Kans PDIP Merapat Menguat

  • Bagikan
FEDRIK TARIGAN/JAWA POS JABAT TANGAN. Calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang juga Wakil Menteri Pertahanan, Muhammad Herindra (kiri) berjabat tangan dengan Ketua DPR, Puan Maharani (kanan) setibanya di ruang Komisi I untuk mengikuti uji kelayakan dan kepatutan sebagai kepala BIN di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/10).

BG Ikut Pembekalan Menteri

DPR Setujui Herindra Gantikan BG sebagai Kepala BIN

Menteri Akan digembleng di Akmil

BOGOR, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Usai dipanggil, para calon menteri langgung dikumpulkan oleh Prabowo Subianto di Garuda Yaksa, Hambalang Bogor, Rabu (16/10) kemarin. Mereka menjalani pembekalan sebelum ditetapkan dalam struktur kabinet ke depannya.

Agenda pembekalan, rencananya akan digelar dua hari hingga malam nanti (17/10). Di hari pertama kemarin, agenda yang dimulai pukul 08.00 WIB itu memiliki liga sesi. Yakni sambutan Prabowo Subianto, pengenalan, materi geopolitik, materi kesuksesan sebuah negara dan materi gross domestic produt (GDP).

Sementara Gibran yang juga hadir tidak memberikan arahan.

Dalam pembekalan kemarin, total ada 59 nama yang hadir. Salah satu sosok yang memicu pertanyaan adalah munculnya Budi Gunawan (BG) yang selama ini dikenal dengan orang dekat Megawati Soekarnoputri. Sebelumnya, nama BG tidak ada dalam daftar nama yang dipanggil di Kertanegara.

Kedatangan BG, dikonfirmasi oleh Komandan Detasemen Pengawalan Khusus Menhan Letkol Inf G Borlak dan Menkominfo Budi Arie yang juga calon menteri. Budi mengatakan, BG menjadi satu-satunya yang hadir dari unsur PDIP diantara para calon menteri dan kepala lembaga yang hadir.

"Ga ada (kader PDIP lainnya) pak Budi Gunawan aja tadi, yang terakhir (tiba)," ujarnya tadi malam usai pembekalan.

Adanya nama BG kian menguatkan isu merapatnya PDIP ke pemerintahan Prabowo. Apalagi, sehari sebelumnya politisi senior PDIP Pramono Anung menemui Prabowo dengan membawa pesan Megawati.

Namun hingga berita ini ditulis tadi malam, baik dari Gerindra maupun PDIP belum mau mengkonfirmasi status BG di kabinet.

Politisi Gerindra yang juga Menkumham Supratmn Andi Agtas saat ditemui di Hambalang tadi malam enggan mengomentari kehadiran BG.

"Saya tidak berkompeten untuk menyampaikan siapa-siapa yang hadir," ujarnya.

Yang pasti, lanjut dia, semua yang hadir akan sama. "Karena materinya hanya dengarkan materi dari presiden terpilih," kata Supratman tanpa menjelaskan maksudnya.

Dalam pembekalan sendiri, dia menyebut ada banyak materi yang akan menjadi pegangan para menteri Prabowo. Salah satu poin penting yang ditekankan adalah semua menteri harus bekerja sesuai dengan tupoksi, saling berkoordinasi dan menjalankan visi misi presiden.

Prabowo, juga disebut meminta jajarannya untuk mendukung visi kemandirian pangan, energi, air dan komoditas primer lainnya. "Beliau meminta kepada kami semua untuk tidak mencoba memanfaatkan APBN untuk kepentingan diri sendiri," tegasnya.

Sementara itu rencananya Prabowo akan membawa para menterinya untuk menjalani penggemblengan di Akademi Militer Magelang.

Menkominfo Budi Arie menyebut kegiatan itu digelar hari Jumat pascapelantikan.

Ketua DPP PDIP, Puan Maharani juga bungkam soal status BG dalam pembekalan menteri. Dia meminta publik menunggu Prabowo yang mengumumkan siapa saja figur yang akan membantunya di pemerintahan mendatang. ”Kita tunggu presiden yang akan datang yang mengumumkan,” kata Puan.

Di sisi lain, banyaknya nama calon menteri dari anggota kabinet lama dikomentari Maruf Amin. Fenomena tersebut, menurut Ma'ruf, adalah upaya Prabowo mengakomodir banyak pihak. "Dirangkulin semua. Sehingga kementeriannya itu dipecah-pecah," katanya.

Dengan kondisi tersebut, Ma'ruf mengatakan Prabowo ingin mengajak banyak pihak untuk terlibat memikirkan bangsa.

Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu berharap, orang-orang yang dipanggil Prabowo adalah sosok yang tepat. Khususnya bagi yang sekarang sudah menjadi menteri atau wakil menteri, diharapkan nanti bisa langsung tancap gas untuk bekerja.

Ma'ruf mengatakan sejak kampanye dulu, Prabowo mengusung tema keberlanjutan. Jadi wajar jika banyak figur di Kabinet Indonesia Maju (KIM) yang kembali berpotensi jadi menteri atau wakil menteri. Termasuk juga menjadi kepala badan. "Harapannya mereka bisa maksimal membantu pak Prabowo," tandasnya.

Dalam beberapa kesempatan, Ma'ruf mengatakan masih ada tantangan melanjutkan sejumlah program pemerintah sekarang. Diantaranya adalah terus menurunkan angka stunting. Kemudian juga mengurangi angka kemiskinan ekstrem. Prabowo sebagai presiden baru, juga tentunya memiliki sejumlah program anyar yang harus dijalankan.

Herindra Gantikan BG

Sementara itu, setelah delapan tahun dinahkodai purnawirawan polisi, Badan Intelijen Negara (BIN) dipastikan kembali ke pangkuan ‘militer’. Itu setelah DPR RI menyetujui Letjen TNI (Purn) M Herindra menjadi kepala BIN baru menggantikan Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan.

Persetujuan itu diberikan setelah pimpinan DPR bersama tim perwakilan delapan fraksi DPR melakukan uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) terhadap Herindra, Rabu (16/10). ”Calon kepala BIN (Herindra) dinyatakan kami terima untuk bisa dilantik,” kata Ketua DPR RI Puan Maharani.

Pantauan Jawa Pos (grup Timex), fit and proper test calon kepala BIN dilakukan secara tertutup di ruang Komisi I DPR. Saat tiba di DPR pukul 10.50 WIB, Herindra masuk ke dalam ruangan ditemani pimpinan DPR. Yakni Sufmi Dasco Ahmad, Cucun A Syamsurijal, Adies Kadier dan Saan Mustopa. Uji kelayakan dan kepatutan itu selesai pukul 12.30 WIB.

Puan menambahkan, DPR meminta Herindra menjaga stabilitas NKRI. Wakil rakyat, kata Puan, juga meminta BIN bekerja secara netral. Tidak hanya tugas intelijen dalam negeri. Tapi juga tugas intelijen luar negeri. Semua tugas prioritas itu, lanjut Puan, mesti dilakukan guna menjaga keutuhan negara.

Sementara itu, Herindra mengatakan pihaknya akan berkolaborasi untuk menjaga keutuhan negara. Mengenai strategi intelijen ke depan, Herindra irit berkomentar. "Nanti saja," ujar Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) tersebut.

Analis intelijen pertahanan dan keamanan Ngasiman Djoyonegoro menilai kepala BIN saat ini harus memiliki pengalaman yang cukup dalam memahami dan merespon perkembangan lingkungan strategis. Baik global, regional dan nasional.

“Herindra, dengan latar belakang yang panjang di Kopassus dan Kementerian Pertahanan, saya kira adalah sosok yang tepat untuk mengembangkan BIN ke depan,” kata pria yang akrab dipanggil Simon ini.

Simon menambahkan bahwa Herindra telah mendampingi Prabowo Subianto pada saat menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Dengan posisi tersebut, Simon menilai Herindra bisa memberikan keuntungan strategis bagi presiden terpilih. “Karena akan terjadi proses komunikasi yang lebih efektif, cepat dan responsif dalam mengolah informasi intelijen oleh kepala negara,” kata Simon.

Menurutnya, BIN sedang menghadapi tantangan internal dan eksternal saat ini. Secara internal, BIN dituntut mampu merepresentasikan berbagai lembaga intelijen di bawah koordinasi BIN sebagaimana diatur dalam UU Nomor 17/2011 tentang Badan Intelijen Negara. Artinya, ada komposisi yang proporsional di dalam pimpinan BIN, termasuk representasi dari kelompok berlatar belakang sipil.

“Ini supaya terjadi keberimbangan dalam melakukan analisa-analisa intelijen di dalam tubuh BIN itu sendiri,” kata Simon.

Sementara dari sisi eksternal, ada tantangan arus Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang kian hari kian masif. Serangan siber saat ini digunakan tidak hanya mencuri informasi rahasia, tapi digunakan untuk menyerang balik ke negara kita.

“Kita seringkali kecolongan dan belum siap untuk menyikapi berbagai serangan siber ini," imbuhnya. (far/tyo/wan/jpg/ays/dek)

  • Bagikan

Exit mobile version