Berdampak pada PAD dan Tekan Inflasi,Kehadiran Kapal Dharma Kartika dan Dharma Rucitra

  • Bagikan
Yusak Benu

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID – Kehadiran kapal Dharma Kartika V dan kapal Dharma Rucitra VIII di Provinsi NTT, berdampak pada peningkatan ekonomi dan pendapatan asli daerah (PAD) Kota Kupang. Selain itu, kehadiran kedua kapal menekan laju inflasi di Kota Kupang.

Ketua DPC Indonesian National Shipowners Association (INSA) NTT, Yusak Viktor Benu kepada Timor Express, Kamis (24/10) di Kupang menegaskan, setiap kapal yang masuk, pasti berdampak positif untuk semua daerah.

Ia memberi contoh, apa yang pernah dibuat mantan gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat yakni ring of beauty. Ring of beauty untuk mendorong perekonomian di NTT, maka seluruh pulau-pulau harus terhubungkan dengan kapal laut.

“Kalau pulau-pulau terisolir, maka perekonomian di sana pasti tidak bagus. Nah, pak gubernur memberikan visi ring of beauty, kami memasukan kapal. Yang harus kami tegaskan, ketika kapal masuk, transportasi lancar, pasti akan ada perpindahan barang, perpindahan orang dan pertukaran perekonomian yang pasti akan berdampak pada perekonomian pada kedua pulau yang dihubungkan itu. Kalau perekonomian naik, ujungnya pasti ke pendapatan asli daerah (PAD),” kata Yusak.

Ketua Hipmi Kota Kupang ini menjelaskan, dengan adanya infrastruktur, maka akan mendorong perekonomian yang berlanjut pada peningkatan PAD.

“Kalau rekan-rekan tanya berikan bukti kontribusi PAD dari jalan raya, ya, bukan begitu cara pikirnya. Kan jalan raya tidak memberikan kontribusi setoran PAD. Tetapi dengan adanya infrastruktur, maka ini akan mendorong perekonomian yang berlanjut pada peningkatan PAD. Kalau pertanyaannya apakah kapal-kapal ini mendorong perekomonian dan berdampak pada PAD, tentu iya,” ungkapnya.

Yusak mengaku, pihaknya mempunyai infrastruktur untuk melancarkan semua perdagangan dalam aktivitas perekonomian di NTT. Yang dikerjakannya mulai dari kapal ferry roro hingga kapal kontainer.

“Kalau ini dihentikan hari ini, setoran kontribusi pajak apakah menurun atau tidak? Hari ini seluruh kapal kontainer berhenti, seluruh kapal ferry berhenti, perekonomian disini mandeg. Perputaran uang berkurang, PAD nambah atau berkurang,” ujarnya dengan nada tanya.

Ia mengaku, jika kapal bertambah pasti akan berdampak multiplier effect-nya sama. Sehingga pihaknya mencoba melihat tidak dari sudut pandang berapa kontribusi yang diberikan.

“Tidak berdampak ke Kota Kupang, siapa bilang? Parkirannya milik siapa? Kendaraannya milik siapa? Orang-orang yang turun naik disitu orang-orang yang bekerja di mana? UMKM yang dihasilkan dari situ, UMKM dari mana,” ujarnya.

Menurut Yusak, dari sisi Hipmi, dengan masuknya kapal-kapal, berapa banyak usah baru yang lahir.

“Kalau dari sisi Hipmi, berapa banyak usaha baru yang dilahirkan dari kapal kontainer dan kapal-kapal yang masuk. Kita tidak spesifik pada Dharma Kartika saja, kita berbicara untuk semua. Berapa banyak usaha baru yang lahir dari situ? Kalau kita bicara dari sisi Kadin, saya di Kadin Wakil Ketua Umum Koordinator Investasi dan Maritim, kita mendorong pariwisata dan sebaliknya,” katanya.

Yusak mencontohkan, yang paling berdampak dari kapal milik PT Dharma Lautan Utama (DLU), barang satu kontainer, kalau dikirim lewat kontainer seharga Rp 12 juta sampai Rp 13 juta. Namun barang tersebut dimuat di truk dan naik Dharma Kartika, Dharma Lautan, harganya tidak sampai Rp 6 juta sudah plus orang.

“Kapal kontainer sampainya tujuh hari. Kapal ini naik, sampainya dua hari. Kenapa kapal kontainer lama dan mahal, kenapa ini cepat dan murah, karena kapal kontainer tidak muat penumpang, maka harus menggunakan solar nonsubsidi. Ferry roro karena ada penumpang, aturannya menggunakan solar subsidi. Dari solar subsidi, harganya sudah di bawah. Ketika kapal ini masuk, kapal kontainer banting harga. Karena harga kontainer sudah murah, orang-orang mau kirim barang ke Kupang,” katanya.

Ia mengaku, terlepas dari urusan politik, karena ia bukan orang politik dan tidak mau masuk dalam ranah politik, tapi atas dasar kedatangan kapal Dharma Kartika V dan Dharma Rucitra VIII berdampak bagus bagi Kota Kupang dan NTT.

“Sebelumnya, Ketua Kadin NTT memberikan surat tugas kepada Wakil Ketua Umum Bidang Perhubungan Laut Kadin NTT, Serena Francis, tolong usahakan kapal itu datang. Itu sudah dari tahun lalu. Dibangun komunikasi ke Jakarta ternyata baru hadir itu bulan Februari. Karena Dharma Lautan itu anggota kami di INSA,” jelasnya.

Ditanya kehadiran kedua kapal secara implisit dapat mendongkrak PAD Kota Kupang, dengan tegas Yusak menjawab itu pasti. Karena ada banyak sektor yang akan berdampak seperti pariwisata, transportasi dan perdagangan.

“Berapa banyak aktivitas yang bertambah saat ini dari kehadiran kapal itu? Kalau seluruh kapal stop, PAD berhenti tidak? Begitu pun ketika kapal datang. Ketika kapal masuk PAD bertambah tidak? Tetapi kan kita bukan cash and carry. Ini kan multiplier effect,” jelasnya.

Menurutnya, dengan hadirnya kapal Dharma Kartika V dan kapal Dharma Rucitra VIII menekan inflasi.

“Harga murah, barang cepat. Kita lihat apakah dia membantu tidak di tahun 2024 ini. Menekan harga-harga barang, pasti. Ini bukan hanya perekonomian, ini penekanan inflasi. Karena apa, salah satu tim pengendali inflasi adalah GM Pelindo. Kemarin saya baru rapat  dengan beliau. Dengan hadirnya kapal-kapal dengan muatan cepat dan murah akan berdampak pada penekanan inflasi di daerah. Jangankan perekonomian, inflasi saja terbantukan kok. Coba inflasi di suatu daerah. Misalkan Rote, coba dua kapal stop, kira-kira bagaimana, tidak usah bicara PAD, inflasi gila tidak di sana,” katanya. (ays/dek)

  • Bagikan