JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Pekan Olahraga Nasional (PON) XXII 2028 dipastikan akan digelar di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang telah resmi ditunjuk sebagai penyelenggara.
Saat menerima audiensi dengan Ketua KONI NTB Mori Hanafi, Jumat (4/10), Ketua Umum (Ketum) KONI Pusat, Marciano Norman Marciano berpesan untuk mempersipakan PON. Setiap tahun harus diisi dengan tahapan yang baik dan meyakinkan. Dengan melihat banyaknya kejadian kurang mengenakan di Aceh-Sumut pada PON edisi sebelumnya.
Tahapan pertama pada 2024-2025 untuk menyelenggarakan PON, Marciano menyebutkan masterplan harus sudah ada. Salah satunya soal venue yang menjadi salah satu syarat wajib bagi penyelengara, yakni sudah memiliki 30 persen venue standar internasional dan nasional.
"Tuan rumah harus kembali melakukan inventaris venue yang ada. Prinsipnya, venue yang sudah ada harus dimanfaatkan, prioritasnya untuk renovasi,’’ papar Marciano.
Yang juga menjadi penekanan Marciano adalah cabang olahraga (Cabor) yang dipertandingkan. Baik di NTB maupun NTT.
"Saya persilakan kedua Ketum KONI provinsi tuan rumah untuk berunding, dan jumlah cabor jangan terlalu banyak,” tegas Marciano.
Pada PON XXI/2024 Aceh-Sumut lalu terdapat 65 cabor yabg dipertandingkan. Sedangkan di Papua 2020 ada 56 cabor, dan PON Jawa Barat 2016 hanya 44.
Kepada penyelenggara PON, Marciano menekankan bisa berfokus pada cabor yang dipertandingkan di Asian Games hingga Olimpiade.
Cabor yang tidak dipertandingkan di Asian Games-Olimpiade akan tetap mendapakan ruang. Yakni dipertandingkan pada Indonesia Martial Art Games (IMAG), Indonesia Beach Games (IBG), Indonesia Indoor Games (IIG), dan Indonesia Youth Games (IYG).
Ketua KONI NTB Mori Hanafi mengakui pihaknya sudah mendapakan pelajaran berharga dari Aceh-Sumut.
"Kami berusaha untuk bisa lebih baik,” kata pria yang merupakan anggota DPR RI Fraksi Partai Nasdem itu.
Sementara itu, Anisa Nur Anggraini, Karateka DKI Jakarta menyatakan, berbagai kejadian kurang mengenakkan agar tidak terjadi di PON selanjutnya. Sebab, multi event empat tahunan itu menjadi ajang yang ditunggu bagi atlet.
"Kami harapkan euforianya itu besar-besaran. Karena kami untuk sampai di PON itu luar biasa perjuangannya," ujar mahasiswi Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Budi Luhur itu. (raf/bas/jpg/gat/dek)