JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Harga emas dalam negeri terus merangkak naik. Bahkan, mendekati angka Rp 1,5 juta per gram. Merujuk data PT Aneka Tambang Tbk kemarin (16/10), banderol logam mulia terkerek Rp 3.000 menjadi Rp1.491.000 per gram. Sedangkan, harga buyback pada posisi Rp1.341.000 per gram.
Kenaikan itu menunjukkan adanya pergerakan positif setelah sempat melemah pada hari sebelumnya. Pergerakan logam mulia dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi pasar global dan nilai tukar mata uang. Para pengamat menyarankan investor tetap memperhatikan perkembangan pasar untuk mengambil langkah yang tepat dalam berinvestasi emas.
"Kita melihat dolar Amerika Serikat (AS) mendekati level tertinggi dua bulan, imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi, dan juga godaan kuat untuk mengambil untung menjelang November setelah kenaikan emas hampir 30 persen sejauh tahun ini," ujar Analis Ekonomi Ross Norman.
Di market global, harga komoditas itu mencapai rekor tertinggi sebesar USD 2.685,42 per troy ons bulan lalu, tetapi kehilangan sebagian dari kenaikan tersebut ketika dolar AS (USD) bertahan di puncak lebih dari dua bulan.
"Pemotongan suku bunga lebih lanjut saya rasa akan terus mendukung emas dan kita mungkin akan melihat rekor tertinggi baru sebelum akhir tahun ini," tambah Norman.
Dilansir Reuters, CME FedWatch memaparkan, ada peluang sekitar 87 persen untuk pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada November. Emas pun diproyeksi menguat dalam lingkungan suku bunga yang lebih rendah.
Analis MarketPulse Zain Vawda dari perspektif lain melihat bahwa selain Amerika Serikat, data perekonomian Tiongkok yang juga akan mempengaruhi permintaan emas. Perlambatan Tiongkok dapat meningkatkan daya tarik emas sebagai tempat berlindung yang aman.
"Secara keseluruhan, masih ada lebih banyak faktor yang mendukung harga emas yang lebih tinggi," ujar Vawda.
Bank-bank raksasa global memperkirakan emas akan memperpanjang kenaikan harganya dan kembali memecahkan rekor hingga 2025. Hal itu ditopang derasnya arus masuk dana investor di exchange traded fund (ETF) emas dan penurunan tambahan suku bunga oleh bank sentral di penjuru dunia.
Beberapa bank papan atas dunia itu bahkan memproyeksi harga logam kuning menembus USD 3.000 per troy ons tahun depan.(agf/dio/thi/dek)