KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki banyak potensi kekayaan alam, termasuk pariwisata yang perlu diperkenalkan ke luar, menarik kunjungan wisatawan. Termasuk investor untuk menanamkan modalnya di NTT.
“NTT memiliki limpahan matahari yang luar biasa, sehingga potensi –potensi alam seperti garam, jika dikelola dengan baik, menghasilkan sesuatu bagi daerah dan masyarakat. Tidak perlu mengimpor garam dari luar daerah,”ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) NTT, Agus Sistyo Widjajati saat pembukaan Pelatihan Jurnalis dan Multimedia , Meningkatkan Kompetensi Jurnalis Dalam Membangun NTT, Selasa (22/10) di Lt.II Rg.Nembrala.
Potensi pariwisata lain seperti Pantai Oetune yang terletak di Desa Oetune Kecamatan Kualin Kabupaten TTS, memiliki hamparan pasir sama seperti pasir gurun Timur Tengah sepanjang pesisir pantai cukup luas. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kopi Flores Bajawa dan lainnya.
Potensi-potensi yang disebutkan, sebagian kecil dan masih banyak potensi –potensi alam NTT perlu diangkat, melalui pemberitaan-pemberitaan positif mendominasi , sehingga menarik investor ke NTT.
“Kita perlu mengangkat dan memberitakan berita-berita positif. Sehingga menarik investor datang ke NTT untuk menanamkan modalnya. Jangan berita-berita negative yang mendominasi misalnya berita tingginya angka stunting,” ungkap Agus Sistyo Widjajati.
Agus Sistyo Widjajati mengharapkan NTT maju dan sejahtera. BI bersedia menjadi wadah mengkoodinir media, memperkenalkan potensi alam NTT.
“Masih banyak potensi alam NTT yang perlu di ungkap. Saya akui selama ini BI lebih banyak rilis berita-berita semacam pengumuman dari Jakarta. Sementara berita orginal atau local sangat minim. Saya punya kerinduan jika saya masih menjabat di NTT, saya mengajak teman-teman media berkolaborasi mengangkat potensi alam NTT,” jelas Agus Sistyo Widjajati.
Novi Eastiyanto, Vice Business Director Kompas salah satu pemateri pada kegiatan, mendukung apa yang disampaikan Kepala perwakilan BI NTT. Potensi-potensi alam NTT perlu di angkat media sehingga lebih banyak dikenal dunia luar dan mendatangkan investor.
Pemberitaan seperti apa. Menurut Novi Eastiyanto membutuhkan kolaborasi semua pihak termasuk pemberitaan semua media secara bersamaan.
Misalnya potensi A diangkat semua media baik online, TV, radio dan media cetak sekaligus sebagai salah satu isu menarik, tentu isu tersebut bakal menjadi trending topic. Ketika orang mencari berita potensi A hanya dengan mengetik kata kunci potensi A di google langsung dapat.
Selain mengangkat potensi alam NTT, Novi Eastiyanto dalam materi jurnalime social media mengurai perkembangan transformasi media print atau media cetak ke media online, podcast, youtube, tiktok, instagram,media social.
“Mau tidak mau, harus mau. Kita dipaksakan harus mengikuti perkembangan zaman.Tidak saja transformasi media tapi wartawannyapun harus ikut transformasi,” jelas Novi Eastiyanto.
Yohanes Enggar salah satu editor senior Kompas.Com mengatakan hamper 60 persen orang Indonesia mendapatkan informasi berita dari platform media sosia. Bukan tautan langsung dari media arus utama.
30 perseb responden mengakui menyebar berita yang mereka dapatkan di media social, platform pertukaran pesan serta email. Whatsaap menjadi platform berbagi berita tertinggal diikuti yuotube,facebook dan lainnya.
Artifical Intelligence (AI) , merupakan teknologi yang dirancang untuk membuat sistem komputer mampu meniru kemampuan intelektual manusia.
AI tidak bisa menggantikan jurnalis. Tetapi AI akan menggantikan jurnalis yang tidak menggunakan AI. Kerja jurnalis adalah mencari dan mewawancarai seseorang dengan berbagai pendekatan, menyampaikan perasaan dalam sebuah tulisan. Sedangkan AI tidak bisa. (dek)