Badan Peduli TNK Resmi Terbentuk

  • Bagikan
IST

LABUAN BAJO, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Badan Peduli kawasan Taman Nasional Komodo (BPTNK) Manggarai Barat resmi terbentuk yang ditandai dengan diskusi awal yang berlangsung di Hotel Green Prundi Labuan Bajo, Jumad (4/10).

Hadir dalam kesempatan itu Sekertaris Daerah, Fransiskus S. Sodo, Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama Badan Otorita Labuan Bajo (BOLBF), Frans Teguh, Ketua BPTNK, P. Marsel Agot, SVD, tokoh masyarakat, H. Ramang Ishaka, forkompimda, para pelaku wisata dan staholder lainnya.

Dalam kesempatan itu Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), Hendrikus Rani Siga membeberkan secara gamblang kondisi terkini kawasan TNK yang sudah mulai hancur. Sementara biaya operasional dan anggaran dari KLHK sangat minim sehingga membutuhkan kesadaran kita untuk sama-sama peduli terhadap TNK. Karena itu dirinya memberikan apresiasi atas lahirnya BPTNK ini yang ikut memberikan kontribusi dalam menjaga dan merawat TNK sebagai lahan hidup banyak orang.

Dia mengibaratkan, kita terus membangun gedung mewah bertingkat sementara TNK sebagai tiang utama kini sedang berdiri dalam keadaan keropos, rapuh dan sudah tidak kuat lagi. Karena itu, lanjut dia butuh kepedulian dan gerakan kita semua untuk menjaga TNK sebagai bibgkai pariwisata berkelanjuran untuk anak cucu kita.

Dia menguraikan kawasan TNK memiliki 13 resort dengan kondisi staf yang terbatas sehingga lemahnya pengawasan yang berbuntut maraknya perburuan liar dalam kawasan TNK, belum lagi tekanan datang dari mana-mana. Tidak hanya itu, jumlah armada kapal wisata tercatat 669 armada dan setiap hari ditemukan sekitar 149 - 200 kapal wisata keluar melakukan trip dalam kawasan TNK sementara jumlah mooringboy hanya tersisa 6 buah dari 32 yqng disiapkan TNK sebelumnya.

Buntutnya kapal wisata berlabuh seenaknya dengan melego jangkar sembarang sehingga merusak coral atau terumbu karang yang sebelumnya indah dan bagus di dasar laut kini mulai hancur. Belum lagi fasilitas pendukung seperti dermaga kayu yang rusak sehingga bisa menyebabkan wisatawan jatuh terperosok akibat terpukau dengan keindahan alam Labuan Bajo.

"Dengan kondisi TNK seperti ini kami ingin membangun kesadaran kolektif kita semua bersama-sama benahi dan bertanggungjawab untuk merawat TNK sebagai lahan hidup semua orang yang berkelanjutan,"ajaknya.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo (BPOLBF), Frans Teguh menegaskan terhadap kondisi TNK saat ini perlu dibutuhkan kepedulian, butuh sikap dan aksi yang terpanggil sebagai inspirasi unruk membuat perubahan lingkungan ini. Oleh karenanya gerakan kesadaran kolektif kita semua. Apa yang sudah ada kita jalan saja, yang kurang kita benahi ditengah jalan.

"Badan ini bisa melakukan kerja dan skema-skema kain di luar KLHK. Dan kita akan terus mendukung,"tandasnya

Sekertaris Daerah Kabupaten Manggarai Barat, Fransiskus S. Sodo menegaskan dasar hadirnya BP TNK karena pemerintah daerah merasa sangat perlu untuk menjaga pariwisata berkelanjutan di dalam kawasan TNK. Dikatakan pemerintah juga yakin semua stakeholder dan komponen yang ada memiliki kecemasan yang sama atas masa depan pariwisata kita.

Sehingga dengan keyakinan bahwa pariwisata ke depqn akan lebih baik jika semua kita bergerak bersama menjaga dan merawat ini. Dengan adanya lembaga ini semua mekanisme dapat berjalan tepat dan vertanggungjawab terhadap pemerintah, stakeholder dan masyarakat.

"Orang-orang yang ada di dalam lembaga ini adalah relawan tanpa di gaji. Dan saya memiliki keyaninan bahwa mereka akan bekerja profesional, transparan dan akuntabel,"tandasnya
.
Ketua BP TNK, P. Marsel Agot, SVD menegaskan pendirian lembaga ini karena komitmen dan kesadaran kita bersama menjaga TNK. Dikatakan, pengalaman kami mendirikan Badan Pertimbangan Kesehatan Daerah (BPKD) Manggarai Barat sudah terbukti kerjanya dengan mendirikan 18 Rumah Tunggu Kelahiran di setuap kecamatan yang diharapkan bisa menekan angka kematian ibu dan anak. Dan semua orang-orang di dalam BPKD tidak digaji tetapi pertanggungjawaban soal anggaran dari donatur dan pemerintah selalu transparan dan akuntabel.

"Kami tidak akan mengambil satu sen pun dari uang itu. Tidak ada patokan angka untuk sumbangan ini, berapa pun sebagai bentuk kepedulian kita terhadap TNK akan dimanfaatkan sebaik-baiknya,"tegas dia.(kr2)

  • Bagikan

Exit mobile version