KUPANG, TIMEXKUPANG,FAJAR.CO.ID -Dalam rangka mendorong kemajuan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kota Kupang, tim dosen Politeknik Negeri Kupang (PNK) menggelar kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bertajuk Program Inovasi Kreatif Mitra Vokasi (INOVOKASI) di Hotel Sahid T-more, Minggu (27/10).
Program ini melibatkan pelatihan manajemen keuangan dan kewirausahaan bagi kelompok usaha tenun berbasis bahan alami dan ramah lingkungan ini diketuai Ketua PKM, Edwin P. D. Hattu, ST., M.Si, dengan anggota Petrisia W. Sudarmadji, S.Kom, M.Si, Septiasakalini Dioh, SE, M.SM.
Ketua Edwin P. D. Hattu, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi transformasi teknologi tepat guna dan peningkatan keterampilan pemasaran digital pada kelompok UKM yang berfokus pada produksi tenun serat kapas berbasis pewarna alami.
Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa dari jurusan teknik mesin, teknik elektro, dan administrasi bisnis untuk berkolaborasi dalam menyelesaikan permasalahan nyata yang dihadapi UKM.
Edwin menambahkan bahwa tujuan spesifik INOVOKASI adalah mempercepat pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi melalui penguatan ekosistem kemitraan antara PNK dan UKM Mata Tulu Deo.
Selain itu, program ini berupaya mengimplementasikan hasil penelitian guna membantu hilirisasi dan transfer teknologi yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi mitra.
“Masalah utama yang kami identifikasi bersama mitra berada pada aspek produksi, manajemen usaha, dan pemasaran. Kami fokus untuk memperbaiki proses produksi, pengelolaan usaha, hingga pengemasan produk agar produk mereka dapat bersaing di pasar yang lebih luas,” ujar Edwin.
Pada aspek produksi, UKM Mata Tulu Deo mengalami kendala dalam proses pewarnaan alami menggunakan akar mengkudu, yang membutuhkan waktu hingga 9 jam. Keterbatasan teknologi menghambat efisiensi, dan produk tenun ikat yang bernilai tinggi hanya dikemas menggunakan plastik sederhana, yang tidak sesuai dengan harga jual yang mencapai jutaan rupiah.
“Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mitra tentang desain logo, model pengemasan yang menarik, dan pengoperasian teknologi tepat guna,” ujarnya.
Dari sisi manajemen usaha, mitra masih menggunakan sistem pencatatan manual yang berpotensi menghambat perkembangan usaha. PKM ini bertujuan untuk membekali mitra dengan kemampuan manajemen bisnis, mulai dari perencanaan, pengendalian, hingga evaluasi secara berkala agar mitra dapat lebih profesional dalam menjalankan usahanya.
Di aspek pemasaran, mitra saat ini masih mengandalkan penjualan langsung di rumah dan kebun kapas. Untuk itu, pelatihan dalam menggunakan jejaring sosial dan pemasaran digital menjadi fokus utama guna memperluas jangkauan pasar. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan membantu mitra beradaptasi dengan era digital.
Program INOVOKASI berhasil memberikan dampak positif bagi mitra, termasuk akses terhadap pengetahuan dan teknologi baru, peningkatan keterampilan teknis dan non-teknis, serta solusi atas permasalahan spesifik yang dihadapi mitra.
“Kegiatan ini juga berkontribusi pada pemberdayaan komunitas UKM agar lebih mandiri dalam mengatasi tantangan usaha,” pintanya.
Sebagai hasilnya, UKM Mata Tulu Deo kini memiliki Hak Cipta untuk motif tenun pohon mengkudu dan pohon kapas, termasuk proses pemintalan kapas menjadi benang, serta Hak Cipta atas logo Tenun Ikat Ama Tobo.
Selain itu, 35 peserta dari Kelompok Tenun Ama Tobo, Kelompok Tenun Kampung Sabu, dan kelompok usaha rintisan baru juga menerima pelatihan pengelolaan keuangan, kewirausahaan, serta digital marketing.
“Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi katalis bagi perkembangan ekonomi masyarakat Kupang, sejalan dengan visi PNK dalam mendukung transformasi teknologi di kalangan pelaku UKM,” pungkasnya. (cr6/thi/dek)