Pemprov NTT Luncurkan GKP2ST dan Launching TFC di Puskesmas Oesapa
KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Guna menyelamatkan generasi penerus bangsa dari stunting dan gizi buruk, maka Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT melalui Dinas Kesehatan NTT telah meluncurkan Gerakan Kemanusiaan Percepatan Penanganan Stunting Terintegrasi (GKP2ST) yang dikemas dengan launching Anting Berlian (Tangani Stunting Lindungi Anak) dengan dua aplikasi yang menyediakan data by name by address bagi anak-anak yang bermasalah terkait gizi.
Selanjutnya Anting Orta (Tangani Stunting Melalui Orang Tua Asuh), di mana seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tingkat Provinsi NTT turut ambil peran dalam mengentaskan anak-anak yang bermasalah gizi dengan menjadi orang tua asuh bagi mereka dan juga Anting Mutiara atau Tangani Stunting Melalui Integrasi, Imunisasi, TBC dan Malaria untuk memastikan anak stunting telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap bebas penyakit TBC dan juga malaria.
Pusat Pemulihan Gizi atau Terapeutic Feeding Center (TFC) adalah pusat pemulihan gizi buruk dengan perawatan serta pemberian makanan anak secara intensif dan adekuat sesuai usia dan kondisinya, dengan melibatkan peran serta orang tua (ibu) agar dapat mandiri ketika kembali ke rumah.
"Dengan diresmikannya Pusat Pelayanan Gizi atau TFC di Puskesmas Oesapa Kota Kupang maka diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah yang lain untuk melakukan hal yang sama agar semua anak yang bermasalah gizi dapat segera ditangani dengan baik," kata Penjabat (Pj) Gubernur NTT, Andriko Noto Susantoyang diwakili Staf Khusus (Stafsus) Ben de Rosari.
Kegiatan tersebut berlangsung di Puskesmas Oesapa, Jumat (25/10).
Hadir pada kesempatan itu, Kadis Kesehatan Provinsi NTT, drg. Iien Andriany, Pj Wali Kota Kupang, Linus Lusi dan undangan lainnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, drg. Iien Andriany melalui Kabid Kesehatan, Iwan Pellokila mengatakan bahwa Puskesmas Oesapa ini diambil sebagai contoh penanganan balita yang kekurangan gizi.
"Ke depan kegiatan-kegiatan seperti akan kita laksanakan, tanggal 28 Oktober itu nanti kegiatan di Labuan Bajo yang akan dibuka langsung oleh ibu Kepala Dinas Kesehatan," jelasnya.
Terkait GKP2ST, ini dicetuskan oleh Pj Gubernur NTT. Keinginan Pj Gubernur NTT agar programnya langsung menyentuh anak-anak yang bermasalah gizi. Tujuannya agar dapat menurunkan prevalensi stunting yang ada di NTT.
"Sehingga kita mulai Launching Aplikasi di Kota Kupang," ujarnya.
Dalam kegiatan ini juga diberikan pembagian paket bansos stunting kepada 82 balita yang bermasalah gizi. Paket bansos berupa beras Fortivit 10 kg, kacang hijau 2 kg, telur ayam 2 rak, abon ikan 200 gr, biskuit kelor 1 pack dan serbuk kelor 1 pack.
Terkait paket bansos ini merupakan dana insentif daerah yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Provinsi NTT sebagai penghargaan karena berhasil menurunkan prevalensi stunting.
"Dana itu masuk ke Dinas Sosial Provinsi NTT dan Dinas Sosial bekerja sama dengan Perum Bulog untuk menyediakan paket bansos ini," jelas Iwan.
Mengenai Aplikasi Anting Orta, kata Iwan, aplikasi ini mendata semua anak-anak yang bermasalah gizi. Aplikasi ini bertujuan juga untuk memudahkan orang-orang yang ingin menjadi orang tua asuh.
Sementara Kepala Dinas Sosial Provinsi NTT, Kanisius H. M. Mau melalui Fungsional Ahli Muda, Gresmi Lasa menjelaskan bahwa paket bansos stunting ini diberikan kepada 82 penerima. Paket bantuan ini menggunakan dana intensif daerah.
"Kami hadir untuk menyaksikan langsung penyaluran paket bansos ini tepat sasaran kepada penerima," pungkas Gresmi Lasa didampingi rekannya Oktovianus Amu. (r1/gat/dek)