KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO. ID- Ribuan anak muda berkumpul di area Car Free Day (CFD) Kupang, Sabtu (26/10). Dengan penuh semangat dan antusiasme, mereka memperingati Hari Sumpah Pemuda melalui tarian Ja’i massal.
Acara ini digagas oleh Ikatan Keluarga Ngada (IKADA) Kupang. Tarian Ja'i sengaja dipilih karena sebagai simbol persatuan dan semangat pemuda.
Sabtu pagi itu, peserta berbaris rapi di jalan masuk Gedung DPRD NTT mengenakan pakaian adat khas Ngada. Mereka datang dari berbagai kalangan dari pemuda, orang tua, hingga pejabat lokal yang turut larut dalam irama tarian.
Ja’i bukan sekadar tarian. Bagi masyarakat Ngada, Ja’i adalah jembatan untuk merayakan kebersamaan dan menyalurkan semangat tradisi yang mengakar kuat.
Tarian ini dipimpin oleh sesepuh IKADA Kupang, dimulai dengan dentuman gong dan gendang yang disambut meriah oleh peserta. Namun, kali ini, mereka tidak hanya menggunakan alat musik tradisional, lantunan lagu-lagu modern turut mengiringi, memberikan sentuhan kekinian pada tarian yang sudah berumur puluhan tahun ini.
Rute Ja’i massal ini juga melibatkan perjalanan simbolis dimulai dari halaman Kantor DPRD NTT, menuju Jalan El Tari dan kembali lagi ke titik awal. Peserta menari bersama, bergandengan tangan, bergerak seirama, mencerminkan persatuan dan semangat persaudaraan di tengah keragaman.
Venansius Ruba selaku Ketua Panitia acara ini menjelaskan bahwa Ja’i massal diadakan sebagai bagian dari perayaan Sumpah Pemuda.
“Ini adalah kali kedua kami menggelar acara ini di tempat yang sama. Karena 28 Oktober jatuh pada hari Senin, kami adakan Ja’i hari ini, sebagai simbol persatuan pemuda dalam semangat Sumpah Pemuda,” ujarnya.
Venansius menambahkan bahwa antusiasme masyarakat, khususnya generasi muda, sangat tinggi. Tak hanya anggota IKADA, berbagai organisasi turut serta, seperti ikatan keluarga besar Nagekeo-Flores, Ende-Flores hingga jemaat dari Nunhila. Semua menyatu dan menari bersama.
"Ja’i adalah tarian adat khas Ngada yang biasa dipentaskan dalam acara-acara adat, menggunakan gong dan gendang. Kami ingin melestarikan tarian Ja’i asli, yaitu Ja’i Laba Go, agar tetap dikenal oleh generasi muda," katanya.
Sementara itu, Ketua IKADA Kupang, Sipri Radho Toly, melihat Ja’i massal sebagai wujud nyata semangat pemuda dalam merayakan Sumpah Pemuda.
“Kami memberikan kepercayaan penuh kepada kaum muda untuk menyelenggarakan acara ini dan mereka berhasil mengemasnya dengan sangat baik,” katanya.
Sipri berharap agar momentum ini bisa semakin mempererat hubungan pemuda dengan tradisi mereka, membangkitkan kecintaan mereka pada budaya, sekaligus merayakan semangat kebersamaan.
Seiring dengan semangat Sumpah Pemuda, Ja’i massal di Kupang menjadi simbol kuat bahwa meskipun zaman terus berubah, semangat persatuan dan kebanggaan pada budaya harus tetap terjaga di hati pemuda.
Tampak hadir, Pj Gubernur NTT yang diwakili Kadis Pariwisata dan Pj Wali Kota Kupang, Linus Lusi. (cr6/gat/dek)