KUPANG,TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka adalah pemimpin Indonesia yang akan melindungi, mengayomi, dan mencintai seluruh masyarakat Indonesia. Mereka akan membangun seluruh wilayah tanah air tanpa sekat, dari Sabang sampai Merauke dan dari seluruh kelompok atau golongan.
Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut satu Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema mengatakan, Prabowo-Gibran adalah dua sosok pemimpin negarawan yang mencintai masyarakat Indonesia, tanpa terkecuali. Dirinya menyebut bahwa siapapun Gubernur NTT yang terpilih nanti, baik itu dari koalisi yang sama dengan Presiden Prabowo ataupun berbeda, akan tetap mendapat perhatian penuh dari pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran.
"Prabowo dan Gibran adalah sosok negarawan sehingga tidak bisa dikerdilkan menjadi milik kelompok tertentu. Kami yakin beliau akan membantu siapapun yang menjadi gubernur di Indonesia,” ucap Ansy Lema dalam Konferensi Pers pasca Debat Perdana Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT 2024, Rabu (23/10).
Mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI itu menjelaskan bahwa perhatian Prabowo kepada NTT sudah ada sewaktu ia menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Salah satu bukti nyata kepedulian pria kelahiran 1951 ini terhadap NTT adalah berdirinya Kampus Politeknik Ben Mboi, Universitas Pertahanan (Unhan) di Atambua, Kabupaten Belu sebagai bentuk penghormatan dan kepeduliannya bagi masyarakat perbatasan.
Bahkan, program-program studi yang ada di kampus tersebut adalah program-program studi khas NTT, yaitu program studi atau prodi budidaya pertanian lahan kering, budidaya tanaman perkebunan, budidaya ternak, perikanan tangkap, pengolahan hasil laut perikanan, permesinan kapal, dan budidaya ikan.
“Pak Prabowo telah menaruh hatinya untuk NTT. Saya yakin ke depannya, dengan siapapun gubernurnya, beliau akan terus memberikan perhatian bagi NTT,” terang Politisi Alumni Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) tersebut.
Dirinya melanjutkan bahwa pada periode sebelumnya yaitu Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama dua periode kepemimpinannya telah memberikan perhatian penuh dan meletakkan warisan yang baik bagi NTT. Karena itu, dirinya yakin Wapres Gibran akan meneruskan warisan kerja dari orang tuanya untuk terus membantu tanah Flobamora.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto pada saat berpidato dalam Kongres ke-VI Partai Amanat Nasional (PAN) pada September lalu, mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak ada urusan dalam Pilkada 2024. (lihat di: https://youtu.be/m9ujtE09zeI?si=MGMmM8HWR8ZTkIYu).
Purnawirawan Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu bahkan menyebut bahwa perbedaan koalisi di daerah adalah hal yang biasa dalam dinamika perpolitikan dan dirinya tak ada urusan sama sekali dengan hal tersebut. Mantan Menteri Pertahanan ini juga menegaskan bahwa baik dirinya dan Presiden Jokowi tidak pernah menitip seorang politisi pun dalam Pilkada serentak 2024 ini.
“Tentang Pilkada, serahkanlah kepada junior-junior itu. Siapapun yang dipilih tidak ada masalah. Silahkan. Kadang-kadang kita sama PAN, kadang-kadang tidak. Ya silahkan. Tidak ada urusan. Tidak ada intervensi. Saya jamin itu. Saya juga berkali-kali ketemu Pak Jokowi, dia tidak pernah nitip siapa-siapa. Rakyat sudah memberi mandat kepada kita. Kita ajak semua kekuatan bekerja sama,” tegas Prabowo.
Pengamat Politik Universitas Nusa Cendana (Undana) Yohanes Jimmy Nami S.IP.,M.IP melihat Prabowo-Gibran adalah sosok pemimpin yang menaruh atensi besar bagi NTT. Sehingga, siapapun Gubernur NTT terpilih nanti, provinsi kepulauan ini akan tetap menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional.
Dosen Ilmu Politik Undana tersebut menerangkan bahwa segala kegiatan pembangunan di Indonesia akan dimulai dari wilayah terluar yang membutuhkan atensi besar dari pemerintah pusat dan Provinsi NTT merupakan salah satunya. Siapapun Gubernur NTT yang terpilih akan mendapatkan porsi perhatian yang sama dari pemerintah pusat.
"Ketika berbicara tentang isu perhatian pemerintah pusat, tidak etis jika itu disampaikan sebagai milik paslon tertentu karena siapapun yang akan menjadi Gubernur NTT ke depan, baik itu paslon 1, paslon 2, paslon 3 akan mendapatkan porsi perhatian yang sama dari pemerintah pusat," jelasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, gubernur adalah wajah dari pemerintah pusat di daerah yang pada dasarnya tidak ada hubungan dengan koalisi elektoral partai politik. Menurutnya, situasi koalisi partai politik saat ini akan selesai pada akhir pertarungan elektoral dan akan kembali ke sistem ketatanegaraan yang berlaku di Indonesia
“Momen Pilkada ini adalah momen pertarungan ide dan gagasan yang harus didistribusikan bagi masyarakat sebagai wujud peradaban politik yang maju. Bukan siapa dukung siapa, siapa lindung siapa," tutupnya.(*/sps/yl)