Alokasi Belanja Pemerintah Pusat Bantu Kendalikan Inflasi NTT

  • Bagikan
FENTI ANIN/TIMEX AKTIVITAS PASAR. Pedagang di Pasar Oebobo Kota Kupang, sementara melayani pembeli, diabadikan Minggu (3/11).

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Dalam lingkup regional, kinerja APBN regional Nusa Tenggara Timur (NTT) terus menunjukkan tren dan kinerja yang positif.

Kinerja ekonomi makro Regional NTT Ekonomi NTT pada triwulan II 2024 tumbuh 4,35% (yoy) atau tumbuh 7,35% (qtq), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan qtq secara nasional. Bulan September 2024, inflasi Provinsi NTT sebesar 1,07% (yoy) dengan IHK sebesar 105,06 atau terjadi deflasi 0,03% (mtm) jika dibandingkan bulan sebelumnya.

Kepala Kantor Perbendaharaan Provinsi NTT, Catur Ariyanto Widodo menjelaskan, sejak bulan Mei 2024, Provinsi NTT selalu mengalami deflasi. Terkendalinya tingkat inflasi di NTT tidak lepas dari adanya alokasi anggaran belanja pemerintah pusat untuk kegiatan pengendalian inflasi tahun 2024, yang dialokasikan pada Kementerian PUPR yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur pendukung sektor pertanian dan konektivitas.

Juga di Kementerian Perhubungan untuk pembangunan sarana infrastruktur konektivitas guna mendukung kelancaran distribusi, Kementerian Pertanian untuk menjamin ketersediaan pasokan dan Badan Pusat Statistik untuk komunikasi efektif. Total realisasi belanja pengendalian inflasi s.d. September 2024 yaitu Rp1,12 triliun atau 35,55% dari total alokasi sebesar Rp3,16 triliun.

Nilai Tukar Petani (NTP) bulan September 2024 sebesar 101,43, meningkat 1,21% dibandingkan dengan NTP Agustus 2024. Peningkatan ini terjadi di Subsektor Tanaman Padi-Palawija, Tanaman Perkebunan Rakyat, Peternakan dan Perikanan. Nilai Tukar Nelayan (NTN) bulan September yakni 89,79, menurun 0,07% poin dibandingkan bulan Agustus 2024.

Catur Widodo mengungkapkan bahwa berdasarkan i-account APBN Regional NTT, sampai dengan 30 September 2024, total pendapatan dan hibah mencapai Rp2,85 triliun (72,72% dari target) atau tumbuh 7,62% (yoy) dan total realisasi belanja sebesar Rp26,75 triliun (67,65% dari pagu) atau tumbuh 7,55% (yoy).

Dikatakan, tumbuhnya kinerja pendapatan dan hibah didukung oleh realisasi penerimaan perpajakan yang mencapai Rp2,02 triliun (60,47% dari target) atau tumbuh 5,61% (yoy), dan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp829,44 miliar (143,88% dari target) atau tumbuh 12,88% (yoy), yang berasal dari pendapatan BLU sebesar Rp278,11 miliar (100,22% dari target) dan PNBP lainnya sebesar Rp551,33 miliar (184,39% dari target).

Pada sisi belanja, kata Catur, realisasi belanja negara sampai dengan September 2024 mencapai Rp26,75 triliun (67,65% dari pagu), tumbuh 7,55%, yang berasal dari realisasi belanja pemerintah pusat sebesar Rp8,29 triliun (57,58% dari pagu), atau tumbuh 11,01%, dan penyaluran Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebesar Rp18,46 triliun (73,42% dari alokasi), atau tumbuh 6,07% (yoy). (thi/dek)

  • Bagikan