SAR Gabungan Fokus Sisir Desa Terdampak

  • Bagikan
Andriko Noto Susanto

Pemprov NTT Kirim 5 Ton Beras

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Tim SAR gabungan melanjutkan operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) pada hari kedua setelah erupsi gunung Lewotobi Laki-laki. Operasi difokuskan pada penyisiran di beberapa desa terdampak untuk memastikan kondisi masyarakat dan melakukan evakuasi jika diperlukan.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan, Supriyanto Ridwan yang bertindak sebagai Koordinator Misi SAR (SMC) mengatakan, penyisiran dilakukan di Desa Hokeng Jaya, Desa Boru dan Desa Klatanlo Kecamatan Wulanggitang.

"Kami melakukan penyisiran di desa-desa yang terdampak erupsi untuk memastikan ada atau tidaknya korban yang mungkin tertimbun di bawah reruntuhan bangunan dan memeriksa permintaan evakuasi dari warga setempat," jelas Ridwan, Selasa (5/11).

Dalam upaya tersebut, tim SAR juga mengoperasikan drone untuk membantu pemantauan kondisi wilayah dari udara, mengingat medan yang sulit diakses.

"Penyisiran berlangsung sejak pagi hingga sore hari. Hasilnya, sejauh ini belum ditemukan tambahan korban jiwa. Jumlah korban akibat erupsi masih sama, yaitu sembilan orang meninggal dunia, sementara satu korban, Alfonsus (Andi), masih menjalani perawatan intensif di RSUD Larantuka," tambah Ridwan.

Ia menyebut, sesuai hasil koordinasi dengan BPBD Flores Timur menunjukkan data total pengungsi mencapai 1.772 orang yang tersebar di tiga desa.

Pengungsi tersebut berasal dari Desa Bokang Wulumatang sebanyak 673 orang, Desa Konga 787 orang dan Desa Lewolaga 312 orang. Para pengungsi saat ini ditempatkan di posko-posko evakuasi yang disediakan oleh BPBD setempat.

Operasi SAR akan terus dilanjutkan hingga situasi benar-benar aman dan seluruh warga terdampak bisa dipastikan mendapat penanganan.

“Tim SAR gabungan dan BPBD Flores Timur terus berkoordinasi untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi serta memantau aktivitas vulkanik yang masih berpotensi mengancam wilayah sekitar,” pungkasnya.

Sementara itu, Penjabat Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto menyebut, selain korban luka-luka, terdapat 10 korban jiwa yang terdiri dari empat laki-laki dan enam perempuan. Kemudian korban luka-luka sebanyak 59 orang yaitu dari berbagai desa, meliputi Desa Dulipali, Klatanlo dan Desa Hokeng Jaya yang dirawat di Puskesmas Boru dan Puskesmas Lewolaga serta yang dirujuk ke RSUD dr Hendrikus Fernandez Larantuka ada satu orang.

Ia membeberkan, adapun fasilitas yang rusak adalah 18 unit TK/PAUD, satu unit sekolah dasar (SD), SMP tiga unit dan SMK/SMA tiga unit. Sedangkan, hunian masyarakat yang tersebar di delapan desa sekitar 2.384 unit. Fasilitas umum lainnya yang juga terdampak berupa asrama tiga unit, biara tiga unit, kapela tiga unit, gedung koperasi dua unit, bank dua unit yaitu BRI dan Bank NTT, kantor Pos Indonesia satu unit, koramil dan polsek.

Menurut dia, tiga kecamatan yang terdampak erupsi meliputi Kecamatan Wulanggitang, Ile Bura dan Titehena. Dia menyebut, para pengungsi ditampung pada tiga posko utama.

"Dari Nobo, Klantalo, Dulipali, Hokeng Jaya, Boru, Boru Kedang, Nawokote dan Bolilera, sebanyak 1.944 jiwa," katanya.

Dia mengatakan, tiga posko utama yakni adalah posko Desa Lewolaga 647 jiwa, Kokang 510 orang dan Konga 787 orang. Sementara terdapat warga lainnya yang tersebar di Kabupaten Sikka dan permukiman lainnya.

Ia juga menyebut, Pemkab Flotim telah menetapkan status tanggap darurat selama 58 hari untuk menangani bencana erupsi Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flotim berdasarkan surat keputusan Penjabat Bupati Flores Timur nomor BPBD 300.0.5/2024/Pit.KL/XI/2024.

"Tentang penetapan status tanggap darurat bencana alam erupsi gunung merapi Ile Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang Kabupaten Flores Timur," kata Andriko Susanto di Kupang.

Masa tanggap darurat terhitung sejak tanggal 4 November hingga 31 Desember 2024. Dengan penetapan itu, maka ada kolaborasi penanganan dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten. Nantinya intervensi anggaran akan menggunakan pos anggaran di pemerintah.

Menurut Andriko, masa tanggap darurat tiga bulan sangat penting. Sebab, akan menjadi bagian penting dalam penanggulangan. Kemungkinan perpanjangan masa tanggap darurat bisa dilakukan jika penanganan masih dibutuhkan.

Andriko Susanto juga menyampaikan total ada 10 korban jiwa dengan rincian empat laki-laki dan enam perempuan. Semua korban telah teridentifikasi oleh tim yang melakukan penanggulangan di lokasi kejadian.

Andriko meminta masyarakat yang masih berada di sekitar gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur untuk segera mengosongkan kawasan tersebut.

"Kami mengimbau masyarakat dalam radius tujuh kilometer harus keluar dari situ," kata dia.

Menurutnya, laporan yang diterima dari petugas pemantau gunung Ile Lewotobi Laki-laki, masih terdapat getaran-getaran kecil. Sehingga, masyarakat diharapkan agar bisa mengungsi ke titik yang ditentukan guna menghindari kejadian yang tidak diinginkan.

Andriko memastikan bantuan dari pemerintah dilakukan. Pemprov NTT sudah menyalurkan beras bantuan sebanyak 5 ton. Selain beras, dengan penetapan status tanggap darurat, maka logistik lainnya juga akan diberikan, terutama kebutuhan dasar masyarakat setempat.

Rencananya, pemerintah pusat lewat BNPB dan Kementerian Sosial juga akan bergerak ke lokasi bencana. Status tanggap darurat kata dia, akan menjadi dasar untuk bekerja sama dalam penanganan korban di lokasi bencana.

Selain pemerintah, Andriko menginformasikan, dukungan juga datang dari anggota legislatif di provinsi. Kebutuhan lainnya, juga termasuk dengan air bersih. (cr6/ays/dek)

  • Bagikan