Pemkot Kupang Gelar Ibadah Penyegaran Iman Empat Golongan Agama bagi ASN dan PTT
KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Kupang, Ignasius Repelita Lega mewakili Penjabat (Pj) Wali Kota Kupang menghadiri dan mengikuti ibadah penyegaran iman empat golongan agama bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot). Kegiatan rohani ini dilaksanakan oleh Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) Kota Kupang, Jumat (25/10).
Acara yang berlangsung di lantai I, Kantor Wali Kota Kupang, ini dihadiri juga oleh Staf Ahli Wali Kota Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Matheus Benediktus Lalek Radjah serta para pimpinan perangkat daerah di lingkup Pemkot Kupang.
Dalam acara yang penuh khidmat ini, para tokoh agama yang menyampaikan renungan dan refleksi antara lain Pdt. Arly E. M. de Haan, M.Si., sebagai perwakilan Kristen; Romo Giovanni Aditya Lewa Arum dari Katolik; Nasrun As. Sahabu, S.Sy., perwakilan Islam; dan Ir. Wayan Sumartika, perwakilan Hindu.
Ignasius Repelita Lega menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih atas kehadiran dan partisipasi para tokoh agama dalam acara ini.
"Ibadah penyegaran iman lintas agama ini sangat penting karena dapat membantu ASN dan PTT di lingkup Kota Kupang untuk tetap setia dalam menjalankan ibadah serta menjalani hidup yang benar sesuai ajaran agama masing-masing," kata Ugnasius.
Tujuan utama dari pelaksanaan ibadah rutin ini adalah untuk memperkokoh keimanan dan ketakwaan aparatur pemerintah, meningkatkan kualitas spiritual serta mempererat rasa persaudaraan dan kebersamaan lintas agama. Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang berharap agar melalui kegiatan yang berkesinambungan ini, maka ASN dan PTT dapat lebih termotivasi untuk menjalankan tugas dengan integritas dan tanggung jawab serta senantiasa menjunjung nilai-nilai toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
Renungan dari setiap tokoh agama menyoroti tema “Pengharapan” dengan pandangan yang memperkaya kerohanian lintas agama. Nasrun As. Sahabu, S.Sy., dari Islam, menyampaikan pesan dari Al-Qur’an dalam surat Al-Baqarah 186, "Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran." Beliau menekankan pentingnya pengharapan dan kesyukuran dalam menjalankan hidup dengan selalu mengingat bahwa semua yang kita miliki adalah titipan Tuhan.
Romo Giovanni Aditya Lewa Arum mengutip surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma 5:2-5 yang menegaskan bahwa "pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. Romo Aditya juga mengajak umat beriman untuk tetap berharap, terutama dalam menghadapi kesulitan, dengan keyakinan bahwa pengharapan yang kokoh berlandaskan iman tidak akan pernah mengecewakan.
Dari perspektif Hindu, Ir. Wayan Sumartika menyampaikan refleksi berdasarkan konsep “Tri Hita Karana” yang berarti menjaga keharmonisan hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.
"Pengharapan adalah keinginan untuk mencapai sesuatu yang baik dan memiliki landasan moral yang kuat," ujar Wayan Sumartika sembari menambahkan bahwa kebahagiaan sejati dapat tercapai ketika manusia menjaga keseimbangan dalam ketiga hubungan tersebut.
Pdt. Arly E.M. de Haan, M.Si., mengutip kitab Nehemia 9:19, "Engkau tidak meninggalkan mereka di padang gurun karena kasih sayang-Mu yang besar," untuk mengingatkan bahwa Tuhan senantiasa menyediakan jalan bagi umat-Nya. Beliau menekankan bahwa pengharapan kepada Tuhan mengharuskan kita untuk terus mendengar, melihat, dan bersandar pada kasih setia Tuhan. (thi/gat/dek)