KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Koperasi Simpan Pinjam (KSP) TLM Indonesia berdiri sejak tahun 2011. Dalam perkembangannya KSP TLM Indonesia melihat bahwa kebutuhan anggotanya bukan hanya sekadar simpan pinjam tetapi terdapat potensi sektor-sektor ekonomi dari anggota, yang dapat di kemas dan dikembangkan guna memperluas aktifitas bisnis KSP TLM Indonesia.
Karena itu di tahun 2019 KSP TLM Indonesia mengembangkan aktifitas usaha di bidang perdagangan, dimana aktifitas perdagangan ini memfasilitasi usaha-usaha kecil dari anggota dalam pemenuhan kebutuhan dan usaha sembako melalui unit usaha Kuan TLM dengan pendekatan Bisnis to Bisnis.
Selaras dengan kebijakan pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang mendorong koperasi untuk ikut membangun ekonomi NTT melalui sector riil, maka di Tahun 2022 dikembangkan aktifitas baru di sector jasa yaitu restoran La Cove di Pantai Lasiana-Kota Kupang.
"Hingga saat ini kami melayani 312.000 anggota. Pelayanan melalui program kelompok 20 perempuan bernama SeSaMa. Berdasarkan hasil evaluasi dan prospek pengembangan aktifitas Kuan TLM maka manajemen mengambil Langkah-langkah strategis untuk pengembangan aktifitas usaha Kuan TLM dengan strategi menciptakan ekosistem rantai usaha guna peningkatan pendapatan anggota melalui
system Agen Link S3 (Semoga SeSaMa Sukses) dimana anggota diberikan tambahan pembiayaan modal usaha berupa natura atau barang tanpa bunga," Direktur Utama KSP TLM Indonesia, Zelsy N. W. Pah, saat menggelar Konferensi Pers, di Kantor TLM, Jumat (25/10).
Dia menjelaskan, berdasarkan hasil kajian dan pengembangan model usaha yang terus di kembangkan, telah tercipta relasi rantai pasok kopi antara anggota dan resto La Cove dilakukan pengembangan untuk menciptakan rantai bisnis baru berupa produk kopi asli NTT dengan nama La Kopi.
Pengembangan produk La Kopi ini, kata Zelsy, dilatarbelakangi oleh potensi riil yang dimiliki oleh kurang lebih 600 anggota petani kopi di Kabupaten Ngada dan Manggarai, potensi pengembangan relasi usaha dalam pola kolaborasi bersama Pemerintah Kabupaten Ngada, stakeholder lainnya berupa MPIG (Masyarakat Peduli Indikasi Geografis), pelaku usaha kopi di Bajawa.
Pengembangan produk La Kopi juga, demikian Zelsy, bahwa mempunyai misi yang selaras dengan kebijakan pemerintah Kabupaten Ngada yakni antara lain menjaga keaslian varietas, kualitas dan cita rasa komoditi kopi yang telah mendapatkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) berupa Indikasi Geografis, serta upaya untuk menjaga keberlanjutan dari komoditi kopi berupa peremajaan dan peningkatan sektor hulu.
"Penguatan Capacity Building dari anggota petani kopi telah dilakukan oleh KSP TLM Indonesia melalui pelaksanaan pelatihan pasca panen, pemberian mesin pengupas kulit kopi dengan melibatkan pihak MPIG di Kabupaten Ngada," ungkapnya.
Memperkenalkan produk La Kopi, kata dia, dimulai dengan membangun Brand Identity La Kopi melalui model sayembara. Pemilihan nama La Kopi sesuai dengan nilai filosofi yang dimiliki oleh KSP TLM Indonesia yaitu kata La diambil dari Bahasa Spanyol yang berarti Perempuan.
Sasaran utama dari KSP TLM Indonesia adalah perempuan. Sedangkan Kopi adalah salah satu komoditi unggulan dari NTT yang belum dinikmati secara luas dari orang NTT. Sehingga La Kopi adalah produk Kopi yang dihasilkan oleh Kaum Perempuan yang adalah penggerak ekonomi rumah tangga.
Alasan memilih model sayembara adalah untuk menyatukan semua energi positif yang menjadi kekuatan produk La Kopi dikenal, dikonsumsi, dicintai dan direkomendasikan menjadi pilihan utama karena merupakan kopi organik asli NTT yang berkualitas, terkenal, sehat dengan harga terjangkau oleh
masyarakat NTT.
Pelaksanaan sayembara meliputi pembuatan Kemasan, Logo, Tagline, Jingle dan Video edukasi. Sayembara ini terbuka untuk masyarakat umum yang berdomisili di NTT dengan total hadiah sebesar Rp 88.850.000.
Melalui kesempatan yang baik dan berharga ini, Management KSP TLM Indonesia mengajak semua komponaen masyarakat NTT untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan ini terutama generasi muda yang memiliki talenta seni kreativ dan seni desain. (thi/dek)