Papadanke Instrumen Pertama Turunkan Angka Kemiskinan

  • Bagikan
IMRAN LIARIAN/TIMEX BERSAMA. Asisten I Setda NTT, Bernadeta Meriani Usboko bersama Plt. Kepala Bapperida Provinsi NTT, Alfonsus Theodorus dan para pihak terkait pose bersama di sela kegiatan Workshop dan Diseminasi Papadanke NTT bertempat di Hotel On The Rock, Kamis (31/10).

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT melalui Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) NTT, dengan dukungan USAID ERAT menggelar Workshop dan Diseminasi Padu Padan Basis Data Kemiskinan (PAPADANKE) Provinsi NTT. Kegiatan ini berlangsung di hotel On The Rock, Kamis (31/10).

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Asisten I Setda NTT, Bernadeta Meriani Usboko. Dalam sambutannya saat membuka kegiatan tersebut, Bernadeta Usboko mengharapkan dengan memiliki data yang akurat maka program dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan dan tepat sasaran.

Dijelaskan, sejak tahun 2003 sampai 2020 persentase kemiskinan di NTT turun dari 28,62 persen menjadi 19,96 persen. NTT selalu dibilang kemiskinan ekstrem. Karena itu, tidak hanya melaju dalam kemiskinan ekstrem, tapi bagaimana bisa bersinergi untuk menyelesaikan persoalan ini. Laju kemisi ekstrim di NTT belum memenuhi target sesuai dengan instruksi Presiden nomor 4 tahun 2022, tentang percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem.

"Apakah program yang dilaksanakan tidak menyentuh kebutuhan masyarakat? Mari kita padu padan data agar fokus pada persoalan kemiskinan ekstrem," ungkapnya.

Papadanke lahir sebagai inisiatif yang baik, namun tak lepas juga dari dukungan semua pihak. Papadanke akan mengatasi permasalahan data by name by address.

"Semoga kegiatan ini ada dapat kesepakatan teknis dalam menyelesaikan permasalahan kemiskinan ekstrim," harapnya.

Sementara Plt. Kepala Bapperida Provinsi NTT, Alfonsus Theodorus mengatakan bahwa Papadanke ini bertujuan padupadan data, seperti data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) dan data Pensasaran Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).

"Data-data ini masih ada perbedaan, ada yang cocok, ada yang tidak," ujarnya.

Skema mengatasi kemiskinan yaitu meningkatkan pendapatan, mengurangi beban keluarga dan menciptakan akses di kantong-kantong kemiskinan.

"Papadanke menjadi produk untuk menyelesaikan persoalan kemiskinan di NTT," jelasnya.

Memiliki data nomor induk kependudukan (NIK) ini jika terintegrasi baik dengan beberapa data yang sudah ada pasti akan muncul data yang benar.

"Inilah pintu masuk untuk kita selesaikan data kemiskinan sesuai by name by address kemudian kita padu padankan. Kita turun dengan skema graduasi ," ungkapnya.

Graduasi ini yang sementara merancang Peraturan Gubernur (Pergub) ini nanti ada turunannya yakni pasal per pasal. Kemudian diatur cara penanganan kemiskinan.

"Skema-skema ini yang dibentuk untuk mengatasi kemiskinan secara cepat," tandasnya.

Ini yang harus dipupuk betul. Papadanke menjadi instrumen pertama. Kemudian graduasi cara menyelesaikan secara permanen sehingga kemiskinan itu bisa turun dalam jumlah yang besar.

"Dugaan kami, jika skema ini jalan maka kemiskinan bisa turun 70 persen sampai 80 persen, dengan catatan kita hitung baik-baik kebutuhan dana," jelasnya.

Dalam upaya mendukung efektivitas program penanggulangan kemiskinan daerah, Pemerintah Provinsi NTT melalui Bapperida selaku Sekretariat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) membentuk tim Papadanke yang sejak 2024 bertugas untuk melakukan padu padan data Pensasaran Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).

Papadanke merupakan inovasi padu padan data by name by address (BNBA) penduduk miskin dan miskin ekstrem di dalam data P3KE dengan data BNBA penerima manfaat dari program-kegiatan yang dimiliki perangkat daerah teknis. Padu padan data kemiskinan dilakukan untuk meningkatkan akurasi dan relevansi data yang digunakan dalam perencanaan program sehingga diharapkan dapat meminimalisir kesalahan penargetan program penanggulangan data kemiskinan.

Hasil dari padu padan data bermanfaat sebagai input dalam mengevaluasi akurasi sasaran dalam implementasi program penanggulangan kemiskinan yang sudah dilakukan oleh pemerintah daerah, sehingga ke depannya program-program pengentasan kemiskinan dapat terencana dengan baik, tepat sasaran, dan inklusif.

Dengan dukungan USAID ERAT, tim Papadanke Bapperida NTT akan membangun platform data terpadu kemiskinan dan kemiskinan ekstrem sebagai media berbagi pakai data antara Bapperida dan organisasi perangkat daerah teknis. (r1/gat/dek)

  • Bagikan