Prabowo-Mega Berpeluang Ulangi Diplomasi Nasi Goreng

  • Bagikan
DERY RIDWANSAH/JAWAPOS.COM PIDATO. Ketua DPR periode 2024-2029, Puan Maharani berpidato saat rapat paripuran DPR di gedung Nusantara kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10) lalu.

JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Konsep pertemuan antara presiden terpilih Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri terus dimatangkan. Ada potensi, konsep pertemuan akan dibuat secara santai.

Hal itu, disampaikan Ketua DPR RI yang juga Ketua DPP, Puan Maharani di kompleks parlemen Jakarta, Kamis (3/10).

Puan mengatakan, konsep final masih dipikirkan. Tapi bisa saja, mengulang pertemuan sebelumnya yang berkonsep masak-masakan.

"Waktu itu, ibu Mega yang memasak dan pak Prabowo sangat menyukai jadi mungkin juga menu nasi goreng akan ada lagi," ujarnya.

Pernyataan itu merujuk pada kunjungan Prabowo ke rumah Mega di Teuku Umar pada 25 Juli 2019. Kala itu, Prabowo yang hendak masuk dalam kabinet Jokowi-Maruf Amin, sempat bersilaturahmi dengan Mega dan disuguhi nasi goreng buatannya.

Puan menerangkan, waktu pertemuan juga masih dibahas. Secara prinsip, keduanya sama-sama berkeinginan untuk bertemu secepatnya. "Menunggu waktu yang tepat, di saat yang tepat," imbuhnya.

Terkait lokasi pertemuan, Puan membantah jika ada persoalan dalam penentuan. Dia menegaskan, lokasi bisa di Teuku Umar, Kertanegara maupun Hambalang. Opsi mana pun tidak menjadi masalah.

Ketua DPP PDIP, Said Abdullah menambahkan, tempat pertemuan yang dipilih kemungkinan adalah tempat yang sakral bagi keduanya. "Tempat yang punya memori yang luar biasa sehingga bapak Prabowo-Megawati bertemunya menurut gue dalam suasana yang santai, penuh kenangan," ujarnya.

Apakah lokasi itu istana batu tulis, Said menolak menjawab. Meski dia mengakui, batu tulis punya kenangan tersendiri bagi keduanya.

Said memastikan, pertemuan kedua tokoh untuk tukar pikiran menyangkut masalah kebangsaan. Apalagi, Megawati punya pengalaman sebagai wakil presiden dan presiden. Sementara kans dibicarakan koalisi, dinilai tidak akan ada.

Sebab, ini pertemuan dua tokoh bersaudara. "Kalau soal koalisi itu pasti tidak akan dibahas karena pertemuan itu bukan pertemuan transaksional," kata anggota DPR dapil Madura itu.

Sebelumnya beredar kabar jika PDIP meminta jatah tiga menteri. Sejumlah nama yang disebut akan masuk adalah Olly Dondokambey, Azwar Anas, hingga Budi Gunawan (BG).

Namun Said mengklaim belum ada pembicaraan maupun perintah kepada ketiganya di internal PDIP. "Kita semua tegak lurus menunggu apapun titah yang disampaikan oleh ibu ketua umum," jelasnya. (far/jpg/ays/dek)

  • Bagikan