT yang diselenggarakan Bapperida Provinsi NTT dan ICRAF Indonesia di hotel Harper Kupang, Kamis (3/10).

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID – Provinsi NTT perlu beradaptasi terhadap perubahan iklim yang dampaknya sudah nyata dirasakan oleh banyak orang. Demikian pesan yang mengemuka dalam Ekspose Land4Lives NTT yang diselenggarakan Bapperida Provinsi NTT dan ICRAF Indonesia di Kupang, Kamis (3/10).

Ekspose Land4Lives NTT merupakan ajang untuk melaporkan berbagai pencapaian program Land4Lives di NTT sejauh ini serta membuka ruang dialog dan masukan dari berbagai pihak terkait.

Land4Lives atau #LahanuntukKehidupan merupakan kegiatan riset-aksi yang dilaksanakan oleh ICRAF Indonesia dengan sokongan dari pemerintah Kanada. Kegiatan riset-aksi dirancang untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan kehidupan yang tangguh iklim.

Land4Lives dilaksanakan di tiga provinsi yaitu Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan NTT.

Di NTT, Land4Lives telah melaksanakan banyak inisiatif dalam rangka membangun ketahanan iklim di tingkat provinsi, bentang lahan, hingga tapak.

Di tingkat provinsi, Land4Lives bekerja sama dengan Bapperida Provinsi NTT untuk mengintegrasikan aspek-aspek perubahan iklim dan pertumbuhan ekonomi hijau ke dalam dokumen perencanaan daerah seperti RPJPD, rancangan teknokratik RPJMD dan rancangan awal RPJMD Provinsi NTT.

Di tingkat bentang lahan, Land4Lives bekerja sama dengan KPH Kabupaten TTS, Forum DAS dan BPDAS untuk mendukung perancangan dokumen pengelolaan bentang lahan seperti evaluasi Rencana Pengelolaan DAS Terpadu untuk DAS Benain dan Noelmina, dokumen Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) dan rencana pengelolaan hutan tahunan untuk KPH TTS.

Adapun di tingkat tapak, Land4Lives bermitra dengan 12 desa di Kabupaten TTS untuk memperkuat penghidupan dan ketahanan pangan petani terhadap perubahan pola cuaca akibat perubahan iklim. Tujuan itu dicapai melalui berbagai kegiatan antara lain implementasi sistem pertanian cerdas iklim, pembentukan kebun dapur, transformasi nilai dan akses pasar komoditas agroforestri dan peningkatan kesetaraan gender serta kapasitas perempuan dan anak dalam menghadapi dampak perubahan iklim.

Ekspose Land4Lives NTT menjadi platform untuk berbagi pengetahuan, pengalaman dan hasil program kepada publik. Acara dihadiri oleh perwakilan dari lembaga pemerintah, akademisi, organisasi masyarakat sipil dan mitra pembangunan lainnya.

"Melalui ekspose ini, kami berharap dapat memperoleh masukan dan saran yang berharga untuk terus meningkatkan efektivitas program Land4Lives di NTT," ujar Provincial Coordinator ICRAF Indonesia di NTT, Yeni Fredik Nomeni.

"Kami berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk membangun masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi masyarakat NTT," tambahnya.

Dalam diskusi panel yang bertajuk “Bersama Menghadapi Tantangan Iklim”, berbagai strategi adaptasi iklim dibahas, mencakup penguatan penghidupan masyarakat melalui pengelolaan lahan berkelanjutan dan ekonomi hijau.

Selain itu, terdapat beberapa sesi pameran, yaitu pengenalan LUMENS dan sistem informasi akses lahan, merencanakan pengelolaan lanskap sejahtera dengan H2Ours, manajemen pengetahuan pangan lokal WikiPangan dan mulok pangan lokal untuk ketahanan iklim, sekolah perempuan untuk ketahanan iklim serta pertanian cerdas iklim. (ays/dek)

  • Bagikan