SMAK Frateran Surabaya Berikan Pendidikan Holistik untuk Generasi Emas Indonesia

  • Bagikan
ISTIMEWA GRAND CAMP. Kegiatan Grand Camp di Wonosalam Training Center digelar SMAK Frateran Surabaya pada 23-25 Oktober 2024 bertujuan mewujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, berkarakter, dan bersinergi.

JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- SMA Katolik Frateran Surabaya boleh disebut sebagai miniatur Indonesia. Sebanyak 500 pelajar datang dari Sabang sampai Merauke untuk menempuh pendidikan di sana.

Tak hanya melulu soal akademik, sekolah yang sudah berusia 60 tahun itu memberikan pendidikan yang holistik bagi siswa-siswinya. Mulai akademik, keterampilan, keagamaan, dan karakter yang kuat.

‘’Pendidikan karakter itu menjadi ciri khas SMAK Frateran Surabaya. Keragaman yang ada di sini menjadi bukti kebhinekaan dan sebuah ikatan persaudaraan,” ungkap Kepala SMAK Frateran Surabaya Fr Wilhelmus S. Sura, S.Pd, MM.

Dalam upaya mewujudkan visi sekolah, yakni terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, berkarakter, dan bersinergi, SMAK Frateran Surabaya rutin menggelar kegiatan Grand Camp di Wonosalam Training Center.

Kegiatan Grand Camp di Wonosalam Training Center digelar SMAK Frateran Surabaya pada 23-25 Oktober 2024 bertujuan mewujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, berkarakter, dan bersinergi.
Kegiatan yang berlangsung 23-25 Oktober itu melibatkan seluruh siswa dan menjadi wadah bagi mereka untuk mengasah keterampilan kepemimpinan, kerja sama tim, dan membangun karakter.

‘’Dengan kegiatan ini anak-anak selalu berpikir dalam tindakan. Mereka punya tanggung jawab kerja, disiplin, dan kerja sama. Sehingga ke depan mereka menjadi manusia yang punya daya juang dan humanis,” harap Fr Wilhelmus. Ia ingin siswa SMAK Frateran Surabaya menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki karakter yang kuat.

Hal itu senada dengan cerita Ketua OSIS SMAK Frateran Surabaya Steven Liu. Ia mengaku Grand Camp menjadi salah memorable moment selama bersekolah. Apalagi kelasnya menjadi kelompok terbaik dalam kompetisi Puisi Berantai. Steven mengungkapkan, ada 7 siswa di kelasnya yang memegang jabatan ketua dalam berbagai organisasi dalam sekolah.

‘’Tapi di saat yang sama, ketua-ketua ini harus mampu menekan egonya untuk mengikuti instruksi dari ketua tim. Walau banyak pemikiran tapi kami harus berembuk dan bernegosiasi. Itu mungkin yang membawa kami jadi juara,” terang Steven. Ditambah lagi kegiatan Night Adventure yang mengharuskan siswa mampu lebih kompak dan saling percaya satu sama lainnya.

Kegiatan Grand Camp di Wonosalam Training Center digelar SMAK Frateran pada 23-25 Oktober 2024 bertujuan mewujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, berkarakter, dan bersinergi. (Istimewa).
Grand Camp terbukti ini bukan hanya sekedar kegiatan empat tahunan. Melainkan menjadi langkah sekolah mengimplementasikan nilai-nilai kebangsaan.

Melalui kegiatan itu, siswa diajak untuk belajar hidup mandiri, berkolaborasi, dan bertanggung jawab. Ini sejalan dengan semangat Sumpah Pemuda, di mana para pemuda Indonesia bersatu padu untuk mencapai cita-cita bangsa.

Kegiatan ekstrakurikuler di SMAK Frateran Surabaya juga dirancang untuk mendukung pengembangan karakter dan keterampilan siswa. Mulai dari kegiatan olahraga, seni, hingga organisasi kesiswaan, semua kegiatan ini bertujuan untuk mewadahi potensi siswa. Terbukti, dalam 3 bulan terakhir tercatat ada 18 prestasi yang berhasil diboyong siswa.

Kegiatan Grand Camp di Wonosalam Training Center digelar SMAK Frateran Surabaya pada 23-25 Oktober 2024 bertujuan mewujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, berkarakter, dan bersinergi.
Salah satunya oleh Thierry Tirta Wijaya bersama tim esport Sudah Siap. Mereka berhasil menjuarai SMA Awards 2024 pada bidang e-sport. Ia bahkan menginisiasi ekstrakurikuler esport sejak masih duduk di kelas XI. Membayar lunas mindset negatif tentang game dengan banyak prestasi.

‘’Kalau sejak tahun lalu kami sudah 14 kali juara 1, 2, dan 3. Kalau esport kita butuh skill, komunikasi, kerjasama, percaya dengan teman sendiri dan konsistensi. Saya sendiri sudah main game sejak kelas 5 SD dan berniat tetap menggeluti esport selepas SMA,” ceritanya.

Waka Kesiswaan SMAK Frateran Surabaya Bernadita Widi Krismantari terbuka dengan kebutuhan siswa. Sekolah siap mewadahi dan memberi dukungan. Bagi tim esport, sekolah bahkan bekerjasama dengan pihak kampus untuk pembinaan. Selain esport, ekstrakurikuler unik lain yang dimiliki adalah Fratz Cooking untuk mengasah keterampilan memasak.

Dengan berbagai program yang telah dilaksanakan, SMAK Frateran Surabaya telah berhasil mencetak lulusan yang berkualitas dan memiliki kontribusi positif bagi masyarakat.

Sekolah itu tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga menjadi rumah bagi para siswa untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang utuh. (jpc/thi/dek)

  • Bagikan