Garis Pertahanan Tinggi Jadi Kunci Victory Barca
Ancelotti Belum menyerah
MADRID, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID– Bermain dengan garis pertahanan tinggi bisa jadi bunuh diri bagi beberapa tim. Apalagi jika menghadapi tim seperti Real Madrid yang memiliki penyerang supercepat seperti Kylian Mbappe atau Vinicius Jr. Ruang kosong yang ditinggalkan di lini pertahanan bisa dengan mudah mereka eksploitasi.
Namun, menghadapi Real Madrid dalam laga jornada ke-11 LALIGA 2024–2025 di Santiago Bernabeu kemarin (27/10) dini hari WIB, pelatih Barcelona Hansi Flick memilih tetap kukuh pada filosofinya. Juru taktik asal Jerman itu mengandalkan garis pertahanan tinggi dengan permainan direct cepat.
Sebuah strategi yang terbukti tepat. Blaugrana (julukan Barcelona) mampu menang dengan skor fantastis 4-0 dalam laga pertama El Clasico musim ini. Empat gol itu dicetak Robert Lewandowski pada menit ke-54 dan 56, Lamine Yamal (77’), serta Raphinha (84').
’’Kami memulai dengan sangat baik. Di babak pertama, kami bermain dengan baik. (Garis) pertahanan kami sangat tinggi. Kelihatannya berbahaya dan berisiko, tetapi sebenarnya tidak. Itu berhasil,” kata Flick dilansir dari SB Nation ManagingMadrid.
Ya, garis pertahanan tinggi itu justru membuat Mbappe mati kutu. Selama 20 menit awal saja dia harus terjebak offside sampai empat kali. Sepanjang laga, penyerang Prancis itu delapan kali terperangkap offside, termasuk dua kali golnya pada menit ke-31 dan 66 harus dianulir.
Total Barcelona melakukan 12 kali perangkap offside berhasil, rekor terbanyak yang mampu mereka catatkan sementara musim ini.
’’Pertahanan adalah kuncinya. Kami telah banyak berlatih cara bertahan dengan garis pertahanan tinggi dan bagaimana cara kami ingin menekan,” ungkap Flick dilansir dari Reuters.
’’Penting juga untuk tidak meninggalkan ruang saat kami melawan Real Madrid karena mereka memiliki pemain yang luar biasa,” lanjutnya.
Gelandang bertahan Barcelona Marc Casado pun takjub atas keputusan berisiko pelatihnya dalam laga El Clasico.
’’Sungguh luar biasa memiliki nyali untuk membuat garis pertahanan setinggi itu,” ujar Casado dilansir dari Marca saat ditanya di mixed zone.
’’Kami telah melakukannya sepanjang musim, kerja pertahanan tim ini spektakuler. Ini luar biasa dan saat ini berhasil bagi kami,” lanjut sosok yang baru mencuat sejak ditangani Flick itu.
Nah, Flick mampu menerapkan filosofi yang dia inginkan dengan menggunakan mayoritas pemain jebolan La Masia. Sama seperti ketika menang 4-1 atas Bayern Munchen di Liga Champions pada Kamis (24/10) lalu, Flick kembali percaya dengan enam produk akademi, yaitu Casado, Pau Cubarsi, Alejandro Balde, Fermin Lopez, Inaki Pena, dan Yamal.
Itu seolah jadi pertanda baik bagi era baru Barcelona bersama Flick. Para pemain yang sebelumnya jarang mendapat kesempatan tampil seperti Casado atau Fermin ternyata bisa jadi tumpuan tim.
’’Kami baru saja memulai perjalanan dan kami telah melakukannya dengan baik sejauh ini,’’ ucap Flick.
’’Ketika mulai saya mengatakan bahwa kami ingin menciptakan lingkungan di mana para pemain bisa menjadi yang terbaik. Semua pemain mengikuti game plan dan saya senang,” imbuhnya.
Sementara itu, pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti tidak mau menyerah. Menurutnya, skor 0-4 tidaklah mencerminkan apa yang sebenarnya terjadi. Dia lantas mencoba mengacu saat Real Madrid kalah telak oleh Barcelona pada musim 2021–2022 lalu.
’’Kali terakhir kami kalah 0-4 di kandang dari Barcelona, ??kami bisa memenangkan La Liga dan Liga Champions. Kami tidak akan berhenti berjuang,’’ tuturnya dilansir dari Football Espana. (ka/c17/ady/jpg/gat/dek)