Anak-anak Istimewa adalah Bintang yang Tetap Bersinar

  • Bagikan
IMRAN LIARIAN/TIMEX PENSI. Anak-anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di SLB Pembina Kupang membawakan lagi berjudul balonku ada lima di atas panggung Pensi SLB Negeri Pembina Kupang, Jumat (25/10).

Ketika SLB Negeri Pembina Kupang Gelar Pensi dan P5

Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Pembina Kupang dibawa kepemimpinan Elisabeth Paledang kembali menggelar pentas seni (Pensi) dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bagi para siswa dan siswi di sekolah tersebut. Seperti apa keseruannya?

IMRAN LIARIAN, Kupang

ANAK-anak berkebutuhan khusus sangat antusias ketika tampil di atas panggung Pensi. Anak-anak berkebutuhan khusus dari Tuna Daksa, Tuna Grahita, Tuna Netra, Tuna Rungu wicara dan Autis.

"Anak-anak istimewa ini adalah bintang yang tetap bersinar seperti bintang dalam kehidupan mereka," kata Kepala SLB Negeri Pembina Kupang, Elisabeth Paledang, Jumat (25/10).

Pensi yang digelar ini merupakan kegiatan tahunan dan pensi yang ke IV (empat). Selain Pensi, ada pihaknya juga menampilkan hasil karya anak-anak.

Dalam kegiatan Pensi ini, anak-anak dan jajaran guru mengenakan busana adat dari daerah masing-masing yang merupakan pengejawantahan dari P5.

"Kami ingin tanamkan kepada anak-anak untuk tetap mencintai budaya," kata Elisabeth yang mengenakan busana adat Toraja, Provinsi Sulawesi Tengah.

Harapannya agar dengan kegiatan Pensi ini maka dapat meningkatkan kreativitas dan kepercayaan diri anak-anak. Pensi dan P5 ini dibuka secara resmi oleh Kabid Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi NTT, Yanuarius Laka.

Dalam sambutannya, Yanuarius mengaku bahsa mengurus yang istimewa memang membutuhkan keterlibatan semua pihak. Ini untuk mendorong, mengembangkan dan mengangkat apa yang ada pada diri anak-anak sehingga mereka bisa optimal mengeluarkan potensi yang dimiliki dari berbagi bentuk kegiatan seperti olah raga, keterampilan dan lainnya.

"Masih banyak saudara-saudara kita yang masih enggan mengirimkan anak-anak ke SLB. Ada juga yang malu dengan tetangga dan keluarga. Ingat, anak ini adalah titipan Tuhan," ungkapnya.

Dijelaskan bahwa Tuhan tidak pernah salah menitipkan sesuatu. Karena itu, sebagai orang tua harus memiliki tanggung jawab untuk mengurus anak-anak istimewa ini.

Jadi, kata dia, tidak usah ragu karena anak-anak akan dibimbing. Pemerintah juga mendorong orang tua untuk sama-sama saling mendukung. Guru dan orang tua harus saling mendukung sehingga anak-anak akan berkembang dan tumbuh secara optimal sesuai apa yang dimiliki oleh anak-anak istimewa ini.

Dia meminta agar semua pihaknbisa bersama-sama mendorong anak-anak istimewa ini untuk berkembang lebih baik ke depan dan bisa bersaing dengan anak-anak lain.

"Saya menyampaikan terima kasih kepada kepala sekolah dan guru yang telah menginisiasi kegiatan ini. Mari terus bekerja dengan hati agar anak-anak terus berkembang," jelasnya.

Ketua Panitia, Daniel Tafuli mengatakan bahwa Pentas Seni dan P5 di SLB Negeri Pembina Kupang untuk mengasah kreatibitas anak-anak. Pentas Seni untuk menggali kreativitas dan kepercayaan diri anak-anak istimewa ini. Sementara P5 adalah upaya untuk menumbuhkan karakter siswa dalam mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik.

Kegiatan ini mengusung tema 'Kreativitas Anak Istimewa' dengan sub tema 'Dengan Semangat Pensi Kita Tingkatkan Rasa Percaya Diri, Kreativitas, Inovasi Siswa SLB Negeri Pembina Kupang'.

"Peserta yang terlibat sebanyak 400 orang," kata Daniel yang mengenakan pakaian adat Rote.

Anak-anak, kata dia, sangat bersemangat saat mengikuti kegiatan ini. Pensi tahun ini lebih banyak penampilan dari anak-anak dibandingkan dengan kegiatan serupa pada tahun kemarin.

Untuk diketahui, anak-anak menampilkan tarian kreasi dance modern oleh siswa-siswi SMP dan SMA dari Tuna Grahita dan Tuna Daksa.

Selain itu, ada juga tarian balet dari siswi kelas III Sekolah Dasar. Ada juga fashion show anak-anak yang mengenakan busana adat.

Kemudian, ada juga puisi yang berjudul Tuhan Tak Perna Salah. Puisi ini membuat haru undangan yang hadir hingga ada yang meneteskan airmata.

Yang lebih membuat haru yaitu pemberian bingkisan dari anak-anak kepada orang tua sebagai tanda cinta kasih. Anak-anak juga memberikan setangkai bunga yang diterima oleh orang tua dengan penuh linangan airmata.

Pada kesempatan itu juga, para orang tua memberikan tanda kasih kepada 10 guru SLB Negeri Pembina Kupang sebagai ungkapan terima kasih karena telah mendidik anak-anak dengan penuh ketulusan dan hati. Perwakilan orang tua murid juga menyampaikan terima kasih kepada kepala sekolah dan jajaran guru.

"Kami bersyukur karena ketulusan hati bapak dan ibu guru yang dengan cinta kasih membimbing anak-anak kami. Kami tidak dapat membalasnya dan kami hanya serahkan kepada Tuhan dan biarlah Tuhan yang akan membalas kebaikan bapak dan ibu guru sekalian," ungkap perwakilan orang tua.

"Sebagai orang tua, kami tentu tahu bagaimana anak kami dari yang tidak bisa apa-apa, namun karena bimbingan guru maka kini banyak sekali perubahan pada anak kami. Kami hanya bisa ucapkan terimakasih," ungkap perwakilan orang tua dengan linangan airmata.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Dumuliahi Djami, mengatakan sempat meneteskan airmata melihat penampilan anak-anak SLB Negeri Pembina Kupang. Anak-anak ini adalah anugerah yang diberikan Tuhan kepada bapak-mama dan pemberian Tuhan tidak pernah salah.

"Saya punya keyakinan bahwa ada maksud Tuhan dibalik itu semua. Kita punya sekolah reguler juga sudah terima anak-anak yang berkebutuhan khusus. Kami juga bekerja sama dengan guru-guru dari SLB," jelas Dumul.

Menurut Dumul, guru-guru SLB begitu luar biasa. Sebab, di sinilah betul-betul diuji untuk melakukan hal-hal baik kepada anak-anak untuk sekarang dan masa depan. Anak-anak bisa tampil di atas panggung pensi ini merupakan kerja nyata dan kesetiaan dari para guru.

"Saya berterimakasih kepada orang tua yang sudah menitipkan anak-anaknya di SLB ini. Kita tidak usah malu menitipkan anak-anak kita untuk bersekolah di SLB," pungkas Dumul. (gat/dek)

  • Bagikan

Exit mobile version