HP2SK NTT Desak Percepatan Vaksin SE

  • Bagikan
IST POSE BERSAMA. Kadisnak Kabupaten Kupang, Pandapotan Siallagan pose bersama Ketua HP2SK NTT, Tono Sutami dan jajaran usai membahas vaksin SE untuk ternak sapi di kantor Disnak Kabupaten Kupang, Senin (28/10).

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Himpunan Pengusaha Peternak Sapi dan Kerbau (HP2SK) Provinsi NTT bergerak cepat melakukan pertemuan dengan Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Kupang untuk menyikapi ancaman penyakit Septicaemia Epizootica (SE)/Haemorraghic Septecaemia (HS).

Upaya ini dilakukan menindaklanjuti keresahan peternak karena hingga saat ini ternak sapi tak kunjung mendapat vaksin dan terancam mati terserang penyakit SE pada musim pancaroba tiba.

Dipimpin Ketua HP2SK NTT, Tono Sutami bersama sejumlah pengurus mendatangi kantor Disnak dan disambut baik Kadis dan Sekdis Peternakan Kabupaten Kupang, Senin (28/10).

Tono Sutami mengaku sudah meminta pertanggung jawaban dari dinas terkait keterlambatan vaksin, sebab sudah memasuki musim penghujan.

"Jika terlambat vaksin akan mempengaruhi daya tahan tubuh sapi dan mati. Vaksin ini seharusnya sudah dilakukan sebelum musim hujan. Ini sudah beberapa kali terjadi hujan,” katanya.

Ia mengaku sudah mendapat pengaduan dari masyarakat. Setelah melakukan koordinasi, pihak dinas akan melakukan vaksin pada tanggal 30 Oktober.

"Bagi kami ini sudah terlambat. Untuk itu ke depan tidak agar tidak terulang lagi," pungkasnya.

Sekretaris HP2SK NTT, Agus Bambang Irwantoro pada kesempatan tersebut mengatakan dari hasil pertemuan, kadis baru memerintahkan untuk melakukan vaksinasi.

Ia menyebut banyak ternak di Kabupaten Kupang belum dapat vaksin. Untuk itu, pihaknya terus melakukan pengawalan agar ternak bisa divaksin sehingga ternak bisa sehat.

"Kadis mengakui belum vaksin karena baru selesai pengadaan vaksin," ungkapnya.

Terpisah, Kadisnak Kabupaten Kupang, Pandapotan Siallagan beralasan, tidak divaksinasi hingga saat ini karena kekurangan petugas. Petugas vaksin sempat dialihkan untuk menangani rabies di wilayah itu. Meski demikian, dirinya telah menginstruksikan agar pelayanan vaksin mulai dilakukan.

Ia juga menyebut bahwa penyakit SE tidak marak dialami oleh ternak sapi. Dan paling marak terjadi pada ternak babi.

“Kalau ternak yang paling penting itu bio securitynya. Sedang untuk menghadapi musim hujan, sapi tidak terlalu bergejolak dan tetap waspadai,” katanya.

Ia mengakui jika musim pancaroba, ternak sering terserang penyakit karena daya tahan tubuh rendah. “Vaksin memang rutinitas dilakukan kepada semua ternak. Vaksin pun gratis kepada masyarakat atau pemilik ternak,” katanya.

“Saya sudah perintahkan mulai hari ini petugas mulai melakukan vaksin SE,” tambahnya.

Terhadap stok vaksin, mantan Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan menyebut untuk tahun 2024 pihaknya telah melakukan pengadaan 24 ribu dosis vaksin dan sudah didistribusikan ke kecamatan.

“Ini sudah jelang musim hujan dan sangat sensitif bagi ternak karena daya tahan tubuh sangat penting hadapi pancaroba. Kami tetap proaktif melakukan vaksin SE,” terangnya. (cr6/ays/dek)

  • Bagikan