Masyarakat Diajak Kembali ke Suasana Tempo Dulu Kota Raja

  • Bagikan
IMRAN LIARIAN/TIMEX PAMERAN. Sherly Atty selaku Manager Program Merekam Kota yang digagas Skolmus berpose di lokasi pameran Arsip Publik Merekam Kota 2024, Senin (14/10).

Dari Pelaksanaan Pameran Arsip Publik Merekam Kota 2024 yang Digelar SkolMus

Sekolah Multimedia untuk Semua (SkolMus) menggelar Pameran Arsip Publik Merekam Kota 2024. Kegiatan ini memamerkan seluruh tangkapan layar tempo dulu Kota Kupang.

IMRAN LIARIAN, Kupang

BERTEMPAT di Museum Kafe yang dulunya merupakan Rumah Residen Belanda, SkolMus yang merupakan komunitas dan wirausaha sosial dengan visi mendorong perubahan lewat multimedia mengajak seluruh masyarakat Kota Kupang untuk kembali melihat hasil tangkapan layar tempo dulu.

Melalui kegiatan pameran arsip publik merekam kota 2024, Skolmus yang sudah berdiri sejak 2021, telah mengumpulkan lebih dari 3.500 arsip yang berasala dari individu, keluarga dan lembaga di Kupang maupun luar Kupang. Seluruh arsip yang dikumpulkan ini menggambarkan perubahan sosial, hubungan keluarga dan peran masyarakat dalam membentuk lingkungannya.

Pameran tahun ini mengangkat tema "Ruang Berkumpul: Lokus Raja” dengan fokus utamanya pada Kota Raja, mengikuti pergeseran dari Kota Lama seiring perkembangan kota. Pemaran ini menggambarkan bagaimana ruang-ruang berkumpul di Kota Raja mempengaruhi aspek ekonomi, budaya, arsitektur dan gaya hidup masyarakat.

Sub temanya yakni Lokus Raja yang diangkat Merekam Kota 2024 membuka ruang diskusi penting "Kupang milik siapa?". Pameran ini mengajak seluruh masyatakat kota untuk merefleksikan bagaimana kekuasaan dan otoritas membentuk ruang kota serta bagaimana ruang berkumpul mencerminkan dan memengaruhi interaksi sosial.

"Skolmus merupakan komunitas multimedia yang berdiri sejak tahun 2011," kata Sherly Atty, selaku Manager Program Merekam Kota saat ditemui media ini dilokasi kegiatan Pameran Merekam Kota 2024, Senin (14/10).

Merekam Kota merupakan program sosialnya Skolmus. Skolmus melakukan pengumpulan arsip dari masyarakat, dengan mendatangi rumah ke rumah serta dari lembaga-lembaga. Partisipasi dari keluarga memberikan arsip-arsip sejarah untuk dipajang di pameran juga diapresiasi.

"Tahun ini, ada sekitar 13 keluarga yang berpartisipasi berikan arsip dan 20 keluarga yang memberikan cerita-cerita secara lisan," ujarnya.

Tahun ini, Skolmus berhasil mengumpulkan 400-an arsip dari 13 keluarga yang berada di Kecamatan Kota Raja. Ada beberapa topik yang diangkat, yaitu tentang kolam Airnona, bagaimana gelombang awal kedatangan orang Sabu dan orang Rote. Selain itu, panggung hiburan dan pertokoan.

"Luar biasa, tahun ini banyak keluarga yang membuka pintu untuk berbagi arsip dan cerita-cerita tentang Kota Raja," ungkapnya.

Pameran ini menampilkan tentang Kota Raja. Karena itu, lokasi pameran di rumah Residen Belanda. Bangunan dengan konstruksi permanen itu memiliki ruang depan yang berlantai.

Bagian depan itu diceritakan sebagai ruang Raja sesuai dengan sub tema ' Ruang Berkumpul Lokus Raja'. Pada dinding tembok dipajang karya-karya seniman.
Kemudian berpindah ke ruangan sebelah kiri ada jejeran etalase yang menggambarkan area pertokoan.

Dalam etalase yang terdapat banyak kotak-kotak sebagai tempat untuk menitipkan arsip yang berharga dan penuh cerita sehingga cerita itu bisa sama-sama dibagikan kepada orang-orang yang datang berkunjung.

Dalam kotak itu ada diberikan warna biru yang ditempatkan sensor suara, ketika ditaruh barang dalam kotak tersebut akan keluar suara yang menggambar peristiwa -peristiwa.

Di belakang etalase terdapat jejeran rumah-rumah yang menggambarkan wilayah Kuanino yang ada rumah-rumah warga dibelakang pertokoan tersebut. Kemudian, ruangan bagian sisi kanan, terdapat rumah-rumah yang dalam posisi tergantung menggambarkan rumah-rumah yang dihuni orang Sabu dan Rote ketika kedatangannya di Kota Raja.

Kemudian, posisi rumah-rumah itu tergantung yang menggambarkan tentang kerja-kerja dari Tim Arsip untuk mengumpulkan arsip itu ketika mendatangi rumah warga ada arsip yang bisa dijangkau dan ada arsip yang tidak bisa dijangkau sehingga harus ada usaha untuk melihat arsip tersebut.

Selanjytnya, ada warna putih dan biru, untuk warna biru itu mengantarkan ke gradasi air.

"Ada juga ruangan yang kental dengan warna biru itu menggambarkan tentang air yang berada di kolam Airnona," ujar Sherly.

Selanjutnya, ruang tengah sebagai pengantar ada hiburan. Sedangkan, ruangan bagian belakang itu ada ruang hiburan dan kelas.

Merekam Kota ini pesannya agar orang-orang Kupang dapat mengetahui tentang Kota Kupang. Pasalnya, ada orang yang lahir di Kota Kupang tapi belum tahu tentang cerita-cerita Kota Kupang, termasuk Kota Raja.

"Harapannya agar dengan pameran ini maka orang-orang bisa datang berkunjung bukan hanya untuk sekedar berpose, tapi dapat menambah pengetahuan baru tentang Kota Kupang, termasuk Kota Raja mengenai pembangunan masa lalu dan bagaimana pembangunan Kota Kupang ke depan," pungkasnya.

Sesuai agenda, pameran ini akan berlangsung sejak tanggal 12-26 Oktober 2024. Dan dibuka sejak pukul 16.00-21.00 Wita. (gat/dek)

  • Bagikan