Gibran: Saya Loyal pada Semua Keputusan Presiden
Jelang Bertemu Megamati, Prabowo Berdiskusi Lagi dengan Jokowi-Gibran
JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID – Jelang pelantikan presiden-wakil presiden 20 Oktober mendatang, Presiden Joko Widodo semakin intens bertemu dengan Prabowo Subianto. Minggu (13/10) kemarin, keduanya kembali bertemu.
Kali ini, pertemuan dilakukan di kediaman Jokowi di Solo.
Yang menarik, wapres terpilih Gibran Rakabuming Raka juga turut dalam pertemuan tertutup tersebut. Prabowo dan Gibran tiba di rumah Jokowi di jalan Kutai Utara I, Kelurahan Sumber, Banjarsari pukul 14.15 WIB. Gibran menjemput Prabowo di bandara Adi Soemarmo, Boyolali.
Pantauan Jawa Pos Radar Solo (grup Timex), pertemuan tertutup itu berlangsung selama kurang lebih 90 menit. Prabowo meninggalkan kediaman Jokowi pukul 15.45 WIB. Prabowo tidak memberikan pernyataan apa pun usai bertemu dengan Jokowi. Dia langsung menuju bandara dan kembali ke Jakarta.
Sebelum pertemuan itu, Gibran menyatakan dirinya telah menyerahkan susunan menteri kepada Prabowo. Namun, untuk keputusan akhir, termasuk jumlah menteri yang membantu presiden, Gibran mengatakan menyerahkannya kepada Prabowo selaku pemilik hak prerogatif.
”Saya yakin beliau (Prabowo, red) sudah memilih personel-personel yang tepat. Personel-personel yang memang expertise (ahli) di bidang masing-masing,” kata Gibran usai blusukan di pasar tradisional Ampel dan KUD Musuk, Minggu pagi. Gibran pun meminta publik untuk menunggu hasil penyusunan kabinet.
Di kesempatan itu, Gibran belum bisa memastikan berapa jumlah kementerian dalam pemerintahan baru. Dia kembali menegaskan bahwa hal tersebut diserahkan sepenuhnya kepada Prabowo. ”Kita tunggu saja, yang jelas saya menghormati keputusan beliau dan saya loyal kepada semua keputusan pak presiden terpilih,” ujarnya.
Terpisah, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno ketika dihubungi Jawa Pos (grup Timex) membenarkan adanya pertemuan Prabowo dengan Jokowi. Hanya, dia tidak banyak berkomentar. ”Silaturahmi kebersamaan dan keberlanjutan. Itu tema utamanya,” katanya.
Jokowi dan Prabowo belakangan memang kerap bertemu. Sebelumnya, mereka makan malam di Hutan Kota Plataran, Selasa (8/10) lalu. Pertemuan itu berlangsung 2,5 jam. Pada Kamis (10/10) Jokowi pun membenarkan adanya pertemuan tersebut. ”Membahas banyak banget. Ada politik, ada urusan ekonomi,” ungkapnya.
Analis komunikasi politik Hendri Satrio melihat pertemuan Jokowi, Prabowo dan Gibran sebagai bentuk kekompakan. Namun, pertemuan itu sejatinya akan lebih komplet jika Wapres Ma’ruf Amin juga dilibatkan. Itu seiring adanya Gibran dalam pertemuan itu.
”Pertemuan itu akan lebih komplet dan memiliki kesan dan makna yang luar biasa kalau ada Kiai Ma’ruf Amin,” ujarnya kepada Jawa Pos, kemarin.
Kehadiran Ma’ruf Amin akan semakin melegitimasi bahwa pertemuan kemarin membahas transisi pemerintahan dari Jokowi-Ma’ruf ke Prabowo-Gibran.
Karena tidak ada Ma’ruf Amin, Hensat pun melihat pertemuan kemarin bukan hanya sekadar membicarakan tentang transisi pemerintahan. Tapi juga urusan lain. Salah satunya terkait dengan rencana pertemuan Prabowo dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Menurut Hensat, jika melihat ekspresi Jokowi yang semringah setelah bertemu dengan Prabowo, ada kemungkinan wacana pertemuan Prabowo-Megawati sudah klir atau sudah direstui pihak Jokowi. Rencananya, pertemuan Prabowo-Megawati akan dilakukan akhir pekan ini atau menjelang pelantikan.
Pengamat politik Ujang Komarudin menambahkan pertemuan intensif antara Jokowi dan Prabowo bisa dilihat sebagai upaya Jokowi untuk menjaga dan mengamankan transisi pemerintahan. Dia menyebut langkah Jokowi itu penting dilakukan demi menjaga transisi pemerintahan berjalan mulus.
Selain itu, Ujang juga sepakat bahwa pertemuan Prabowo dan Jokowi membicarakan rencana Prabowo memasukkan PDIP dalam koalisinya. Menurut Ujang, langkah itu tentu perlu dibicarakan. Apalagi, di tengah isu renggangnya hubungan PDIP dengan Gibran dan Jokowi.
”Nasib Jokowi setelah tidak menjabat tentu perlu dibahas. Kemudian soal Gibran lima tahun ke depan seperti apa,” tuturnya.
Di luar itu, Ujang juga melihat Jokowi terus mendorong agar orang-orang kepercayaannya di pemerintahan bisa kembali masuk dalam kabinet Prabowo-Gibran.
Sementara itu di sela groundbreaking Pesantren Darul Amin dan Masjid Mambaul Khair di Kabupaten Bogor, Minggu (13/10), Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan kesiapannya jelang 20 Oktober nanti. Yaitu menyambut momen dia digantikan oleh Gibran Rakabuming Raka, anak sulung Jokowi.
Dia mengatakan sudah siap sejak jauh-jauh hari. "Bahkan sudah lama saya menanti datangnya 20 Oktober," katanya disambut tawa peserta kegiatan.
Sambil bercanda, Ma'ruf bahkan berharap kalau bisa dipercepat itu lebih baik. Sayangnya waktu tidak bisa dipercepat.
Dia menjelaskan selepas jadi wakil presiden, akan lebih fokus pada dunia pendidikan. "Mengurus pesantren," katanya.
Ma'ruf sudah memiliki pesantren di daerah Tanara, Banten. Sementara pesantren Darul Amin yang groundbreaking, juga punya Ma'ruf Amin.
Ma'ruf lantas menyampaikan harapannya kepada pemerintah baru, di bawah komando Prabowo-Gibran. Dia menegaskan jalannya pemerintahan baru nanti tidak dimulai dari awal. Apalagi sejak awal Prabowo mengusung semboyan keberlanjutan. (tyo/wan/lyn/rgl/atn/jpg/ays/dek)